Investor Respons Negatif Efek Pengaturan Harga Batu Bara ke PLN?
Pertumbuhan indeks sektor tambang hanya 6,38 persen
Pertumbuhan indeks sektor tambang hanya 6,38 persen
Bareksa.com – Ada yang menarik dari pergerakkan indek sektor tambang jelang tutup kuartal III tahun ini. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks sektor tambang mulai mengalami tekanan secara year to date.
Hingga 20 September 2017, indeks sektor tambang naik 6,38 persen menjadi 1.473,1 dari 1.384,71 pada akhir Desember 2016. Padahal, indeks yag berisi 44 saham ini sempat tumbuh 8,73 persen pada akhir Agustus 2017 ke level 1.505,53.
Dari beberapa saham yang ada, saham-saham tambang milik pemerintah alias BUMN menjadi yang paling mendapat sorotan. Bagaimana tidak, saham seperti PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA), dan PT Timah (Persero) Tbk (TINS) sedang memberikan return negatif.
Promo Terbaru di Bareksa
Misalnya saja ANTM. Sepanjang September ini, saham ANTM turun 8,11 persen dari Rp 740 pada akhir Agustus 2017 menjadi Rp 680 per 20 September 2017. Catatan itu pun membuat saham ANTM sudah turun 24,02 persen secara year to date. (Baca : Menteri Rini Putuskan Inalum akan Akuisisi 41,64 Persen Saham Freeport Indonesia)
Penurunan saham PTBA lebih dalam. Dalam periode 31 Agustus 2017 hingga 20 September 2017, harga saham PTBA turun 15,76 persen dari Rp 12.375 menjadi Rp 10.425. Sementara secara year to date turun 16,6 persen dari Rp 12.500.
Sementara TINS yang turun 6,81 persen sepanjang September ini, secara year to date sudah turun 17,21 persen dari Rp 1.075 menjadi Rp 890.
Grafik: Return Saham ANTM, PTBA, dan TINS
Sumber: Bareksa.com
Apa sebenarnya yang terjadi pada saham-saham tambang pelat merah ini? Analis Ciptadana Sekuritas Achmad Sudjatmiko, menuturkan penurunan saham-saham tambang karena ada wacana dari Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. (Lihat : Usai Catatkan Tahap I, KIK EBA PLN Tahap II Berpeluang Listing di Luar Negeri)
“Supaya harga batu bara ke PLN dijual dengan formula cost 15 persen hingga 25 persen margin,” ungkap Achmad kepada Bareksa, Jumat, 22 September 2017.
Analis Recapital Sekuritas Kiswoyo Adi Joe juga mencermati wacana tersebut. “Itu riskan. Jika ada pengaturan harga,” katanya singkat.
Masih Ada Harapan
Secara umum, Kiswoyo menilai ada aksi profit taking yang membuat indeks saham tambang mulai mengalami tekanan. Di sisi lain, katalis positif untuk saham tambang muncul dari kebijakan Cina yang menjaga harga batu bara agar tetap tinggi.
Kiswoyo menuturkan, kebijakan Cina menjaga harga batu bara tetap tinggi terkait dengan eksposur perbankan di sana. “Karena banyak bank di Cina memberikan utang ke tambang batu bara. Kalau harga batu bara rendah, maka kredit bermasalah (NPL) akan tinggi,” ujar Kiswoyo. (Baca : BUMI Melonjak 10,8 Persen Jelang Jualan Saham Treasury, Diborong Broker Ini)
Melihat pergerakkan sebagian besar saham tambang saat ini, Achmad pun berpendapat, waktu yang tepat untuk membeli alias time to buy. “Saya lihat peluang untuk diterapkan peraturan harga itu (PLN) masih lama, jadi saatnya membeli saham tambang,” tutur dia.
Namun Achmad menegaskan, tidak semua saham tambang berprospek bagus. “Harus dilihat lebih dalam lagi fundamentalnya,” tambah Achmad. (Baca : Harga Batu Bara Kelistrikan akan Diatur, Ini Imbas ke PTBA, ADRO, ITMG, dan DOID)
Grafik: Pergerakkan Indeks Sektor Tambang
Sumber: Bareksa.com
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.