Berita Hari Ini : AGRO Siap Akuisisi Bank Rp1 T, PADI Batal Akuisisi Muamalat
WSKT suntik dana WTR Rp1,2 T, AUTO jajaki komponen mobil listrik, BBCA siapkan Rp4,5 T untuk akuisisi
WSKT suntik dana WTR Rp1,2 T, AUTO jajaki komponen mobil listrik, BBCA siapkan Rp4,5 T untuk akuisisi
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 8 Februari 2018 :
PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO)
Rencana PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) untuk mencaplok dua bank kecil semakin benderang. Apalagi, induk perusahaan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sudah menginstruksikan anak usahanya ini untuk segera mengakuisisi dua bank kecil.
Promo Terbaru di Bareksa
BRI Agro menyebutkan total anggaran akuisisi dua bank tersebut mencapai Rp1 triliun. Dana untuk akuisisi ini diperoleh melalui skema penerbitan saham baru (right issue) pada semester II 2018, sekaligus guna menambah modal Rp1,9 triliun.
Dengan tambahan modal ini, modal inti akan bertambah menjadi Rp 5 triliun dan kami akan naik kelas ke BUKU III.
PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI)
Isu masuknya PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) ke dalam Bank Muamalat berakhir antiklimaks. PADI menyatakan berakhirnya perjanjian jual beli bersyarat atau conditional share subscription agreement (CSSA) menjadi alasan keduanya gagal bersatu.
Sesuai perjanjian, CSSA tersebut berakhir pada 31 Desember 2017. "Kami juga sudah dimintai konfirmasinya oleh Muamalat, CSSA berakhir, sehingga tidak lagi menjadi standby buyer Muamalat," ujar Direktur PADI Harry Danadjojo
Sebelumnya PADI disebut-sebut perlu menyiapkan dana Rp4,5 triliun sebagai standby buyer. Dana itu akan setara dengan 51 persen kepemilikan saham di Bank Muamalat.
PT Waskita Karya Tbk (WSKT)
PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan mengucurkan dana segar dari penerbitan obligasi kepada anak usaha, PT Waskita Toll Road senilai Rp1,2 triliun.
Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Shastia Hadiarti menjelaskan bahwa 35 persen dana dari penerbitan obligasi yang senilai Rp3,45 triliun akan digunakan untuk menambah modal PT Waskita Toll Road. Nantinya, entitas anak usaha tersebut akan melakukan pembangunan di ruas tol milik emiten berkode saham WSKT tersebut.
PT Astra Otoparts Tbk (AUTO)
Emiten produsen komponen otomotif PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) tengah menjajaki peluang produksi komponen khusus untuk kendaraan listrik, baik motor maupun mobil listrik. Meski permintaannya belum begitu besar, perseroan optimistis pasar electronic vehicle (EV) akan segera tumbuh.
Kini AUTO sedang melakukan komunikasi dengan pihak luar dan mengidentifikasi produk yang prospektif untuk diproduksi. Kendati demikian, manajemen Astra Otoparts belum dapat mengemukakan dengan negara mana penjajakan itu sedang berlangsung.
Untuk dapat melakukan berbagai riset, Astra Otoparts juga telah mengalokasikan dana belanja modal (capex) pada tahun ini, khusus untuk pengembangan produk komponen kendaraan listrik. Meski demikian, nilainya masih tergolong kecil dengan besaran kurang dari 10 persen dari total capex perseroan tahun ini yang sekitar Rp2 triliun.
PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)
PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) menargetkan proses akuisisi dua perusahaan bisa rampung bulan ini. Saat ini perusahaan tengah mengawal proses tersebut. Apabila proses akuisisi ini rampung, maka produksi produk tekstil SRIL bisa meningkat.
Welly Salam, Sekretaris Perusahaan SRIL, menyatakan proses formal masih terus belanjut. Saat ini, proses akuisisi tersebut masih menunggu dari instansi terkait, antara lain Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). “Target bulan ini (rampung),” kata Welly.
Langkah akuisisi SRIL ini menyusul pengumpulan dana lewat private placement dan penerbitan medium term notes (MTN). Sritex menyelesaikan private placement dengan pencapaian dana segar Rp658 miliar, dan sebelumnya pada pertengahan Desember 2017 SRIL telah menerbitkan MTN US$10 juta. MTN ini merupakan bagian dari penerbitan MTN dengan total nilai US$80 juta.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Tahun ini, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali menghidupkan rencana ekspansi anorganik. Bank yang terafiliasi dengan Grup Djarum ini mematangkan niatnya mengakuisisi dua bank kecil.
Meski belum menyebutkan bank mana yang menjadi sasaran, BBCA sudah menyiapkan pendanaan akuisisi tersebut. "Sementara kami anggarkan senilai Rp4,5 triliun. Dana tersebut termasuk untuk kebutuhan delapan anak usaha," ungkap Jahja Setiaatmadja,, Presiden Direktur BCA. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.