7-Eleven Tutup, Pendapatan Operasional MDRN Anjlok 50 persen di Kuartal I 2017
Rugi bersih mencapai Rp 456 miliar setara dengan 71,3 persen kerugian yang dialami MDRN sepanjang Tahun 2016
Rugi bersih mencapai Rp 456 miliar setara dengan 71,3 persen kerugian yang dialami MDRN sepanjang Tahun 2016
Bareksa.com - Manajemen PT Modernland Internasional Tbk (MDRN) mengumumkan bahwa per 30 Juni 2017, seluruh gerai 7-Eleven di bawah manajemen PT Modern Sevel Indonesia yang merupakan salah satu entitas anak perseroan akan menghentikan kegiatan operasionalnya.
Chandra Wijaya, Direktur Perseroan dalam keterangannya Kamis, 22 Juni 2017 di Bursa Efek Indonesia menyebutkan bahwa penghentian kegiatan ini disebabkan oleh keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh perseroan untuk menunjang kegiatan operasional gerai 7-Eleven setelah rencana transaksi material perseroan untuk menjual bisnis waralaba ini batal dilakukan.
Hal-hal material yang berkaitan dan yang timbul sebagai akibat dari pemberhentian operasional gerai 7-Eleven ini menurut Chandra akan ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku dan akan diselesaikan secepatnya.
Pendapatan 7-Eleven Turun Signifikan di Kuartal I 2017
Tertanggal 13 Juni 2017, MDRN merilis kinerja keuangan di 3 bulan pertama tahun ini. Sebelumnya, Bareksa telah mengulas beberapa faktor soal kinerja pendapatan 7-Eleven kian membebani performa MDRN setelah dinyatakan gagal diakuisisi oleh PT Charoen Pokphand disini.
Hingga kuartal I 2017, pendapatan MDRN masih sangat bergantung terhadap pendapatan 7-Eleven. Dalam laporan keuangan yang tidak diaudit, MDRN membukukan pendapatan Rp 138,6 miliar di mana Rp 91 miliar berasal dari pendapatan 7-Eleven. Dengan kata lain, pendapatan 7-Eleven masih menjadi mayoritas atau sumber pendapatan utama dan berkontribusi sebesar 65,6 persen.
Grafik : Perbandingan Pertumbuhan Pendapatan 7-Eleven & Laba Bersih MDRN (Rp Miliar)
Sumber : Laporan Keuangan, diolah Bareksa
Berdasarkan analisis Bareksa, penurunan pendapatan 7-Eleven sebesar 50 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 91 miliar diikuti oleh adanya kenaikan beban operasional lain sebesar Rp 386 miliar atau setara dengan 85 persen rugi bersih di kuartal I 2017. Kondisi itu membuat rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk jadi membengkak jadi Rp 456 miliar.
Menariknya, rugi bersih yang hanya dalam rentang waktu 3 bulan tersebut setara dengan 71,3 persen kerugian yang dialami MDRN sepanjang 12 bulan di 2016. Sehingga, dengan berhentinya operasional 7-Eleven membuat kinerja MDRN terancam turun dari segi pendapatan mengingat kontribusi pendapatan MDRN sebagian besar masih disumbang oleh convenience store yang telah berdiri sejak 7 November 2009 dengan outlet pertama terletak di Bulungan, Jakarta Selatan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.