BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Margin Bunga Bersih Perbankan Mulai Menyusut, Apa Penyebabnya?

Bareksa29 September 2017
Tags:
Margin Bunga Bersih Perbankan Mulai Menyusut, Apa Penyebabnya?
Suasana perumahan kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi yang masih tahap pembangunan di salah satu perumahana di Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa, 8 Agustus 2017. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Perbankan berupaya melakukan efisiensi agar NIM terjaga

Bareksa.com - Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) perbankan terus menunjukkan penurunan. Bahkan untuk bank BUKU III, NIM bank sudah menurun drastis di bawah 5 persen. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia, NIM perbankan pada Juli 2017 mencapai 5,35 persen, menurun dibandingkan Juli 2016 yang sebesar 5,59 persen.

Dilihat dari kelas BUKU bank, bank BUKU I mencatat NIM sebesar 5,63 persen pada Juli 2017, menurun signifikan dibandingkan periode tahun sebelumnya yang pernah menyentuh 6,19 persen. Begitu juga dengan BUKU III, NIM-nya bahkan sudah berada di bawah 5 persen sejak Juli tahun lalu atau berada di angka 4,72 persen. Sedangkan pada Juli tahun ini, NIM dalam kelas BUKU tersebut longsor ke angka 4,45 persen.

Untuk jenis BUKU lainnya, bank BUKU II justru mencatat kenaikan NIM menjadi 5,04 persen, dari sebelumnya 5 persen pada Juli 2016. Sementara bank BUKU IV tetap menikmati NIM di atas 6 persen atau sekitar 6,05 persen, kendati sudah menurun dari Juli tahun lalu yang berada di angka 6,48 persen. (Baca : Tiga Tahun Pemberlakuan Capping, Suku Bunga Deposito Turun 300 Bps)

Promo Terbaru di Bareksa

Presiden Direktur PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA), Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan bank BUKU IV memiliki struktur pendanaan yang berbeda dari bank kelas BUKU lainnya. Akibatnya, biaya dana bank BUKU IV relatif rendah sehingga bisa membukukan NIM yang kompetitif.

"Tiap bank memiliki struktur pendanaan yang berbeda, kalau BUKU IV memiliki sumber dana yang beragam, bisa dari tabungan dan giro, kalau bank BUKU lain hanya bergantung dari deposito," jelas dia di Jakarta, Kamis, 28 September 2017.

Di BCA, menurut Jahja, penurunan suku bunga kredit tidak langsung menggerus pendapatan. Sebab perseroan sudah menurunkan sejak awal 2017. "Sekarang sudah banyak yang satu digit," ungkap dia. Sedangkan mengenai target NIM, Jahja tidak mematok target khusus. Dia mengungkapkan, perolehan NIM merupakan refleksi dari pencapaian pertumbuhan kredit dan simpanan. (Lihat : Ini Alasan Agus Marto Yakin Suku Bunga The Fed Naik pada Akhir 2017)

Efisiensi agar NIM Terjaga

Presiden Direktur PT. Bank OCBC NISP Tbk (NISP), Parwati Surjaudaja, mengungkapkan sebagai bank BUKU III, pihaknya juga merasakan adanya penurunan NIM. Namun, pihaknya berupaya untuk melakukan efisiensi agar NIM terjaga atau bisa meningkat. "Tahun ini, kami jaga NIM di angka 3,8-4 persen," jelas dia.

Direktur Utama PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), Maryono, menjelaskan penurunan suku bunga deposito tidak berpengaruh signifikan terhadap NIM BTN. Sebab penurunan suku bunga kredit juga sebanding dengan penurunan suku bunga deposito.

"Kecuali kalau suku bunga deposito turun, tapi suku bunga kreditnya tetap, maka NIM bisa meningkat," katanya. (Baca : Bunga Deposito Berpeluang Turun Jadi 5 Persen, Bagaimana Peluang Bunga Kredit?)

Dengan adanya penurunan suku bunga kredit diharapkan bisa mengakselerasi pertumbuhan kredit. Kendati saat ini memang belum terlihat signifikan. "Kondisi ekonomi semakin membaik diharapkan permintaan kredit juga membaik, terutama di perumahan," ujar Maryono.

Direktur Utama PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Achmad Baiquni mengungkapkan adanya penurunan suku bunga kredit tidak lantas menurunkan NIM. Pasalnya, penurunan suku bunga kredit diimbangi oleh biaya dana.

"Volume kredit juga diharapkan meningkat dengan adanya penurunan suku bunga kredit, jadi tidak terlalu berefek langsung," ungkapnya. (Lihat : Kredit Perbankan Tumbuh di Level Normal Baru, Ini Alasannya)

Apalagi, saat ini, permintaan kredit sudah membaik dibandingkan tahun lalu. Hal ini didukung oleh belanja pemerintah dan pembangunan infrastruktur yang terus berjalan.(K09)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua