Asing Net Sell Rp1,1 Triliun di BEI, Kenapa Saham TLKM Paling Banyak Dilepas?
Banyaknya saham asing keluar membuat saham TLKM tertekan 2 persen ke level Rp3.950
Banyaknya saham asing keluar membuat saham TLKM tertekan 2 persen ke level Rp3.950
Bareksa.com- Pada perdagangan hari ini, 1 November 2017 investor asing tercatat keluar dari pasar modal Indonesia sebesar Rp1,1 triliun. Keluarnya asing didominasi melalui saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom.
Dari pantauan Bareksa, asing keluar melalui TLKM sebanyak Rp595 miliar. Angka tersebut sangat besar jika dibandingkan transaksi melalui saham lainnya, seperti PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp62 miliar, PT Panin Financial Tbk (PNLF) sebesar Rp32 miliar, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) Rp30,8 miliar dan melalui PT Vale Indonesia Tbk (INCO) investor asing keluar Rp29 miliar.
Menurut analis senior Bina Artha Securities, Reza Priyambada, harga saham TLKM sudah sangat tinggi dan sesuai dengan valuasinya (priced in) sehingga pasar cenderung melepas posisi. Karena jika dilihat dari sisi kinerja saham kuartal III-2017 Telkom masih mencetak kenaikan laba sebesar 21,6 persen menjadi Rp17,92 triliun dibandingkan laba yang diraih pada periode sama tahun sebelumnya hanya Rp14,73 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
Adapun pendapatan meningkat menjadi Rp97,00 triliun dari pendapatan Rp86,18 triliun tahun sebelumnya dan laba usaha tercatat naik menjadi Rp35,59 triliun dari laba usaha tahun sebelumnya Rp30,27 triliun.
Tabel: 5 Saham yang Paling Banyak Dijual Asing Hari Ini
Sumber: Bareksa.com
Namun riset Deutsche Sekuritas (DB) yang dibagikan kepada nasabah per tanggal 6 Oktober 2017, telah memproyeksikan akan adanya perlambatan pertumbuhan pendapatan di kuartal III 2017 yang disebabkan oleh sejumlah faktor.
Menurut riset itu, salah satu faktor perlambatan ini ialah adanya perpindahan puncak masa libur hari raya, dari tahun lalu di bulan Juli (mewakili kuartal III) menjadi bulan Juni (mewakili kuartal II) di tahun ini. Dengan hari raya bergeser menjadi di kuartal kedua, kinerja kuartal ketiga menjadi melambat. Padahal hari raya biasanya mendorong peningkatan pendapatan suara (voice) dari Telkomsel, anak usaha seluler dari Telkom.
Grafik: Laba Saham TLKM
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan
Perusahaan pun memproyeksikan pertumbuhan pendapatan akan kembali melambat di tahun depan, seiring dengan stabilnya kinerja perusahaan milik negara ini.
Direktur Keuangan Telekomunikasi Indonesia, Harry M Zen mengatakan, semakin besar sebuah perusahaan maka pertumbuhan (growth) pendapatan perusahaan akan semakin berat.
Dia memperkirakan pertumbuhan pendapatan tahun depan sekitar sekitar 7-9 persen. Harry mengingatkan bahwa meskipun pendapatan perseroan tahun depan tidak tumbuh double digit, perseroan masih bisa mengatur biaya sehingga profitabilitas perseroan masih bisa terjaga.
Tekanan terhadap saham TLKM juga berasal dari kasus hukum. TLKM tengah menghadapi gugatan CSM senilai Rp16 triliun. Gugatan yang dilayangkan kepada perseroan terkait pemutusan hubungan kerjasama pemanfaatan jaringan tetap dan sarana penunjang (transponder).
CSM menilai pemutusan hubungan kerjasama tersebut sewenang-wenang dan sepihak. Padahal, CSM telah bekerjasama dengan Telkom selama 27 tahun.
Selain itu, Telkom sebagai salah satu pemegang saham CSM malah melepas CSM dengan alasan adanya masalah perpajakan. Saat ini komposisi pemegang saham CSM adalah PT Tigamatra Media sebesar 38,29 persen, PT Media Trio sebesar 36,71 persen dan Telkom sebesar 25 persen.
Namun Harry menilai tuntutan PT Citra Sari Makmur (CSM) terhadap perseroan tidak berdasar sama sekali. (Baca juga: Tiga Isu Ini Penyebab Saham TLKM Tertekan)
Transaksi Saham
Dari sisi transaksi saham hari ini, TLKM paling banyak dilepas asing melalui broker DB sebanyak 358 ribu lot saham pada harga rata-rata Rp3.961,2 per saham senilai Rp141,9 miliar.
Grafik: Harga Saham TLKM IntradaySumber: Bareksa.com
Sementara penjualan terbesar berikutnya dilakukan melalui broker HSBC Sekuritas (GW) sebanyak 350 ribu lot saham senilai Rp139 miliar dan melalui broker Citi Group Sekuritas (CG) sebanyak 300 ribu lot dengan nilai transaksi mencapai Rp119,3 miliar.
Banyaknya saham asing keluar membuat saham TLKM tertekan 2 persen ke level Rp3.950 dari sebelumnya Rp4.030. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.