Indonesia AirAsia akan Backdoor Listing, Ini Perbandingannya dengan Garuda
Saat ini baru ada satu maskapai penerbangan yang mencatatkan sahamnya di BEI, yakni PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
Saat ini baru ada satu maskapai penerbangan yang mencatatkan sahamnya di BEI, yakni PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
Bareksa.com – PT Indonesia AirAsia dikabarkan bakal mencatatkan (listing) sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme akuisisi perusahaan terbuka (backdoor listing). Indonesia AirAsia berencana listing melalui PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk (CMPP).
Saat ini baru ada satu maskapai penerbangan yang mencatatkan sahamnya di BEI, yakni PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
Indonesia AirAsia pertama kali beroperasi di Indonesia pada 2004. Saat ini AirAsia Berhard merupakan pemegang saham mayorias Indonesia AirAsia dengan kepemilikan saham 49 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Hingga akhir tahun lalu, Indonesia AirAsia tercatat memiliki 27 rute penerbangan ke beberapa daerah di Indonesia dan sebanyak lima negara tujuan. Sepanjang tahun lalu, Indonesia AirAsia mengangkut sebanyak 6,5 juta penumpang. Total fleet perseroan pada 2016 sebanyak 22 unit dengan menggunakan jenis pesawat A320.
Berdasarkan laporan tahunan AirAsia Berhard, pada 2016 total pendapatan Indonesia AirAsia tercatat sebesar Rp 3,85 triliun, turun dibandingkan perolehan 2015 yang sebesar Rp 5,03 triliun.
Penurunan pendapatan terjadi karena berkurangya kapasitas angkutan sebanyak 23 persen dibandingkan 2015. Meski begitu, keputusan perseoran menguragi kapasitas angkutan dan fokus pada penerbangan internasional menunjukkan strategi yang tepat karena perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan RASK sebesar 5 persen pada semester II 2016 sebesar Rp 476,67 miliar.
Laba Operasi Indonesia AirAsia
Sementara itu, Indonesia AirAsia memperoleh laba operasi (operating profit) Rp 118,8 miliar sepanjang 2016. Jumlah tersebut meningkat signifikan dibandingkan rugi operasi Rp 728 miliar pada 2015.
Pangsa pasar (market share) Indonesia AirAsia adalah 2 persen untuk penerbangan domestik dan 27 persen untuk penerbangan luar negeri. Sehingga secara total market share Indonesia AirAsia mencapai 8 persen.
Grafik : Kinerja Laba Rugi Indonesia AirAsia (Rp Miliar)
Sumber : AirAsia, diolah Bareksa
Kinerja Keuangan Garuda
Sementara itu, maskapai milik pemerintah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mencatatkan pendapatan US$ 3,86 miliar atau sekitar Rp 51,3 triliun sepanjang 2016. Capaian tersebut meningkat tipis dibandingkan perolehan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 3,21 miliar atau setara Rp 42,6 triliun.
Pada 2016, Garuda Indonesia memperoleh laba bersih US$ 8,07 juta atau sekitar Rp 107 miliar, turun signifikan dibandingkan perolehan tahun sebelumnya sebesar US$ 76,48 juta atau sekitar Rp 1 triliun.
Sepanjang 2016, Garuda mengangkut sebanyak 23,9 juta penumpang, jauh lebih banyak dibandingkan jumlah penumpang yang diterbangkan Indonesia AirAsia. Sedangkan pangsa pasar domestik Garuda Indonesia mencapai 41,71 persen dan pangsa pasar internasional mencapai 26,93 persen.
Grafik: Catatan Laba/Rugi Garuda Indonesia (US$ juta)
Sumber : Garuda
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.