BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Begini Strategi Sri Mulyani Jaga Peringkat Investment Grade

Bareksa04 Juli 2017
Tags:
Begini Strategi Sri Mulyani Jaga Peringkat Investment Grade
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan mengenai keterbukaan akses informasi keuangan untuk kepentingan perpajakan, di Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Salah satunya dengan memperbaiki basis pajak sambil menjaga kedisiplinan belanja pemerintah

Bareksa.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati siap menjaga peringkat investment grade yang telah diterima Indonesia dari beberapa lembaga rating internasional, khususnya S&P. Di antaranya dalam hal kebijakan-kebijakan fiskal.

Sri Mulyani bercerita, peringkat layak investasi oleh S&P yang baru-baru ini diterima Indonesia tidak lepas dari kinerja fiskal. “Terutama jika kita bisa menjaga kredibilitasnya (fiskal),” terang Sri Mulyani dalam Dialog Ekonomi dengan Para Pelaku Pasar di Bursa Efek Indonesia, Selasa, 4 Juli 2017.

Salah satu masalah fiskal yang bisa menjaga status investment grade adalah penerimaan pajak. Sri Mulyani menjelaskan Indonesia harus tetap bisa mempertahankan sekaligus memperbaiki basis pajak (tax based) dan rasio pajak (tax ratio).

Promo Terbaru di Bareksa

Selain itu, lanjut dia, belanja pemerintah juga jadi faktor lainnya. “Jangan sampai pemerintah belanja secara ugal-ugalan. Jadi harus disiplin walaupun punya ambisi besar untuk membangun infrastruktur,” kata Sri Mulyani.

Dalam hal belanja pemerintah, dia mengatakan, Indonesia harus bisa menjelaskan bahwa tidak semua dana belanja berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), karena pada prakteknya juga melibatkan pihak swasta.

“Dan defisit neraca perdagangan juga harus kita jaga,” imbuhnya.

Sri Mulyani pernah menyampaikan, Indonesia akan kebanjiran dana segar dari investasi. Ini terjadi karena Indonesia meraih status investment grade.

Menurut Sri Mulyani, pasca S&P memberikan investment grade banyak perbankan internasional yang menawarkan financing ke Indonesia. Dia memperkirakan akan ada dana sebesar US$ 700 miliar atau setara Rp 9.300 triliun (Kurs Rp 13.300).

Dana-dana itu sebenarnya bisa saja masuk Indonesia lebih cepat. Namun selama ini terkendala karena Indonesia belum belum mendapatkan peringkat investment grade dari tiga lembaga pemeringkat, Fitch Rating, Moody's dan S&P.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua