Harga Saham BKSL Meroket 85 Persen, Didorong Faktor Apa dan Diborong Siapa Saja?
Laba perusahaan di semester I 2017 melonjak 92 persen
Laba perusahaan di semester I 2017 melonjak 92 persen
Bareksa.com- Setelah menyentuh level terendah dalam satu tahun terakhir, 10 Juli 2017 di level Rp 71 per saham, Harga saham PT Bukit Sentul Tbk (BKSL) telah meroket 85 persen menjadi Rp 131 per saham.
Lantas apa saja faktor pendorongnya?
Grafik: Pergerakan Harga Saham Selama 1 Tahun
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Bareksa.com
Naiknya harga saham BKSL seiring tingginya laba perusahaan pada semester I 2017 yang naik 92 persen menjadi Rp 98 miliar dari sebelumnya Rp 51 miliar.
Naiknya laba terdorong tingginya pendapatan perusahaan yang naik 89 persen menjadi Rp 476 miliar dari sebelumnya Rp 252 miliar, karena penjualan lahan siap bangun, rumah hunian dan ruko meroket lebih dari dua kali lipat menjadi Rp 403 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp 181 miliar.
Grafik: Laba dan Pendapatan BKSL
Sumber: Laporan keuangan perusahaan
Selain laba yang meningkat beberapa sentimen lainnya yang mendorong naiknya harga saham BKSL adalah adanya perubahan dewan direksi dan adanya perubahan strategi dalam lini bisnisnya.
Selain itu lembangunan rel kereta api ringan (LRT) yang akan ditempatkan di area Sentul City, yang merupakan salah satu wilayah properti milik BKSL mendorong terjadinya kenaikan harga tanah dan properti di wilayah tersebut.
Harga saham BKSL juga meroket terdorong aksi beli bersih investor melalui sejumlah broker. Dari pantauyan Bareksa terdapat lima broker yang memborong lebih dari 1 juta lot saham dalam satu bulan terakhir ini. Danpac Securities (BQ) menjadi pembeli terbesar saham BKSL 7,1 juta lot saham pada harga rata-rata Rp 94,3 per saham senilai Rp 64,6 miliar.
Sementara pembeli terbesar berikutnya adalah Yuanta Securities (FS) yang juga membeli 7,1 juta lot saham namun pada harga rata-rata Rp 93,3 per saham senilai Rp 64 miliar.
Lalu RHB Securities (DR) yang membeli 2 juta lot pada harga Rp 110 per saham senilai Rp 34,3 miliar, CIMB Securities (YU) yang membeli 2,1 juta lot saham senilai Rp 21 miliar dan Ciptadana Securities (KI) yang membeli 1,1 juta lot saham senilai Rp 13,5 miliar
Namun, jika diperhatikan harga saham BKSL yang telah naik 85 persen belum membuat harga sahamnya menjadi premium.
Jika dilihat menggunakan rasio Price Earning Ratio (PER) saham BKSL masih berada di level 12,3 kali. Angka tersebut tidak jauh dari PER rata-rata industri yang berada di level 12,01 kali.
Garfik: PER Perusahaan Properti
Sumber: Data diolah Bareksa
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.