BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Saham PGAS Terus Anjlok, Bagaimana Prospek Kinerja dan Saham PGN?

22 September 2017
Tags:
Saham PGAS Terus Anjlok, Bagaimana Prospek Kinerja dan Saham PGN?
Pekerja melakukan pengecekan tekanan gas di instalasi gas dryer Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Perusahaan Gas Negara (PGN) Pondok Ungu, di Bekasi, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Harga jual gas hingga semester I 2017 naik tipis 2,02 persen

Bareksa.com - Tidak dapat dipungkiri bahwa penurunan pertumbuhan kinerja PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) baik secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan sentimen yang ada. Analis Senior PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, menyatakan pemerintah ingin agar harga gas industri dan rumah tangga lebih murah agar tidak membebani rakyat dan industri.

"Padahal pemerintah memiliki 56,97 persen saham PGAS, artinya kalau kinerja PGAS baik akan memberikan kontribusi positif ke pemerintah," ujarnya dalam analisisnya, Jumat, 22 September 2017.

Sebagaimana disampaikan pengamat kebijakan publik Agus Pambagio yang menilai anjloknya saham BUMN gas itu akibat aturan yang dikeluarkan pemerintah. Agus memberi contoh kenaikan harga gas hulu di Batam, tapi PGN tidak boleh menaikan harga gas di hilir.

Promo Terbaru di Bareksa

"Kami menilai pendapat dari Agus Pambagio tersebut ada benarnya," ungkap Reza. (Baca : Sejak Awal September Harga Saham PGAS Ambrol 25 Persen, Asing Jual Rp 390 Miliar)

Harga Saham PGAS Sebulan Terakhir
Illustration

Sumber : Bareksa.com

Sumber Pendapatan PGAS

Reza mengatakan dari informasi yang dia peroleh bahwa bisnis PGAS terdiri dari kegiatan distribusi gas, penjualan migas, dan operasional lainnya dengan kontribusi terbesar dari kegiatan distribusi hingga 83 persen dari total pendapatan PGAS. Sehingga pendapatan PGAS bergantung dari besaran volume penjualan dan harga jual.

Grafik : Perbandingan Pertumbuhan Penjualan dan Laba Bersih PGAS (US$ Juta)

Illustration
Sumber : Laporan Keuangan, diolah Bareksa

Reza mengatakan dari kinerja semester I 2017, tercatat pendapatan turun 1,94 persen dari US$ 1,44 miliar di semester I 2016 menjadi US$ 1,41 miliar. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan nilai distribusi gas hingga 7,95 persen di semester I 2017 secara YoY dan diikuti penurunan nilai transmisi gas.

Sementara itu, pendapatan dari hasil penjualan migas mengalami kenaikan pada semester I 2017. Dari sisi konsumsi memang terdapat penurunan volume permintaan/konsumsi seiring berkurangnya permintaan pendistribusian gas di sektor kelistrikan dan industri serta imbas libur panjang Lebaran.

Dari sisi harga jual, kata Reza, PGAS sepanjang semester I 2017 menawarkan harga jual rata-rata US$ 8,59 per MMBtu. Sementara harga jual di akhir 2016 sebesar US$ 8,55 per MMBtu dan pada semester I 2016 sebesar US$ 8,42 per MMBtu.

"Dengan demikian, harga jual gas hingga semester I 2017 hanya mengalami kenaikan 2,02 persen," ujarnya. (Baca : Ini Kronologis Jatuhnya Harga Saham PGAS, Kini Hanya Tersisa 27 Persen)

Kinerja di Kuartal III dan IV 2017

Reza menilai dengan kenaikan harga jual gas yang tipis tersebut kurang dapat mengkompensasi berkurangnya pendapatan jika terjadinya penurunan volume jual seperti yang terjadi di periode semester I 2017. "Jadi, wajar jika PGAS mengalami penurunan pendapatan tersebut. Begitupun hingga bottom linenya yang juga mengalami penurunan," ungkapnya.

Meski mengalami penurunan kinerja namun, namun dia menila PGAS masih dapat dianggap positif seiring kemampuan perseroan yang masih dapat menghasilkan laba di tengah menurunnya volume penjualan. Diperkirakan kondisi PGAS dapat membaik di kuartal III dan IV 2017 seiring normalnya jumlah permintaan dibarengi dengan penyelesaian kontrak proyek infrastruktur penyaluran gas sehingga dapat mengimbangi tidak banyak berubahnya harga jual rata-rata PGAS.

"Kami menargetkan kinerja saham PGAS dengan target harga Rp 1.870 per saham, hold rating," ungkapnya. (Lihat : PGAS Pangkas Target Laba Bersih Tahun ini jadi US$ 150 juta, Apa Alasannya?)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua