Berita Hari Ini : KAI Umumkan Kupon Obligasi Rp2 Triliun, BEKS Rugi Rp63 M
ADHI berencana memperbesar aset divisi usaha yang mengelola kawasan multiguna di sekitar stasiun LRT
ADHI berencana memperbesar aset divisi usaha yang mengelola kawasan multiguna di sekitar stasiun LRT
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia dan berita media hari ini, Kamis, 16 November 2017;
PT Kereta Api Indonesia
Teka-teki tingkat kupon Obligasi I Kereta Api Indonesia Tahun 2017 mulai terjawab. PT Kereta Api Indonesia (KAI) menetapkan kupon obligasi I sebesar 7,75 persen per tahun untuk seri A tenor 5 tahun dengan nilai emisi Rp1 triliun. Adapun tingkat kupon 8,25 persen berlaku untuk seri B dengan tenor 7 tahun dengan nilai emisi Rp1 triliun.
Dalam publikasinya di Kustodian Setral Efek Indonesia (KSEI), masa penawaran umum obligasi PT KAI tersebut tengah berlansung dan dibuka selama tiga hari yakni pada 14-16 November 2017. Adapun penjatahan akan dilakukan pada 17 November 2017 serta pencatatan di BEI pada 22 November 2017.
PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS)
BEKS mencatat rugi bersih sampai kuartal III 2017 sebesar Rp63 miliar. Rugi bersih ini membaik dari periode sama di 2016 yang sebesar Rp283 miliar.
Fahmi Bagus Mahesa, Direktur Utama Bank Banten bilang kerugian ini disebabkan karena masih adanya proses konsolidasi bank.
PT Adhi Karya Tbk (ADHI)
Korporasi konstruksi dan investasi milik negara, ADHI berencana memperbesar aset divisi usaha yang mengelola kawasan multiguna di sekitar stasiun kereta ringan (LRT) atau transit oriented development (TOD).
Direktur Adhi Karya, Budi Saddewa Soediro, mengatakan perseroan berencana melakukan pemisahan (spin off) divisi TOD tersebut menjadi anak perusahaan pada Januari 2018. Rencana itu sudah disetujui oleh dewan komisaris Adhi Karya.
Budi mengatakan pihaknya akan memperbesar aset calon anak usaha itu menjadi Rp3 triliun pada 2018 dibandingkan dengan Rp1,5 triliun pada saat ini. Aset itu diperbesar melalui pengalihan lahan yang akan dimiliki oleh Adhi Karya ke anak usaha itu.
PT Permata Prima Sakti Tbk (TKGA)
TKGA resmi terhapus dari daftar perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten ini resmi delisting lewat informasi yang diumumkan BEI dengan surat No: Peng-DEL-00006/BEI.PP2/11-2017.
Dalam keterbukaan informasi BEI, sebelum adanya keputusan tersebut, BEI sempat mengumumkan informasi mengenai emiten. Diantaranya melalui penghentian sementara perdagangan efek TKGA pada 30 Juni 2015, penghapusan pencatatan efek TKGA pada 18 Oktober 2017, dan terakhir pencabutan penghentian sementara perdagangan efek hanya di pasar negosisasi pada 18 Oktober 2017.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
Melihat masih besarnya potensi pertumbuhan kredit perumahan, penguasa pasar kredit pemilikan rumah (KPR), BBTN menyebut tengah mempertimbangkan opsi penurunan suku bunga KPR.
Direktur Utama BTN, Maryono, mengatakan pihaknya akan menurunkan suku bunga KPR non subsidi secara bertahap hingga 100 basis poin (bps) mulai awal 2018. Hal ini utamanya, didorong penurunan biaya dana alias cost of fund perseroan.
PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
Emiten properti, CTRA mencatatkan marketing sales senilai Rp6,2 triliun pada Oktober 2017, atau setara 73 persen dari target.
Bila dibandingkan dengan capaian marketing sales September 2017 yang sebesar Rp5,25 triliun, maka pada Oktober 2017, perseroan memperoleh tambahan Rp1 triliun.
"Pada Oktober 2017, penjualan sekitar Rp979 miliar. Sebagian besar adalah penjualan apartment bulk ke Ascott di Ciputra World Jakarta," ungkap Direktur Ciputra Development Harun Hajadi.
PT Indosat Tbk (ISAT)
ISAT membukukan laba usaha sebesar Rp3,83 triliun hingga kuartal III 2017. Laba usaha tersebut tumbuh tipis dari periode yang sama tahun lalu sebesar 5,6 persen.
Laba usaha tersebut bersumber dari pertumbuhan pendapatan serta didukung oleh implementasi program peningkatan efisiensi operasional. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.