Berita Hari ini : BMRI Cetak Laba Rp20,9 Triliun, SMBR Akuisisi Tambang Baru
MEGA bukukan laba Rp1,3 triliun, PLN terbitkan obligasi dan sukuk Rp3,23 triliun, WINS cari kontrak baru
MEGA bukukan laba Rp1,3 triliun, PLN terbitkan obligasi dan sukuk Rp3,23 triliun, WINS cari kontrak baru
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu, 7 Februari 2018 :
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) membukukan laba bersih Rp20,6 triliun pada akhir 2017 atau melonjak 49,5 persen secara year on year (yoy). Laba tersebut ditopang kenaikan pendapatan bunga bersih (NII) 0,6 persen menjadi Rp54,8 triliun dan peningkatan pendapatan atas jasa (fee based income) 16,4 persen menjadi Rp23,3 triliun. Pada 2017, BMRI membukukan nilai aset Rp1.124,7 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
Perseroan juga mencatat penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) Rp 13,3 triliun. Direktur Ritel Bank Mandiri Tardi mengatakan jumlah tersebut telah mencapai 102,6 persen dari target yang dipatok Rp13 triliun tahun lalu.
Secara kumulatif, hingga Desember 2017 Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 48,3 triliun kepada 995.352 debitur yang tersebar di seluruh Indonesia.
PT Semen Baturaha Tbk (SMBR)
PT Semen Baturaha Tbk (SMBR) tengah mempersiapkan rencana akuisisi tambang baru untuk menekan biaya energi yang menggerus keuntungan perusahaan pada 2017.
Direktur Utama SMBR, Rahmad Pribadi, menjelaskan sepanjang tahun lalu kenaikan harga batu bara mencapai 50 persen. Padahal, komponen biaya pembelian batu bara mencapai 30 persen-40 persen dari pengeluaran perseroan.
Rahmad mengatakan kondisi tersebut memberikan efek domino terhadap biaya produksi. Karena itu, perseroan melakukan efisiensi dengan menggencarkan penghematan energi dengan penggunaan batu bara berkalori lebih rendah.
PT Bank Mega Tbk (MEGA)
PT Bank Mega Tbk (MEGA) mencatat laba bersih sepanjang 2017 sebesar Rp1,3 triliun. Jumlah itu naik 12,26 persen secara tahunan (yoy). Kostaman Thayib, Direktur Utama Bank Mega, mengatakan kenaikan laba ini didorong oleh pendapatan non bunga yang naik 25,66 persen yoy menjadi Rp2,1 triliun.
Pendapatan bunga bersih MEGA sepanjang 2017 didorong pertumbuhan kredit yang naik 24,56 persen yoy menjadi Rp35,2 triliun. Pertumbuhan kredit didorong sektor korporasi yang tumbuh 37,43 persen yoy menjadi Rp12,31 triliun. Seiring dengan pertumbuhan kredit, non performing loan (NPL) Bank Mega turun 3,44 persen ke level 2,01 persen yoy.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)
PT Perusahaan Listrik Negara menerbitkan obligasi dan sukuk ijarah berkelanjutan II PLN tahap III 2018 senilai Rp3,23 triliun.
Dalam laman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), disebutkan surat utang yang diterbitkan terdiri dari obligasi berkelanjutan II PLN tahap III 2018 dengan pokok obligasi senilai Rp2,53 triliun dan sukuk ijarah senilai Rp698,5 miliar.
Penerbitan emisi ini merupakan penawaran umum berkelanjutan dari obligasi berkelanjutan II PLN dengan target dana Rp8 triliun dan sukuk ijarah berkelanjutan II dengan sisa imbalan ijarah yang dihimpun Rp2 triliun.
PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS)
Emiten pelayaran nasional, PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) giat mengincar kontrak-kontrak baru pada awal tahun ini. Perusahaan mempersiapkan berbagai langkah pendanaan untuk mengokohkan kas perseroan sehingga siap menangkap peluang.
Awal pekan ini, emiten kapal pengangkut komoditas WINS menempuh private placement atau penerbitan saham baru tanpa HMETD sebanyak 200 juta lembar dengan target perolehan dana Rp70 miliar.
Investor Relation WINS, Pek Swan Layanto, menyampaikan seluruh saham baru tersebut langsung diserap oleh pemegang saham utama (major shareholder) perseroan yaitu PT Wintermarjaya Lestari.
Perseroan melalukan private placement untuk meningkatkan likuiditas internal sehingga siap untuk menangkap proyek pengangkutan minyak yang diprediksi akan kembali ramai pada tahun ini. Sebab harga minyak konsisten menunjukkan kenaikan.
PT Duta Intidaya Tbk (DAYA)
Emiten peritel, PT Duta Intidaya Tbk (DAYA) mencatatkan pertumbuhan pendapatan Rp391 miliar atau tumbuh 65 persen sepanjang tahun lalu.
Presiden Direktur Duta Intidaya, Lilis Mulyawati, mengatakan pertumbuhan penjualan pada tahun lalu meningkat tajam, dibandingkan dengan kinerja emiten peritel lainnya. Menurutnya, peningkatan tersebut sejalan dengan inovasi dan renovasi gerai-gerai. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.