BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Tren Digital, Bisnis Wealth Management Melonjak di Semester I 2017

02 Agustus 2017
Tags:
Tren Digital, Bisnis Wealth Management Melonjak di Semester I 2017
Ilustrasi menghitung keuntungan investasi reksa dana, saham, obligasi. (123rf.com)

Ada peningkatan kesadaran berinvestasi terutama di kalangan generasi muda

Bareksa.com - Sejumlah bank mencatat kenaikan dana kelolaan investasi dan asset under management(AUM) bisnis wealth management (manajemen kekayaan) yang cukup signifikan pada semester I 2017. Peningkatan ini seiring dengan makin mudahnya akses nasabah terhadap perbankan melalui digitalisasi.

Head of Wealth Management and Digital Business PT Bank Commonwealth, Ivan Jaya menjelaskan, hingga semester I 2017, perseroan mencatat dana kelolaan termasuk dana pihak ketiga dan AUM bisnis wealth management sebesar Rp 30 triliun. Nilai tersebut bertumbuh 15 persen apabila dibandingkan dengan perioden yang sama tahun lalu (yoy).

Saat ini Bank Commonwealth merupakan salah satu bank yang memiliki layanan wealth management digital terlengkap, di mana nasabah bisa bertransaksi reksa dana secara digital melalui internet banking dan mobile banking. “Kami juga menempati posisi lima besar untuk dana kelolaan (AUM) reksa dana oleh bank di Indonesia,” jelas dia di Jakarta, Selasa, 1 Agustus 2017. (Baca juga : Inilah Bocoran Rencana Bareksa & DOKU Penuhi Gaya Hidup Keuangan Masyarakat)

Promo Terbaru di Bareksa

Pihaknya optimistis, pertumbuhan dana kelolaan dan AUM bisa mencapai 27 persen, kenaikan profitabilitas sebesar 20 persen, dengan kenaikan jumlah nasabah sebesar 25 persen sampai akhir tahun ini. Sedangkan kontribusi wealth management saat ini mencapai 40 persen dari total pendapatan ritel bank, dengan total nasabah premier banking sekitar 5 persen dari jumlah keseluruhan nasabah bank.

Ivan menyatakan optimistis bisa mencapai target yang dipatok. Sebab potensi pasar wealth management di Indonesia masih sangat besar, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk kelas menengah. Sebagai salah satu indikator besarnya potensi, data KSEI per 7 Juni 2017 menyebutkan, baru ada sekitar 523 ribu investor reksa dana di Indonesia, atau sekitar 0,2 persen dari total penduduk Indonesia.

Kesadaran Berinvestasi Tumbuh di Generasi Muda

“Kebanyakan orang lebih cenderung memilih produk-produk tradisional, seperti tabungan, emas, dan properti atau tanah. Meski demikian, ada peningkatan kesadaran berinvestasi di produk yang sophisticated, terutama di kalangan generasi muda. Kami yakin pasar ini akan lebih tertarik mengakses wealth management bila mendapatkan solusi perbankan digital yang komprehensif,” jelas dia.

Selain itu, faktor eksternal juga berperan penting dalam pertumbuhan wealth management. Adapun faktor tersebut adalah faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik, keberhasilan program pengampunan pajak, serta peringkat investment grade yang baru saja diberikan oleh S&P menjadi katalis bagi iklim investasi Indonesia. (Baca juga : 56 Institusi Keuangan Akan Berebut Kelola Dana Repatriasi Tax Amnesty)

Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga sangat serius dalam menjalankan program-program edukasi investasi kepada masyarakat dan mengembangkan produk baru sebagai alternatif investasi.

Ivan menyebutkan, AUM di Asia Tenggara tumbuh mengencang jadi 9,3 persen (yoy) dari US$ 317,1 miliar, lebih tinggi daripada pertumbuhan tahun lalu yang berada di angka 6,5 persen. Indonesia memimpin pertumbuhan di angka 24,2 persen (yoy), terutama didukung oleh pertumbuhan aset dana dari Syariah.

Jika dilihat dari tren di layanan, wealth management masa depan akan didominasi oleh robo advisory, yang di negara-negara maju saat ini sudah mulai diterapkan. “Konsep robo advisory itu sendiri sudah kami adaptasi di beberapa fungsi dan elemen advisory kami, di mana kami menawarkan real-time digital advisory terkait produk dan layanan investasi serta bancassurance kepada nasabah kami,” ujar dia.

AUM BRI, OCBC NISP dan BTN Juga Melonjak

Direktur PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Randi Anto, juga mencatat, peningkatan AUM yang signifikan hingga semester I 2017, yakni mencapai Rp 72,2 triliun, bertumbuh 137 persen (yoy). Nilai tersebut seiring dengan peningkatan jumlah nasabah 130 persen (yoy).

Untuk meningkatkan bisnis wealth management, BRI melucuncurkan aplikasi BRI Prioritas. Wakil Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, aplikasi ini akan mempermudah nasabah BRI Prioritas untuk memilih produk investasi yang tepat.

Aplikasi tersebut memberikan informasi tidak hanya tentang produk perbankan BRI tetapi juga produk-produk investasi dan bancassurance. Selain itu, juga berita-berita terkait perkembangan ekonomi dan market update untuk mempermudah nasabah mengambil keputusan investasi. (Lihat juga : Bingung Pilih Reksa Dana? Ini Produk Terbaik Juni 2017)

Head of Individual Customer Solutions PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), Ka Jit, mengungkapkan AUM wealth management bertumbuh di atas 20 persen secara year to date (ytd). Dengan adanya digitalisasi diharapkan bisa mempermudah penetrasi ke segmen mass market, kendati saat ini dampaknya belum signifikan.

Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), Handayani juga mengungkapkan pertumbuhan dana kelolaan investasi dan AUM wealth management yang cukup signifikan di BTN. "Untuk semester I 2017, AUM kami tumbuh 27 persen (yoy)," ungkap dia. (K09)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua