Resmi Listing di BEI, Emdeki Segera Bangun Dua Pabrik Baru
Perseroan membutuhkan dana sekitar Rp 134 miliar untuk membangun dua pabrik tersebut
Perseroan membutuhkan dana sekitar Rp 134 miliar untuk membangun dua pabrik tersebut
Bareksa.com – PT Emdeki Utama Tbk (MDKI) bakal membangun dua pabrik baru hingga dua tahun mendatang. Emdeki resmi menjadi perusahaan ke-22 yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham, pada hari ini Senin, 25 September 2017.
Direktur Utama Emdeki Utama Hiskak Secakusuma mengatakan, pembangunan dua pabrik tersebut merupakan bagian dari rencana perseroan mendivestasi lini bisnis. Emdeki akan membangun satu pabrik high-grade silica alloy dan satu pabrik carbide desuphusriser.
“Kami tidak melakukan ekspansi kapasitas, tetapi diversifikasi produk baru,” ujar Hiskak, di Jakarta, Senin, 25 September 2017.
Promo Terbaru di Bareksa
Emdeki sekarang memiliki satu pabrik kalsium karbida (karbit). Pabrik tersebut merupakan yang pertama dan satu-satunya pabrik karbit di Indonesia. (Baca : Dua Alasan Ini Sebabkan Bank Pembangunan Daerah Sulit IPO)
Dia melanjutkan, perseroan akan membangun pabrik high-grade silica aloy (ferrosilicon/FeSi 75%) 6.000 metrik ton per tahun. High-grade silica oil merupakan bahan baku untuk indsutri baja. Sampai sekarang, belum ada produksi produk tersebut di Indonesia sehingga konsumen banyak mengimpor.
Pabrik selanjutnya adalah produk carbide desulphurise, produk yang hampir sama dengan high-grade silica aloy tetapi lebih tinggi kualitasnya. Perseroan bakal membangun pabrik dengan kapasitas 6.500 metrik ton.
Hiskak menuturkan, perseroan membutuhkan dana sekitar Rp 134 miliar untuk membangun dua pabrik tersebut. Kebutuhan dana paling besar dibutuhkan untuk membangun pabrik high-grade silica oil. (Lihat : Berpeluang IPO, Bursa Efek Pelajari Perkembangan Industri Fintech)
Perseroan akan menggunakan dana hasil IPO saham untuk membangun dua pabrik tersebut. Emdeki memperoleh dana sebesar Rp 184 miliar dalam pelaksanaan IPO saham. Perseroan melepas 307,25 juta saham baru atau setara 17 persen dari modal disetor ke publik, dengan harga pelaksanaan Rp 600 per saham.
Selain untuk membangun pabrik baru, Emdeki akan menggunakana dana hasil IPO saham untuk modal kerja.
Tahun ini perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp 451 miliar, tumbuh 32 persen dari realisasi tahun lalu. Sementara laba bersih perseroan ditargetkan mencapai Rp 93 miliar tahun ini, meningkat 8 persen dari raihan tahun lalu. (Baca : Roadshow ke Singapura, Saham GMF AeroAsia Diminati Investor Asing)
Penjualan Terserap Pasar Domestik
Sepanjang tahun lalu, Emdeki memproduksi sebanyak 21.185 metrik ton karbit dan menjual sebanyak 21.169 metrik ton karbit. Seluruh penjualan terserap oleh pasar domestik.
Chief Executive Officer Yuanta Sekuritas Indonesia, Francis S Widjaja, menjelaskan bahwa strategi diversifikasi bisnis Emdek sudah tepat. Saat ini perseroan sudah sangat mendominasi pangsa pasar karbit Indonesia.
Emdeki menguasi 99 persen pangsa pasar ritel dan 50 persen pangsa pasar industri. Pembeli karbit di Indonesia masih didominasi oleh pelaku usaha las baja sebanyak 40 persen dan industri sebanyak 40 persen.
“Dengan pangsa pasar begitu, berat untuk bertumbuh lagi,” tutur dia. (Baca : Bidik Dana IPO Rp 30-60 Miliar, Dua UKM Listing di Bursa Akhir Tahun Ini)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.