Bank Mega Untung Namun Garuda Rugi, Apa Dampaknya ke Kekayaan Chairul Tanjung?
Nilai kapitalisasi pasar saham MEGA melonjak jadi Rp19,3 triliun dari sebelumnya Rp1,09 triliun
Nilai kapitalisasi pasar saham MEGA melonjak jadi Rp19,3 triliun dari sebelumnya Rp1,09 triliun
Bareksa.com – Konglomerat Chairul Tanjung memiliki saham di dua perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia. Selama lima tahun terakhir, dari dua perusahaan tersebut, ada yang memberikan keuntungan hingga Rp4,8 triliun, namun ada yang merugi Rp2,3 triliun.
Dua perusahaan yang sahamnya dimiliki Chairul Tanjung adalah PT Bank Mega Tbk (MEGA) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
Dalam lima tahun terakhir, harga saham MEGA melonjak 76,33 persen, sementara dalam periode yang sama harga saham GIAA anjlok 52,62 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Kinerja Saham MEGA dan GIAA (2013-2018)
Sumber: Bareksa.com
Nilai Kapitalisasi Pasar
Naiknya harga saham MEGA mendorong nilai kapitalisasi pasar (market cap). Per 11 Februari 2018, nilai kapitalisasi pasar saham MEGA melompat hampir 19 kali lipat menjadi Rp19,3 triliun dari sebelumnya Rp1,09 triliun pada 11 Februari 2013.
Dengan porsi kepemilikan PT Mega Corpora sebesar 58,01 persen, maka kini nilai kapitalisasi pasar saham perusahaan Chairul Tanjung terhadap Bank Mega jadi Rp11,16 triliun dari sebelumnya Rp6,3 triliun.
Berarti dari saham Bank MEGA, potensi keuntungan yang berhasil dikantongi mencapai Rp4,83 triliun
Berbeda dengan MEGA, saham GIAA yang anjlok ikut mengurangi nilai kapitalisasi perusahaan. Kini kapitalisasi GIAA hanya tersisa Rp8 triliun dari sebelumnya Rp17 triliun.
Adapun porsi kepemilikan saham Chairul Tanjung, melalui PT Trans Airways sebesar 25,6 persen. Sehingga kepemilikan perusahaan Chairul Tanjung terhadap saham GIAA kini tersisa Rp2,05 triliun dari sebelumnya Rp4,36 triliun.
Dengan kata lain potensi kerugian Chairul Tanjung terhadap saham GIAA selama 5 tahun terakhir mencapai Rp2,3 triliun.
Market Cap Saham-Saham Chairul Tanjung
Sumber: Data diolah Bareksa
Jika digabungkan, kapitalisasi kedua perusahaan ini Rp13,2 triliun per 11 Februari 2018 dari sebelumnya Rp10,7 triliun pada lima tahun sebelumnya. Berarti, dalam lima tahun terakhir nilai kapitalisasi saham MEGA dan GIAA jika digabungkan masih bertambah Rp2,5 triliun.
Kapitalisasi Saham-Saham Chairul Tanjung
Sumber: Data diolah
Kinerja Keuangan
Dari sisi kinerja keuangan, hingga akhir 2017 MEGA membukukan laba bersih Rp1,3 triliun, atau tumbuh 13,6 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan laba tersebut antara lain ditopang pendapatan bunga dan pendapatan nonbunga. Dari sisi penyaluran kredit, total pinjaman yang diberikan mencapai Rp35,24 triliun, tumbuh 24,6 persen secara year on year (YoY).
Dana simpanan masyarakat yang dihimpun sebagai dana pihak ketiga mencapai Rp61,3 triliun, naik 20 persen. Kinerja penyaluran kredit dan dana pihak ketiga membuat jumlah aset secara keseluruhan juga naik 16,7 persen menjadi Rp82,28 triliun.
Sementara itu pada laporan keuangan terakhir GIAA yakni pada kuartal III 2017 perusahaan penerbangan pelat merah ini masih mencatatkan lonjakan rugi sebesar US$222 juta atau naik lima kali lipat jika dibandingkan periode sebelumnya US$44 juta.
Pendapatan Garuda Indonesia sejatinya naik menjadi US$3,11 miliar per 30 September 2017 dari US$2,86 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun beban usaha perseroan naik dari US$2,86 miliar menjadi US$3,23 miliar, atau melampaui nilai pendapatan. Akibatnya rugi GIAA membengkak.
Kini nilai kekayaan Chairul Tanjung menurut Forbes masih stabil. Tercatat hingga hari ini (Rabu, 24 Januari 2018) CT masih memiliki kekayaan sebesar US$3,6 miliar atau stabil dari posisi 29 November 2017. (Baca : Rugi Garuda di Kuartal III 2017 Bengkak 404,5 Persen jadi US$222 Juta, Kenapa?)
Menurut Forbes, Chairul Tanjung menjadi orang terkaya nomor tujuh di Indonesia, atau satu peringkat di bawah Boenjamin Setiawan US$3,65 miliar dan satu peringkat di atas Tahir dengan nilai kekayaan US$3,5 miliar. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.