BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Berita Hari Ini: BI Hitung Ulang Prediksi Pertumbuhan Ekonomi; PTBA Stock Split

Bareksa09 November 2017
Tags:
Berita Hari Ini: BI Hitung Ulang Prediksi Pertumbuhan Ekonomi; PTBA Stock Split
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara (kiri) dan Deputi Gubernur Perry Warjiyo (kanan) menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Selasa (22/8). BI akhirnya menurunkan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate ke level 4,5 persen. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

LPCK disetujui rights issue; SIDO tambah modal anak usaha; MRAT perkirakan pendapatan lebih rendah

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

Bank Indonesia

Bank sentral tengah melakukan hitung ulang prediksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2017. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2017 jauh di luar ekspektasi yakni hanya pada angka 5,06 persen. Namun bank sentral masih optimistis dan memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2017 akan jauh lebih baik dibandingkan dengan kuartal III/2017.

Promo Terbaru di Bareksa

Dalam hal ini, meskipun pertumbuhan PDB pada kuartal III/2017 jauh di bawah target, ada sejumlah komponen yang masih di atas target. Salah satu komponen tersebut adalah pertumbuhan investasi dan konsumsi pemerintah.

PT Bukit Asam (Persero) Tbk

Perusahaan tambang milik negara ini berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5 dalam waktu dekat. Stock split itu dilakukan dengan alasan likuiditas, apalagi perseroan menilai harga saham PTBA pada saat ini sudah cukup tinggi sehingga tidak likuid di pasar.

Dengan demikian, stock split ini diharapkan dapat membuat harga saham PTBA menjadi lebih terjangkau oleh investor kecil atau investor ritel. Tidak hanya itu, perseroan juga berharap adanya peningkatan jumlah saham dan peningkatan aktivitas perdagangan saham perusahaan. Dengan rencana stock split itu, jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh Bukit Asam akan bertambah menjadi 11,52 miliar lembar dibandingkan dengan 2,3 miliar lembar pada saat ini.

PT Lippo Cikarang Tbk

Emiten dengan kode saham LPCK ini telah mengantongi restu pemegang saham untuk melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Persetujuan tersebut dikantongi perseroan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).

Perseroan berencana menerbitkan saham baru sebanyak 300 juta saham dengan nilai nominal Rp500 per saham, meningkat dari rencana awal 258 juta saham. Perseroan belum menentukan harga pelaksanaan maupun target dana yang diharapkan dari aksi korporasi ini. Namun, bila tidak merealisasikan haknya, pemegang saham lama perseroan dapat terdilusi kepemilikan sahamnya hingga maksimum 30,12 persen.

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

Emiten dengan kode saham SIDO ini baru saja menyuntik dana segara kepada PT Berlico Mulia Farma, yang merupakan anak perusahaan. Melalui suntikan modal ini, maka komposisi penyertaan modal perseroan di dalam Berlico menjadi Rp81,99 miliar dari sebelumnya Rp17,19 miliar.

Dana yang digunakan untuk peningkatan modal pada Berlico berasal dari dana perseroan yang tidak digunakan sebagai modal kerja. Sehingga, tidak mengganggu kondisi keuangan perseroan secara berdiri sendiri. Peningkatan modal Berlico juga diharapkan dapat menciptakan posisi keuangan yang lebih baik dalam hal optimalisasi pemanfaatan dana.

PT Mustika Ratu Tbk

Perusahaan kosmetik ini memperkirakan pendapatan dapat mencapai Rp500 miliar, atau lebih rendah dari perkiraan awal Rp600 miliar pada akhir 2017. Per 30 September 2017, emiten berkode saham MRAT itu telah membukukan pendapatan sebesar Rp236,17 miliar, atau turun 9 persen dibandingkan dengan Rp259,96 miliar pada periode yang sama 2016.

Penjualan perusahaan terkoreksi karena dipengaruhi oleh penurunan daya beli masyarakat. Penurunan penjualan juga karena dampak dari peredaran komestik ilegal. Selain itu, penurunan penjualan juga dipengaruhi oleh pengeluaran masyarakat yang fokus untuk memenuhi kebutuhan hari raya Idul Fitri, haji hingga sekolah yang terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan, yaitu Juni-Agustus 2017. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.385,82

Up0,23%
Up4,09%
Up7,79%
Up8,03%
Up19,38%
Up38,35%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,66

Up0,21%
Up4,11%
Up7,21%
Up7,45%
Up2,88%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.085,69

Up0,58%
Up3,99%
Up7,68%
Up7,82%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.854,91

Up0,57%
Up3,86%
Up7,26%
Up7,40%
Up17,49%
Up40,87%

Insight Renewable Energy Fund

2.289,21

Up0,83%
Up4,10%
Up7,42%
Up7,55%
Up19,87%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua