Reksa Dana Sepekan : Fed Rate Naik, Reksa Dana Kompak Cetak Return Positif
Cukup besarnya kontribusi investor domestik berhasil menopang laju IHSG bertahan di level cukup tinggi
Cukup besarnya kontribusi investor domestik berhasil menopang laju IHSG bertahan di level cukup tinggi
Bareksa.com – Pasar saham ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan lalu (Jumat, 15 Desember 2017). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,09 persen ke level 6.119,42.
Penguatan tersebut melanjutkan kenaikan pada hari perdagangan sebelumnya (Kamis, 14 Desember 2017). Pada perdagangan Kamis, IHSG melonjak 0,98 persen menembus level 6.100 dan sekaligus mencatatkan rekor tertinggi baru sepanjang masa (all time high).
Dalam sepekan, IHSG naik 1,47 persen. IHSG berhasil bergerak keluar dari fase konsolidasi jangka pendeknya sejak akhir bulan lalu, di range 5.952-6.058. Penguatan IHSG disebabkan adanya respons positif pelaku pasar atas kepastian kebijakan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (Fed Rate).
Promo Terbaru di Bareksa
Hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu malam (13 Desember 2017) memutuskan The Fed kembali menaikkan tingkat suku bunga acuannya menjadi 1,5 persen, dari sebelumnya di 1,25 persen. Kenaikan itu sesuai ekspektasi pelaku pasar, sehingga pasar merespons positif keputusan tersebut. (Baca : Fed Rate Naik, Ini Top 5 Reksa Dana Saham dengan Return Tertinggi Sebulan)
Pasca keputusan The Fed, nilai tukar rupiah bergerak menguat. Di pasar spot, rupiah terapresiasi 0,1 persen pada perdagangan Kamis. Rupiah kembali menguat dan ditutup di level Rp13.570 per dolar AS pada perdagangan Jumat, 15 Desember 2017.
Meski begitu, aksi jual investor asing masih terus berlanjut. Dalam sepekan, investor asing mencatatkan penjualan bersih Rp2,34 triliun di seluruh pasar. Adanya rebalancing indeks FTSE membuat beberapa saham mengalami pengurangan bobot (underweight) sehingga mendorong investor asing melakukan aksi profit taking guna menyesuaikan pembobotan yang terbaru.
Akuntinu Mandhanny, Fund Manager PT Mandiri Manajemen Investasi, mengatakan pasar saham masih dapat bertahan di level tinggi meskipun investor asing melakukan penjualan. (Lihat : PBOC Naikkan Suku Bunga Menyusul Kenaikan Fed Rate, Bagaimana dengan BI?)
“Cukup besarnya kontribusi investor domestik berhasil menopang laju IHSG bertahan di level cukup tinggi," katanya dalam acara Bareksa Fund Academy di Jakarta, pada Jumat malam, 15 Desember 2017.
Tak kalah menarik pada kinerja pasar obligasi. Pasca putusan naiknya suku bunga acuan The Fed, US Treasury Bond yield tenor 10 tahun turun cukup dalam, yakni 2,25 persen dalam sehari perdagangan pada Rabu, 13 Desember 2017.
Hal ini turut menekan yield (imbal hasil) obligasi pemerintah 10 tahun turun ke level 6,46 persen. Turunnya yield obligasi mencerminkan kenaikan harga-harga obligasi. Positifnya kinerja pasar obligasi tercermin pula dari pergerakan indeks obligasi konvensional, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) yang meningkat 0,26 persen dalam sepekan lalu (per 15 Desember 2017). (Baca : Jelang Putusan The Fed, Reksa Dana di Aplikasi DOKU Cetak Return Tertinggi)
Akuntinu mengatakan selain kenaikan Fed Rate yang sudah sesuai ekspektasi, kenaikan yg terjadi di pasar obligasi juga didorong oleh pandangan bahwa The Fed akan lebih dovish ke depannya. Pandangan itu pula yang mendasari pelaku pasar tidak fokus pada spread yield yang semakin tipis.
Pada pekan ini, dari pasar global, pelaku pasar akan mencermati rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) seperti :
Sumber : Forexfactory, diolah Bareksa
Data makroekonomi Negeri Abang Sam tersebut turut dinantikan pelaku pasar sebagai gambaran arah kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS) di tahun depan. Adapun rilis data GDP AS diperkirakan stabil di level 3,3 persen quartal on quartal. (Lihat : Jelang Rapat The Fed, Indonesia Masih Punya Potensi Gain Investasi di Tahun 2018)
Kinerja Reksa Dana
Ekonomi AS yang diperkirakan tumbuh stabil dan kondisi ekonomi dalam negeri yang masih cukup baik memberikan peluang bagi IHSG untuk tetap bertahan di atas level 6.000 dan hal ini dapat memberikan sentimen positif dalam menopang kinerja produk reksa dana.
Positifnya kinerja pasar saham dalam sepekan lalu mendorong reksa dana berbasis saham seperti reksa dana saham dan reksa dana campuran mencatatkan pertumbuhan return.
Indeks reksa dana saham tumbuh 1,45 persen dalam sepekan, begitupun indeks reksa dana campuran tumbuh 0,78 persen dalam sepekan per 15 Desember 2017. (Baca : INFOGRAFIK : Sekilas Pandangan Ekonomi Global versi Schroders)
Di sisi lain, positifnya kinerja pasar obligasi dalam sepekan lalu turut mendorong kinerja produk reksa dana berbasis obligasi seperti reksa dana pendapatan tetap.
Indeks reksa dana pendapatan tetap tumbuh 0,19 persen dalam sepekan. Begitupun indeks reksa dana pendapatan tetap syariah tumbuh 0,15 persen dalam sepekan per 15 Desember 2017.
Pada marketplace Bareksa, reksa dana berbasis saham maupun obligasi ini berhasil menorehkan pertumbuhan return yang menggiurkan. Lima besar reksa dana saham menghasilkan return tertinggi di kisaran 2,29 – 2,93 persen dalam sepekan perdagangan. (Lihat : Nada Hawkish Kenaikan Fed Rate, Return Reksa Dana DOKU Tetap Lampaui Benchmark)
Adapun lima besar reksa dana jenis campuran menorehkan pertumbuhan return tertinggi di kisaran 1,94 – 4,46 persen dalam sepekan. Tidak berbeda, lima besar reksa dana pendapatan tetap mencatatkan pertumbuhan return tertinggi di kisaran 0,29 – 0,46 persen dalam sepekan per 15 Desember 2017. (AM)
Daftar Lima Reksa Dana Saham Return Tertinggi dalam Sepekan
Sumber : Bareksa.com
Daftar Lima Reksa Dana Campuran Return Tertinggi dalam Sepekan
Sumber : Bareksa.com
Daftar Lima Reksa Dana Pendapatan Tetap Return Tertinggi dalam Sepekan
Sumber : Bareksa.com
**
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana..
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.