NISP, BMRI, dan BBTN Cetak Laba Cemerlang di 2017, Apa Penyebabnya?
Bank OCBC NISP mencatat laba bersih 2017 sebesar Rp2,2 triliun, Bank Mandiri Rp20,01 triliun, BTN Rp3 triliun
Bank OCBC NISP mencatat laba bersih 2017 sebesar Rp2,2 triliun, Bank Mandiri Rp20,01 triliun, BTN Rp3 triliun
Bareksa.com - PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) mencatat perolehan laba bersih hingga akhir 2017 senilai Rp2,2 triliun. Nilai tersebut meningkat 22 persen dibandingkan perolehan pada 2016 yang sebesar Rp1,8 triliun. Perolehan laba tersebut berasal dari pendapatan bunga bersih Rp 6,03 triliun dan pendapatan operasional lainnnya Rp1,51 triliun.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja, mengungkapkan, pertumbuhan laba itu bukan merupakan hasil yang instan, melainkan kerja keras dari tahun-tahun sebelumnya. “Di tahun 2018 kami mengupayakan akselerasi pertumbuhan bisnis yang tetap selaras dan relevan dengan kebutuhan nasabah,”ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (31/1/2018). (Baca : Layanan Wealth Management Bank Ungkap Pergeseran Investasi Nasabah Kaya)
Pertumbuhan Bank OCBC NISP juga terjadi dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga yang naik 10 persen dari Rp103,6 triliun pada 2016 menjadi Rp113,4 triliun pada 2017. Pertumbuhan DPK mengkontribusi peningkatan aset Bank OCBC NISP sebesar 11 persen (yoy) menjadi Rp153,8 triliun dari sebelumnya Rp138,2 triliun pada 2016.
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut Parwati, Bank OCBC NISP menjalankan fungsi intermediasinya yang terlihat dari pertumbuhan kredit (gross) sebesar 14 persen (yoy) menjadi Rp106,3 triliun di 2017 dari sebelumnya Rp93,4 triliun pada 2016. (Lihat : 2018, Bank Kaji Pendanaan Non DPK)
Pertumbuhan kredit ini disalurkan dengan melakukan diversifikasi sektor usaha, besaran pinjaman dan jangka waktu. Berdasarkan penggunaannya, komposisi kredit yang disalurkan untuk modal kerja mencapai 45 persen, investasi 42 persen, dan konsumer 13 persen.
“Tahun ini kami juga fokus untuk menumbuhkan segmen ritel dan menjaga NPL tetap berada di bawah 2 persen,” ujarnya. (Baca : Laba Bank Kecil Menyusut, Laba Bank Besar Melesat 16-21 Persen pada Oktober 2017)
Laba Bank Mandiri
Tidak berbeda, bank milik pemerintah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga melaporkan kinerja cemerlang sepanjang 2017. Bank yang memiliki nilai aset terbesar di Indonesia itu, membukukan laba bersih (bank only) sebesar Rp20,01 triliun (unaudited) pada 2017. Nilai itu melonjak 53,09 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2016 yang sebesar Rp13,07 triliun. (Baca : BMRI dan BBRI Dongkrak Kinerja Lima Reksa Dana Saham Ini Cetak Return Tertinggi)
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menyatakan capaian tersebut didukung kenaikan pendapatan nonbunga dan pengendalian biaya operasional.
“Pendapatan berbasis komisi (fee based income) naik 14,72 persen menjadi Rp21,05 triliun dari posisi akhir tahun sebelumnya Rp18,35 triliun,” kata Kartika dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu (31/01) seperti dikutip dari Bisnis.com. (Lihat : Saham BUMN di Tiga Sektor Berpotensi Bukukan Kinerja Positif Tahun Ini)
Menurut Kartika, meskipun pendapatan nonbunga naik, namun pendapatan bunga perseroan justru menurun. Total pendapatan bunga bersih atau net interest income BMRI 2017 turun 1,7 persen menjadi Rp44,89 triliun di 2017, dari sebelumnya Rp45,67 triliun di 2016. Adapun posisi rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Mandiri naik tipis 0,3 persen menjadi 21,7 persen. (Baca : Tiga Saham Bank Ini Banyak Diborong Asing Topang IHSG)
Laba BBTN
Kinerja memuaskan juga dilaporkan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Bank pelat merah yang berfokus di segmen kredit pemilikan rumah tersebut mencetak realisasi laba (sebelum diaudit) sepanjang 2017 senilai Rp 3 triliun. Nilai itu naik 15,4 persen secara tahunan dibandingkan 2016. (Lihat : BTN Resmikan Mantan Dirut PTPN III Sebagai Direktur Baru)
Direktur Utama BTN, Maryono, menyatakan laba bersih perseroan salah satunya disumbang kenaikan pendapatan operasional 13,3 persen menjadi Rp21,6 triliun. "Sepanjang 2017, BTN menyalurkan kredit sebesar Rp198 triliun melonjak 21,01 persen," kata Maryono yang juga hadir dalam rapat dengar pendapat di Komisi VI DPR, seperti dikutip, Kontan.co.id. (Baca : 41 Tahun, BTN Telah Salurkan KPR Rp230 Triliun)
Dari sisi kualitas kredit, sepanjang 2017, rasio kredit bermasalah (NPL) BTN sebesar 2,6 persen di 2017 membaik dari 2,84 persen di 2016. Dari kenaikan kinerja ini, BTN mencatat total aset sepanjang 2017 senilai Rp261,5 triliun atau melonjak 22,1 persen secara year on year. (K09/AM) (Baca : Saham Sektor Keuangan Jadi Primadona Tahun 2017, Ini Analisisnya)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.