Obligasi Makin Marak, Tiga BUMN akan Terbitkan Surat Utang Rp5 Triliun
Tiga BUMN tersebut adalah PT Barata Indonesia, PT Pindad dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
Tiga BUMN tersebut adalah PT Barata Indonesia, PT Pindad dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
Bareksa.com – Sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) bakal kembali marak menerbitkan obligasi sepanjang 2018. Sebanyak tiga BUMN baru dikabarkan bakal menerbitkan surat utang lagi tahun ini senilai hingga Rp5 triliun.
Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno mengungkapkan, tiga BUMN di bawah pengawasannya berencana menerbitkan surat utang senilai Rp4-5 triliun pada 2018. Tiga BUMN tersebut adalah PT Barata Indonesia, PT Pindad dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
“Bentuknya bisa berupa obligasi maupun medium term notes (MTN),” jelas Harry di Jakarta, Senin, 29 Januari 2018.
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut Harry, sejauh ini baru tiga perusahaan tersebut di bawah pengawasannya yang bakal menerbitkan obligasi. Dia mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut mencari dana di luar perbankan.
Direktur Utama Bukit Asam, Arviyan Arifin menuturkan bahwa perseroan mempertimbangkan menerbitkan surat utang tahun ini. Dia belum mau mengungkpkan rencana dan waktu emisi surat utang tersebut akan terlaksana.
Tahun ini, Bukit Asam menganggarkan belanja modal (capital expenditure/ capex) sebesar Rp6,5 triliun. Perseroan akan menggunakan sebagian besar capex-nya untuk mengerjakan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Sumsel 8.
Sebelum menerbitkan obligasi, Bukti Asam akan memperhitungkan kemampuan ekuitas terlebih dahulu. Saat ini Bukit Asam memiliki kas internal berkisar antara Rp5-6 triliun.
Di samping itu, sebelum menerbitkan obligasi perseroan akan melihat perkembangan pembangunan proyeknya. Dia tidak ingin setelah menerbitkan obligasi, dana tersebut tidak dapat digunakan sehingga malah akan menjadi biaya (cost).
Bukit Asam mengaku masih memiliki ruang cukup besar untuk menggalang dana eksternal. Hal itu mengacu pada batasan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/ DER) sebesar 3 kali.
“Kita punya cash sekitar Rp5-6 triliun, kita bisa fund raising tiga kalinya hingga sebesar Rp18 triliun,” tutur dia.
Dia memastikan bahwa Bukit Asam akan mencari pinjaman tahun ini. Akan tetapi, belum bisa dipastikan skemanya antara pinjaman perbankan dan penerbitan surat utang.
Berdasarkan catatan Bareksa, setidaknya terdapat 13 BUMN yang masih memiliki fasilitas PUB maupun yang telah menyatakan bakal menerbitkan obligasi di pasar domestik tahun ini. Dari 13 BUMN tersebut, delapan di antaranya sudah merencanakan untuk menerbitkan obligasi setidaknya Rp28 triliun.
Global Bond
Selain itu, dua perusahaan pelabuhan, yakni PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) dan PT Pelabuhan Indonesia IV (Pelindo IV) bakal menggalang dana dengan menerbitkan obligasi. Rencananya, Pelindo III akan menerbitkan obligasi global (global bond) hingga senilai Rp5 triliun dan Pelindo IV akan menerbitkan obligasi domestik.
Deputi Bidang Usaha Konstruksi, Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN, Ahmad Bambang mengatakan, Pelindo III membutuhkan dana sekitar Rp5 triliun untuk investasi. Perseroan memilih untuk menerbitkan global bond karena perkiraan tenor surat utangnya sekitar 3-5 tahun.
“Dan kebanyakan penerimaan Pelindo III berupa dolar Amerika Serikat (AS),” ujarnya. Rencananya Pelindo III akan menerbitkan global bond semester I tahun ini.
Bambang mengatakan bahwa persereroan bakal menggunakan dana tersebut untuk pengembangan pelabuhan. Rencananya, ada pemindahan pelabuhan dari Semarang ke Tegal.
Sedangkan Pelindo IV masih mengkaji nilai emisi penerbitan oligasinya. Pelindo IV akan menerbitkan obligasi usai Pelindo III menerbitkan global bond.
Sejumlah perusahaan konstruksi juga memilih opsi penerbitan obligasi global berdenominasi rupiah (Komodo Bond). Selain PT Jasa Marga Tbk (JSMR) yang menerbitkan senilai Rp4 triliun, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sudah mencatatkan Komodo Bond senilai Rp5,4 triliun di London Stock Exchange. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.