BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Bank BUMN Targetkan Pertumbuhan Kredit Infrastruktur di Atas 20%

06 Oktober 2017
Tags:
Bank BUMN Targetkan Pertumbuhan Kredit Infrastruktur di Atas 20%
Pekerja menggarap pembangunan proyek Double Double Track (DDT) di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (2/10). Proyek DDT sepanjang 38 kilometer ini ditujukan untuk trayek jauh yang terbagi dalam tiga ruas, yaitu Manggarai-Jatinegara, Jatinegara-Bekasi, dan Bekasi-Cikarang dan diprediksikan selesai akhir tahun 2018. (ANTARA FOTO/Bernadeta Victoria)

Proyek pemerintah menjadi proyek infrastruktur yang paling banyak dibiayai oleh BNI

Bareksa.com - Bank-bank milik negara terus menggenjot kredit infrastruktur untuk mendukung pembangunan di Indonesia. Bahkan pada tahun depan, bank BUMN berharap bisa menumbuhkan kredit infrastruktur dua digit.

Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Suprajarto, pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit infrastruktur di atas 20 persen tahun depan. Adapun proyek yang dibiayai banyak difokuskan untuk proyek BUMN karya. "Kalau untuk swasta tidak besar," jelasnya di Jakarta, Jumat 6 Oktober 2017.

Wakil Direktur Utama PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Herry Sidharta menjelaskan, pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit infrastruktur tahun ini sebesar 26 persen. Sementara untuk tahun depan, perseroan menargetkan pertumbuhan kredit di atas 20 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

"Potensi untuk tahun depan masih besar, namun disesuaikan pula dengan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kami yang mencapai Rp27 triliun," ujarnya.

Herry menjelaskan, proyek milik pemerintah menjadi proyek infrastruktur yang paling banyak dibiayai oleh BNI. Adapun jenis proyek tersebut berasal dari sektor kelistrikan yang penyalurannya sudah mendekati Rp20 triliun dan juga proyek pembangunan jalan tol.

Sementara hingga Juni 2017, BNI sudah mengucurkan kredit infrastruktur Rp87,79 triliun atau 23 persen dari total kredit. Herry mengungkapkan, kredit tersebut disalurkan ke sektor tol dan konstruksi sebesar 28,1 persen, ketenagalistrikan 27,5 persen, transportasi 20,5 persen, telekomunikasi 10,1 persen serta minyak bumi dan gas 13,9 persen.

Untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur tersebut, Herry mengakui likuiditas perseroan masih aman. Apalagi, perseroan sebelumnya sudah menerbitkan obligasi sebesar Rp3 triliun.

“Masih ada ruang untuk menerbitkan obligasi sebesar Rp7 triliun dari total Rp10 triliun,” katanya.

Ditambah pula, China Development Bank menawarkan fasilitas pinjaman sebesar US$20 miliar untuk tiga bank BUMN. Sedangkan fasilitas yang sudah disepakati baru mencapai US$3 miliar. "Dananya ada, namun demand-nya kan belum ada,” ucapnya .

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengungkapkan, penyaluran kredit infrastruktur BNI banyak yang dilakukan secara sindikasi. Mengenai permintaannya untuk kuartal III-2017 belum menunjukkan geliat yang signifikan dibandingkan kuartal I dan II-2017.

“Proyek sindikasi yang biasa kami lakukan adalah untuk PLN dan juga pembangunan jalan tol, infrastruktur di udara dan laut,” katanya.

Senior Executive Vice President Corporate Banking PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Alexandra Wiyoso menjelaskan, perseroan menargetkan penyaluran kredit infrastruktur tahun depan sebesar 20 persen.

Sedangkan baki debet kredit infrastruktur Bank Mandiri pada akhir kuartal II – 2017 mencapai Rp133,7 triliun atau tumbuh 15,0 persen dari periode yang sama tahun lalu. Dari nilai tersebut, di antaranya disalurkan untuk pembiayaan jalan raya dan tol sebesar Rp8,4 triliun, transportasi sebesar Rp36 triliun, tenaga listrik Rp27 triliun, migas dan energi terbarukan sebesar Rp20,9 triliun, konstruksi sebesar Rp.13,1 triliun, dan telematika sebesar Rp8,5 triliun.(K09)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua