MARKET BRIEF: WTON Tunda Jual Saham Treasury; LAMI Tender Offer di Harga Premium
Harga yang ditawarkan dalam tender offer LAMI Rp.531 per saham
Harga yang ditawarkan dalam tender offer LAMI Rp.531 per saham
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT WIKA Beton Tbk (WTON)
WIKA Beton bakal menunda penjualan saham treasury. Aksi korporasi yang sempat direncanakan akan dilakukan tahun ini bakal diundur jadi tahun 2018 mendatang.
Promo Terbaru di Bareksa
Puji Haryadi, Sekretaris Perusahaan WTON mengatakan pelepasan saham treasury itu memang menjadi salah satu opsi sumber pendanaan belanja modal atau capital expenditure (capex) WTON tahun ini. Namun kondisi kas internal yang masih mencukupi mengurungkan niat perusahaan untuk melakukan hal tersebut.
Catatan saja, WTON memiliki kas dan setara kas Rp156,79 miliar per Maret 2017 lalu. Selain dengan pinjaman, kas internal WTON nanti juga akan dikombinasikan dengan sisa dana hasil initial public offering (WTON) sekitar Rp50 miliar.
PT Hartadinata Abadi
PT Hartadinata Abadi, perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur dan perdagangan perhiasan emas, siap melepas 30 persen saham umum perdana.Dalam prospektus yang diterbitkan, Selasa 9 Mei 2017, Hartadinata akan menawarkan sebanyak-banyaknya 1,5 miliar saham biasa atas nama yang merupakan saham baru.
Hartadinata merencanakan dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dan belanja modal dengan rincian yakni 42 persen untuk pembelian bahan baku, 6 persen untuk pembelian dan peremajaan mesin dan 2 persen untuk pengembangan dan implementasi aplikasi berbasis teknologi atau e-commerce.
PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA)
PRDA menargetkan pendirian jejaring layanan sebanyak 5-7 klinik pada paruh kedua tahun ini. Rencana pendirian jejaring pelayanan baru inipun mencakup wilayah paling timur Indonesia. “Satu untuk Papua, yang lainnya di Jakarta dan Jawa Timur,” ujar Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty, Selasa, 9 Mei 2017.
Menurut Dewi, hingga saat ini Prodia telah mempunyai jejaring pelayanan hingga 31 provinsi secara nasional.
PT Lamicitra Nusantara Tbk (LAMI)
LAMI akan memulai proses delisting. Berdasarkan prospektus perusahaan, Selasa 9 Mei 2017, harga yang ditawarkan dalam tender offer tersebut adalah Rp531 per saham. PT Laksana Citranusantara selaku pemegang saham pendiri LAMI bakal menjadi pihak yang akan membeli kembali (buyback) saham beredar di publik.
Sebanyak 81,73 juta saham LAMI dipegang oleh publik. Artinya, LAMI perlu menyiapkan dana minimal sekitar Rp43 miliar untuk buyback itu. Harga itu tergolong premium. Sebab, harga saham LAMI di pasar saat ini Rp368 per saham.
PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI)
BALI akan melakukan penambahan modal tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Dalam keterbukaan informasi Selasa 9 Mei 2017, BALI akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 10 persen dari jumlah modal disetor perusahaan per 31 Desember 2016 atau berjumlah sebanyak 363,41 juta saham.
Saham dalam rangka penambahan modal tanpa HMETD tersebut merupakan saham baru yang dikeluarkan dari portepel (saham simpanan) perusahaan. Aksi korporasi ini ditujukan untuk memperkuat struktur permodalan dan keuangan perusahaan serta untuk pengembangan kegiatan bisnis. Jangka waktu pelaksanaannya dalam waktu 2 tahun terhitung sejak disetujui dalam RUPSLB.
Untuk memuluskan rencana tersebut, BALI akan meminta restu dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 16 Juni 2017.
PT Totalindo Eka Persada
Totalindo berencana menggenjot proyek-proyek baru tahun ini. Perseroan berkeyakinan, bila proses initial public offering (IPO) yang dilakukan perusahaan berjalan lancar, ekspansi usaha Totalindo bisa makin agresif. Hal itu akan ditujukan dari target dan capaian proyek yang digenggam tahun ini.
Eko Wardoyo, Direktur PT Totalindo Eka Persada menyatakan target perolehan kontrak tahun ini mencapai Rp3 triliun. Saat ini, Totalindo telah mengantongi empat proyek baru dengan nilai kontrak sebesar Rp1,5 triliun.
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
AKRA akan mengembangkan bisnis distribusi pelumas. Anak usaha AKRA, PT AKR Niaga Indonesia baru saja menandatangani perjanjian distribusi dengan PT Castrol Indonesia, perusahaan pelumas milik BP Global.
"Produk pelumas ini akan dipasarkan untuk sektor industri, marine, pertambangan dan kendaraan komersial," ujar Bambang Soetiono, Direktur Utama AKR Niaga di Jakarta, Selasa 9 Mei 2017.
Sebelumnya AKRA dan BP telah membentuk anak usaha bernama PT Aneka Petroindo Raya, yang akan mengoperasikan gerai ritel BBM berlabel BP AKR Fuels Retail. AKRA mengempit 50,1 persen saham dalam perusahaan patungan itu.
Perbaikan Peringkat ease of doing business
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong memastikan proses penyelesaian sengketa yang menghambat proses bisnis akan dipercepat untuk perbaikan peringkat kemudahan berusaha (ease of doing business/EODB).
"Itu ada kemajuan yang luar biasa dari Mahkamah Agung. Antara lain mereka bikin simple claim. Jadi kalau sengketa ini sederhana, bisa diselesaikan melalui prosedur yang sangat cepat," kata Thomas seusai mengikuti rapat koordinasi membahas peringkat kemudahan berusaha di Jakarta, Senin 8 Mei 2017.
Thomas menjelaskan percepatan proses penyelesaian sengketa ini merupakan salah satu inisiatif pemerintah untuk memperbaiki iklim kemudahan berbisnis, karena proses penyelesaian hukum dalam berusaha dirasakan masih terlalu lama.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.