Roadshow ke Singapura, Saham GMF AeroAsia Diminati Investor Asing
Saat ini perseroan sedang menawarkan sahamnya di Singapura
Saat ini perseroan sedang menawarkan sahamnya di Singapura
Bareksa.com – Saham PT Garuda Maintenance Service AeroAsia (GMF AeroAsia), unit usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) diminati oleh investor asing. Saat ini perseroan tengah menjalani roadshow ke luar negeri dalam rangka penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham.
Direktur Utama GMF AeroAsia, Iwan Joeniarto, mengatakan saat ini perseroan sedang menawarkan sahamnya di Singapura. Minat investor di Negeri Jiran positif karena calon investor sudah sangat mengenal industri GMF AeroAsia. “Selasa malam kami berangkat ke Hong Kong,” jelasnya kepada Bareksa di Jakarta, Selasa, 19 September 2017.
Perseroan bakal menawarkan sahamnya kepada publik pada 11-21 September 2017. GMF AeroAsia bakal melepas 10,89 miliar saham atau setara dengan 30 persen dari modal disetor. (Baca juga : Selain GMF Aero Asia, 3 Anak Usaha BUMN Ini Juga Segera IPO)
Promo Terbaru di Bareksa
Perseroan telah menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas dan PT BNI Sekurias sebagai penjamin emisi (underwriter). GMF AeroAsia menawarkan sahamnya di kisaran harga Rp 390-510 per saham. Dari aksi ini, perusahaan penyedia jasa perawatan pesawat itu berpotensi meraup dana hingga Rp 5,55 triliun.
Tawarkan 20 Persen Saham
Rencananya, GMF AeroAsia akan menawarkan sekitar 20 persen saham IPO kepada financial investor dan program employee stock allocation (ESA). Sementara sisanya, sebanyak 10 persen saham akan ditawarkan kepada investor strategis.
Setelah melangsungkan IPO saham, GMF belum berkomitmen membagikan dividen. Padahal, GMF AeroAsia optimistis bisa memperoleh laba hingga US$ 58 juta tahun ini. (Baca juga : Mau IPO, Garuda Maintenance Facility Belum Ada Komitmen Bagi Dividen)
Hingga semester I 2017, perseroan membukukan pendapatan US$ 202 juta atau setara 47,6 persen dari target pendapatan tahun ini sebesar US$ 424 juta.
Iwan menambahkan, sekitar 60 persen dana hasil dari IPO akan digunakan GMF untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di line maintainance, repair & overhaul. Lalu, 15 persen akan dialokasikan untuk refinancing, dan sisanya untuk kebutuhan modal kerja.
Kinerja Keuangan GMF AeroAsia
Berdasarkan analisis Bareksa, sejak 2010 kinerja keuangan GMF AeroAsia terbilang memuaskan. GMF mampu mencatat laju pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) hingga 10,5 persen dalam 6 tahun terakhir. Seperti terlihat dalam gambar, pendapatan GMF mencapai US$ 306 juta pada tahun 2015.
Grafik : Pertumbuhan Pendapatan GMF 2010 – 2015
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan GMF
Peningkatan pendapatan itu juga mendorong keuntungan bagi pemegang saham, dalam hal ini tentunya adalah Garuda Indonesia sendiri. Nilai laba per saham (earning per share/EPS) tercatat meningkat dalam lima tahun terakhir. Bahkan, terlihat ada peningkatan signifikan hingga 99 persen menjadi US$54,36 di akhir tahun 2015 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya US$27,28.
Dari sisi pendapatan, GMF bergantung pada tiga bisnis utama (main business) yakni Line Maintenance, Base Maintenance, dan Component Services. Pada 2015, Line Maintenance memberikan 30 persen pendapatan sementara Base Maintenance berkontribusi 25 persen dan Component Service memberikan 28 persen dari total pendapatan GMF. (Lihat juga : Rugi Garuda Membengkak, Pemegang Sukuk Global GIAA Sepakat Ubah Syarat)
Chart : Revenue Breakdown GMF 2015 (%)
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan GMF
Perusahaan penyedia perawatan pesawat ini telah hadir di 60 negara di 6 benua. GMF menyediakan jasa perawatan pesawat tidak hanya untuk Garuda Indonesia sebagai induk usahanya saja, tetapi juga untuk maskapai lain yang pada tahun 2015 mencapai 23 perusahaan.
Dana hasil IPO rencananya akan digunakan untuk melakukan pengembangan non organik GMF. Anak usaha itu ditargetkan bisa mengakuisisi repair station di bandar udara lainnya. Hingga saat ini, Garuda Indonesia memiliki saham GMF sebanyak 99,99 persen. (Baca : GMF AeroAsia Daftar IPO Saham ke OJK Besok, Ini Rincian Kinerja Keuangannya)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.