Setelah Lotus Tutup, MAPI Jual 1,45 Persen Saham di Induk Usaha Starbucks
Perusahaan tersebut masih mempunyai sumber pendapatan dari sektor makanan sebanyak Rp624,6 miliar
Perusahaan tersebut masih mempunyai sumber pendapatan dari sektor makanan sebanyak Rp624,6 miliar
Bareksa.com - Lotus Department Store akan ditutup mulai akhir Oktober. Ini menambah daftar panjang pelaku ritel khususnya department store yang menutup gerainya.
Maraknya penutupan toko ritel menjadi pertanda bahwa pergeseran ke industri perdagangan digital semakin besar. Hal itu dikemukakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengomentari tutupnya toko ritel Lotus.
Menurut dia, tutupnya toko ritel tersebut bukan disebabkan lemahnya daya beli, melainkan adanya pergeseran dari fisik ke online. Hal ini terindikasi dari penerimaan perpajakan khususnya PPN ritel yang meningkat.
Promo Terbaru di Bareksa
Sebelum Lotus, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) juga menutup sejumlah gerainya, di Pasaraya Manggarai dan Blok M, demi efisiensi. Gerai-gerai tersebut sudah tidak memberikan kontribusi yang besar lagi pada perusahaan, serta tidak sesuai dengan target manajemen.
Menurut laporan keuangan perseroan, Department Store Lotus ini merupakan salah satu anak usaha dari PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI). Lotus menutup tiga gerainya di Thamrin, Cibubur, dan Bekasi.
Penutupan tersebut dilakukan dengan tujuan restrukturisasi divisi department store perusahaan. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan kinerja dari seluruh department store yang dimiliki oleh Mitra Adiperkasa di bawah bisnis PT Java Retailindo. (Baca Juga : Tiga Gerai Lotus Department Store Ditutup, Bagaimana Prospek Kinerja MAPI?)
Selain itu, mengacu pada keterbukaan informasi yang dirilis manajemen pada 17 Oktober 2017, MAPI juga mulai menjual kepemilikan saham anak usahanya secara perlahan. Perseroan berencana akan menjual saham PT Map Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) sebanyak 31.426.500 saham atau 1,45 persen dari modal keseluruhan kepada karyawan-karyawan kunci tertentu PT MAP Boga Adiperkasa.
Grafik : Kontribusi Pendapatan MAPB (Rp Miliar)
Sumber : Laporan Keuangan, diolah Bareksa
Perusahaan yang menjadi induk dari merek eksklusif antara lain Starbucks, Pizza Express, Krispy Kreme, Cold Stone Creamery, dan Godiva ini masih mempunyai sumber pendapatan dari sektor makanan sebanyak Rp624,6 miliar.
Manajemen menekankan bahwa fakta material ini tidak akan memberikan dampak negatif terhadap perseroan, kecuali menyebabkan berkurangnya kepemilikan saham perseroan dalam induk perusahaan Starbucks ini. (AM) (Baca Juga : Ekspansi Berlanjut, Industri Ritel Nasional Kembali Bergairah?)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.