Daya Beli Membaik, Bahana Proyeksi Prospek Saham Konsumer Positif Tahun Depan
Kenaikan subsidi akan meningkatkan daya beli sekitar 8 persen
Kenaikan subsidi akan meningkatkan daya beli sekitar 8 persen
Bareksa.com - Sebelum mengakhiri tahun 2017, gejala penguatan daya beli masyarakat khususnya kelas menengah ke bawah semakin terlihat jelas setelah sepanjang tahun ini mengalami stagnasi bahkan pelemahan.
Kebijakan moneter yang telah dimulai sejak tahun ini dan kebijakan pemerintah untuk tahun mendatang akan mampu menopang penguatan daya beli masyarakat, yang pada akhirnya bakal berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. (Baca : Bahana Prediksi Sektor Properti Menguat Jelang Pemilu)
Menurut Bahana Sekuritas ada beberapa faktor pendukung penguatan daya beli masyarakat untuk tahun depan. Dalam anggaran 2018, pemerintah akan meningkatkan jumlah rumah tangga yang menerima subsidi dari yang ditargetkan sekitar 1,4 juta rumah tangga penerimaan subsidi pada akhir tahun ini, menjadi sekitar 10 juta rumah tangga. Pemerintah mengalokasikan kenaikan anggaran bantuan sosial sekitar 33 persen secara tahunan.
Promo Terbaru di Bareksa
''Kenaikan subsidi ini akan meningkatkan daya beli sekitar 8 persen untuk setiap rumah tangga setiap bulan,'' kata Analis Bahana, Michael Setjoadi dalam keterangan tertulis, Ahad, 17 Desember 2017.
''Selama dua tahun mendatang akan ada Pilkada dan Pilpres, tentunya uang yang beredar dimasyarakat akan meningkat cukup besar seperti yang telah terjadi di masa lalu, pada akhirnya hal ini akan berdampak positif bagi sektor konsumer,'' papar Michael. (Lihat : Indofood Raih Pendapatan Rp53,12 Triliun, ICBP Tumbuh 3,6%)
Pemberian Subsidi
Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah memberikan subsidi untuk meningkatkan daya beli masyarakat dengan menggunakan tiga kartu, dengan peruntukan berbeda. Yakni kartu keluarga sejahtera yang diperuntukan untuk menolong keluarga kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan pokok seperti pembelian beras, minyak, gula dan kebutuhan pokok lainnya.
Kemudian Kartu Indonesia Pintar, untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak sekolah dan Kartu Indonesia Sehat, untuk membantu pengobatan masyarakat bawah. (Baca : Dijual Indofood, China Minzhong Catat Penurunan Kinerja Sejak Akuisisi)
Bila pada awal tahun ini pemerintah cukup gencar memotong subsidi listrik bagi kelompok bawah dan juga membatasi ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) subsidi, maka tahun depan, pemerintah berencana menaikkan jumlah keluarga penerimaan subsidi 900 VA dari 2,4 juta keluarga menjadi 6,5 juta keluarga.
Sedangkan untuk harga BBM subsidi, hingga saat ini Bahana meyakini pemerintah belum akan menaikkan harga BBM subsidi sepanjang 2018. Meski tren kenaikan harga minyak di pasar global meningkat.
Sebab berdasarkan data hingga semester I 2017, pengguna BBM Premium turun menjadi 36 persen dari total penjualan Pertamina, dibandingkan periode yang sama tahun lalu pengguna premium mencapai 73 persen. Sedangkan pengguna BBM Pertalite naik menjadi 45 persen dari periode yang sama tahun lalu 14 persen. (Lihat : Penjualan Ritel Agustus Tumbuh 2,2 Persen, Bagaimana Prospek Saham Peritel?)
Pembangunan Infrastruktur
Pemerintah juga akan melanjutkan pembangunan infrastruktur yang pada akhirnya akan memberi dampak bagi penyediaan lapangan kerja. Kenaikan harga komoditas dunia yang semakin stabil akan memberi dampak lanjutan bagi tingkat konsumsi masyarakat.
''Biasanya ada lag satu tahun dari kenaikan harga komoditas dunia terhadap tingkat konsumsi masyarakat,'' papar Michael.
Michael menyatakan pada akhir kuartal III tahun ini, sudah mulai terlihat kenaikan tingkat konsumsi masyarakat dan ini bakal berlanjut hingga tahun depan. Tahun depan juga akan ada kenaikan upah minimum regional yang diperkirakan secara rata-rata naik 8,7 persen.
Berbagai faktor tersebut mendorong anak usaha Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) ini menaikkan prospek saham konsumer ke overweight dari sebelumnya neutral karena tahun depan menjadi momentum perbaikan daya beli bagi kelompok kelas menengah-bawah. Meskipun masih ada risiko pelemahan untuk sektor retail modern yang belakangan menutup gerai di Indonesia. (Baca : Harga Saham LPPF Terus Merosot Hanya Tersisa 52 Persen, Apa Saja Penyebabnya?)
Prospek Tiga Saham Konsumer
Bahana memberi rekomendasi beli dan menyukai prospek tiga saham konsumer yang berhubungan dengan kebutuhan masyarakat menengah ke bawah seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dengan target harga Rp10.600 per saham, saham PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS) dengan target harga Rp1.430 per saham, serta saham PT Matahari Department Store (LPPF) dengan target harga Rp12.800 per saham. (Baca : Dua Gerai Matahari akan Ditutup, Saham LPPF Justru Melesat. Apa Penyebabnya?)
''Matahari banyak memiliki gerai di luar Jawa yang akan diuntungkan dengan kenaikan harga komoditas global, sehingga saat penjualan di Jawa menurun, masih mampu ditutupi oleh penjualan dari luar Jawa,'' ungkap Michael.
''Segmen market Ramayana adalah masyarakat menengah - bawah yang bakal akan mengalami pemulihan daya beli kedepannya," katanya. (Lihat : Ini Alasan Bahana Sekuritas Simpulkan Daya Beli Masyarakat Mulai Membaik)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.