DPK Valas Bank Tumbuh 6,14 Persen pada Agustus 2017, Apa Penyebabnya?
Pertumbuhan DPK rupiah melonjak 10,19 persen
Pertumbuhan DPK rupiah melonjak 10,19 persen
Bareksa.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, jumlah perolehan dana pihak ketiga (DPK) valuta asing (valas) hingga Agustus 2017 sebesar Rp722,75 triliun. Nilai itu naik 6,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp680,91 triliun.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis oleh OJK, pertumbuhan DPK valas tersebut masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan DPK rupiah yang melonjak 10,19 persen dari Rp3.929,21 triliun pada Agustus 2016 menjadi Rp 4.329,79 triliun pada Agustus 2017.
Total DPK perbankan bertumbuh 9,6 persen menjadi Rp5.052,55 triliun pada Agustus 2017. (Baca : Aturan Baru Bank Indonesia : Perdagangan Dalam Negeri Wajib Pakai Rupiah)
Promo Terbaru di Bareksa
Dilihat dari komposisi DPK valas, baik giro maupun deposito mencatat pertumbuhan masing-masing 2,08 persen dan 18,52 persen. Namun untuk perolehan tabungan valas menurun 1,31 persen ke Rp122,65 triliun.
Dari segi kelas bank, baik bank BUKU I, BUKU II dan BUKU III mencatat penurunan DPK valas masing-masing sebesar 94,98 persen, 29,92 persen dan 0,98 persen. Akan tetapi, bank BUKU IV malah mencatat lonjakan DPK valas sebesar 24,8 persen ke angka Rp355,28 triliun. (Lihat : Jumlah Simpanan Bersaldo hingga Rp 2 Miliar Naik 2 Persen jadi 226 Juta Rekening)
Inovasi Produk Valas
Pejabat Eksekutif PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Darmawan Junaidi, mengungkapkan pihaknya terus berkomitmen terus mendorong inovasi dalam produk dan layanan valas untuk meningkatkan transaksi nasabah.
Atas komitmen tersebut, Bank Mandiri telah memfasilitasi transaksi valas sebesar dengan nilai finansial ekuivalen Rp2.959 triliun pada Januari-September 2017, naik 23 persen dari periode yang sama tahun lalu.
"Bank Mandiri berhasil meraup market share transaksi valuta asing di Indonesia sebesar 29 persen,"ujar dia di Jakarta, Ahad, 22 Oktober 2017.
Darmawan mengungkapkan, pihaknya optimis dapat terus meningkatkan bisnis valas perseroan melalui berbagai produk dan jasa yang didesain untuk dapat memenuhi kebutuhan nasabah korporasi.
“Ekspektasi peningkatan transaksi perdagangan antara korporasi Indonesia dengan mitra internasional serta kebutuhan operasional perusahaan multinasional di Indonesia masih menjadi alasan utama kebutuhan valas di dalam negeri, disamping untuk pembayaran utang,” jelas dia.
Treasury Bank Mandiri secara agresif melakukan pemasaran produk treasury tidak hanya transaksi valas, namun juga produk investasi dan lindung nilai (yaitu transaksi call spread, forward, swap, FX option,interest rate swap, dan cross currency). (Baca : Suku Bunga BI Turun Jadi 4,25 Persen, Peluang Bunga Kredit Turun Makin Terbuka)
Produk Dual Currency
Pada 2017, Bank Mandiri juga meluncurkan produk investasi terbarunya yaitu Mandiri Dual Currency Investment yang banyak diminati nasabah, menyusul produk Mandiri Deposit Swap yang telah sukses dipasarkan sejak 2016.
Di samping produk tersebut di atas, Treasury Bank Mandiri juga dapat memberikan solusi yang didesain sesuai dengan kebutuhan nasabah.
“Sebagai pengelola bisnis valas, secara internal, kami juga bersinergi dengan unit bisnis yang mengelola nasabah korporasi untuk membantu mensosialisasikan produk dan jasa valas tersebut sesuai dengan karakteristik nasabah,” kata dia.
Lebih lanjut, Chief Economist SKHA Institute of Global Competitiveness Eric Sugandi menjelaskan, perkembangan likuiditas rupiah sangat dipengaruhi oleh suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7 days reverse (repo) rate).
"Tapi kami melihat tetap masih banyak sampai tahun depan," jelas dia. (Lihat : Tren Penurunan Suku Bunga Deposito Berlanjut, Jadi Berapa?)
Sedangkan untuk likuiditas valas, menurut Eric bisa berpotensi mengetat pada tahun depan apabila terjadi capital outflows. Namun sama seperti likuiditas rupiah, likuiditas valas masih terkonsentrasi di bank BUKU III dan BUKU IV. (K09)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.