Hingga Agustus, Pendapatan PTPP Naik 18 persen, Kontrak Baru Meroket 40,5 persen
Laba bersih PP hingga Agustus sebesar Rp 836 miliar, melonjak 58 persen dari perolehan periode sama tahun lalu
Laba bersih PP hingga Agustus sebesar Rp 836 miliar, melonjak 58 persen dari perolehan periode sama tahun lalu
Bareksa.com – Badan usaha milik negara sektor konstruksi, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) membukukan pendapatan Rp 11,5 triliun hingga Agustus 2017, atau tumbuh 19 persen dari realisasi periode yang sama tahun lalu Rp 9,7 triliun. Seiring dengan itu, laba bersih PTPP hingga Agustus sebesar Rp 836 miliar, atau melonjak 58 persen dari perolehan periode sama tahun lalu Rp 530 miliar.
DIrektur Utama PTPP, Tumiyana, menjelaskan kontribusi dari divisi konstruksi dan engineering, procurement, construction (EPC) di Induk perusahaan berkontribusi 76,2 persen terhadap total pendapatan konsolidasi PTPP sebelum eliminasi. Sedangkan 23,8 persen sisanya disumbangkan oleh anak usaha PTPP.
Pencapaian laba bersih perseroan terutama didorong oleh kemampuan operasional, di mana laba usaha PTPP selama delapan bulan 2017 mencapai Rp 1,3 Triliun. Sebagai catatan, perseroan mencatat laba usaha per semester I 2017 sebesar Rp 889 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
“Perseroan akan terus mengejar keunggulan operasional untuk menjaga baik pertumbuhan pendapatan maupun kualitas laba di tengah pasar konstruksi yang kompetitif,” lanjut Tumiyana dalam keterangan resmi, Senin, 2 Oktober 2107.
Posisi Kas Setara Kas
Per 31 Agustus 2017, posisi kas dan setara kas termasuk investasi jangka pendek perseroan mencapai Rp 5,7 triliun dengan total utang berbunga (interest bearing debt) Rp 7,9 Triliun dan modal Rp 11,9 Triliun. Dengan begitu, rasio gearing dan net gearing per 31 Agustus 2017 masing-masing 0,66 kali dan 0,18 kali.
“Perseroan berkomitmen untuk menjaga kesehatan keuangan dan leverage tetap terkendali, sehingga PTPP dapat terus tumbuh dalam koridor keuangan yang sehat,” ujar Tumiyana.
Selain itu, penilaian dari pihak ketiga, misalnya lembaga rating, juga menunjukkan kekuatan keuangan perseroan. Tumiyana menyatakan, “PTPP memiliki rating korporasi serta obligasi dan medium-term notes (MTN) Single A Plus (“A+”) dengan outlook “Stabil” dari Lembaga Rating PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), upgrade (lebih baik) dari tahun-tahun sebelumnya Single A (“A”).
“Perbaikan rating ini menunjukkan tingkat kesehatan dan kekuatan keuangan perseroan dari pihak yang independen," lanjut Tumiyana.
Pencapaian Kontrak Baru
Sampai dengan akhir September 2017, kontrak baru perseroan mencapai Rp 31,9 triliun atau melonjak 40,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 22,7 triliun. Pencapaian tersebut setara dengan 78,6 persen dari total target kontrak baru sepanjang 2017.
Kontribusi kontrak baru itu masing-masing berasal dari induk usaha Rp 28,1 triliun dan anak perusahaan Rp 3,8 Triliun. Beberapa proyek yang berhasil diraih oleh PTPP selama September 2017, di antaranya adalah Bandar Udara Kulonprogo Yogyakarta Rp 6,5 Triliun, Transmart Bali Rp 497 Miliar, dan Jalan Tol Gempol-Pasauruan Rp 423,5 Miliar.
Dari sisi komposisi kepemilikan (project owner) perolehan kontrak baru sampai dengan akhir September 2017 didominasi oleh BUMN sebesar 60,8 persen, disusul oleh swasta 28,9 persen dan pemerintah 10,2 persen.
Dengan perolehan kontrak proyek Bandara Yogyakarta pada September 2017, komposisi kontrak baru perseroan berdasarkan tipe pekerjaan adalah gedung (29,6 persen), pelabuhan dan bandara (28,5 persen), EPC (22,5 persen), jalan dan jembatan (16,5 persen), dan irigasi (2,6 persen).
“Eksposur PTPP terhadap proyek pemerintah tidak signifikan, sedangkan dari sisi tipe pekerjaan, kontrak baru yang diraih sangat terdiversifikasi, sehingga portofolio kontrak baru ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas laba dan mendorong profitabilitas perseroan yang lebih baik,” tutup Tumiyana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.