Beban Pencadangan Turun, Laba Bank Diproyeksi Tumbuh
Rasio kredit bermasalah tampak mulai berkurang
Rasio kredit bermasalah tampak mulai berkurang
Bareksa.com - Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tampaknya sudah mulai berkurang di industri perbankan. Hal tersebut terlihat dari beban pencadangan yang mulai menurun dan berpengaruh positif terhadap perolehan laba pada kuartal III-2017.
Direktur PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) Iman Nugroho Soeko menjelaskan, besar kecilnya pencadangan sangat tergantung dari kemampuan bank untuk mengelola NPL.
"Kebijakan pencadangan BTN terutama untuk KPR (yang merupakan mayoritas portofolio kredit BTN) mengikuti aturan yang sudah baku, yaitu melihat kemungkinan default dan loss serta jaminan yang ada," ungkapnya di Jakarta, Senin 16 Oktober 2017.
Promo Terbaru di Bareksa
Pada kuartal III-2017, NPL BTN sudah mulai menurun ke angka 3 persen. Dengan pencapaian tersebut, beban pencadangan bisa menurun, sehingga laba perseroan bisa meningkat. "Kuartal III-2017, laba kami di atas 20 persen," jelasnya.
Presiden Direktur PT. Bank OCBC NISP Tbk (NISP) Parwati Surjaudaja menjelaskan, pihaknya juga mengharapkan beban pencadangan bisa menurn dibandingkan tahun lalu. Namun hal tersebut tidak lantas mengurangi kewaspadaan perseroan terhadap adanya potensi NPL.
“Penurunan beban pencadangan tentunya akan meningkatkan laba, hal ini sudah diperhitungkan dalam perencanaan pada tahun 2017,” jelasnya.
Lebih lanjut, Presiden Direktur PT. Bank Mayapada International Tbk (MAYA) Hariyono Tjahjarijadi mengungkapkan, NPL perseroan memang sudah mengindikasikan penurunan. Hal ini terlihat dari NPL posisi September 2017 yang mencapai 2,1 persen, menurun dibandingkan posisi yang sama tahun lalu yang berada di angka 2,38 persen.
Dengan penurunan NPL ini, pihaknya juga berharap bisa menurunkan pencadangan dan berlanjut sampai akhir 2017. "Pencadangan yang turun diharapkan bisa menopang laba yang sampai akhir 2017 diproyeksi bisa tumbuh dua digit,” katanya.
Chief of Economist SKHA Institute of Global Competitiveness Eric Sugandi mengungkapkan, pencadangan (cadangan penurunan kerugian nilai/CKPN) sangat dipengaruhi oleh pergerakan NPL. "Kalau NPL bisa turun, maka CKPN juga turun," ucapnya.
Sedangkan pengaruhnya terhadap laba, menurut Eric, dengan menurunnya CKPN, maka ‘dana bebas’ yang bisa dipakai untuk kegiatan operasi seperti pembiayaan bisa bertambah. Hal ini tentunya bisa meningkatkan pendapatan interest income yang merupakan komponen dari perolehan laba.
Sebelumnya, Wakil Direktur Utama PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Herry Sidharta juga mengungkapkan, peningkatan kualitas kredit mempengaruhi perolehan laba BNI pada kuartal III-2017. Pasalnya, hal tersebut mempengaruhi credit cost BNI yang menurun menjadi 1,7 persen pada kuartal III-2017, dari 2,4 persen pada posisi kuartal III-2016.
Penurunan credit cost ini menopang pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang bertumbuh 7,5 persen dari Rp21,87 triliun pada kuartal III-2016 menjadi Rp23,51 triliun pada kuartal III-2017. Dengan adanya NII tersebut, laba BNI pada kuartal III-2017 tercatat sebesar Rp10,16 triliun atau tumbuh 31,6 persen dibandingkan laba yang diraih pada periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp7,72 triliun.
Selain itu, laba BNI pada kuartal III-2017 juga ditopang oleh pendapatan non bunga yang meningkat 15,1 persen, dari Rp6,24 triliun pada kuartal III-2016 menjadi Rp7,18 triliun pada kuartal III-2017. Peningkatan pendapatan non bunga tersebut dikontribusi dari trade finance, bancassurance, bank guarantee, loan syndication, dan bisnis kartu. (K09)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.