BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

BI Targetkan Ekonomi di 2018 Tumbuh 5,5 Persen, 2017 Tumbuh 5,05 Persen

29 Desember 2017
Tags:
BI Targetkan Ekonomi di 2018 Tumbuh 5,5 Persen, 2017 Tumbuh 5,05 Persen
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kedua kiri) bersama Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara (kedua kanan), Deputi Gubernur Bank Indonesia Erwin Rijanto (kanan) dan Perry Warjiyo (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan saat konferensi pers akhir tahun Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (28/12). (ANTARA FOTO/Rivan Awal )

Pada 2022, ekonomi Indonesia diprediksi bisa tumbuh 5,8-6,2 persen

Bareksa.com - Bank Indonesia (BI) menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2018 sebesar 5,5 persen, dan pada 2017 berada di angka 5,05 persen. Gubernur BI Agus D.W Martowardojo, mengungkapkan pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat secara gradual. "Pada 2022, kami harapkan bisa berada di angka 5,8-6,2 persen,"terang dia di Jakarta, Kamis (28/12).

Selain pertumbuhan ekonomi yang meningkat, tingkat inflasi menurut Agus juga akan menurun. Dia menargetkan, pada 2022, tingkat inflasi akan berada di angka lebih rendah dari plus minus 3 persen. Sedangkan pada 2017, tingkat inflasi berada di angka 3-3,5 persen dan pada 2018 di angka plus minus 3,5 persen.

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, kata Agus, pemerintah juga harus menghadapi tantangan yang berasal dari global dan domestik. Dari sisi global, kata dia, perekonomian global masih harus menghadapi normalisasi kebijakan moneter di negara maju, terutama kenaikan Fed Fund Rate (FFR) dan pengurangan aset negara The Fed yang telah dimulai pada Oktober 2017.

Promo Terbaru di Bareksa

Selain itu juga adanya risiko geopolitik di kawasan Semenanjung Eropa dan Timur Tengah, serta adanya gejala proteksionisme di sejumlah negara dan pemulihan ekonomi global yang tidak sekuat perkiraan.

“Dari sistem keuangan global, juga terdapat risiko peningkatan kerentanan sistem keuangan global yang ditandai dengan peningkatan harga aset pasar keuangan secara signifikan serta kenaikan debt service ratio korporasi non keuangan,” terang dia.

Faktor Domestik

Sementara itu dari sisi domestik, kata Agus, peran konsumsi rumah tangga masih terbatas terhadap perekonomian. “Pemulihan ekspor juga belum merata ditambah pula pertumbuhan kredit yang belum sepenuhnya pulih,” papar dia.

Namun tantangan tersebut bisa dihadapi seiring dengan adanya reformasi secara struktural, termasuk di dalamnya reformasi infrastruktur, sumber daya manusia dan inovasi. Adapun yang termasuk dalam reformasi infrastruktur adalah kualitas jalan, pelabuhan, transportasi udara yang baik. Sedangkan reformasi sumber daya manusia adalah adanya pendidikan yang tersedia mulai dari pendidikan dasar hingga yang berbasis riset dan pengembangan.

“Kalau untuk reformasi infrastruktur sudah berjalan, tinggal diikuti reformasi di bidang sumber daya manusia sehingga pertumbuhan ekonomi bisa mengikuti base line tadi,” ungkapnya. (K09/AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua