Kualitas Aset Membaik, Laba Bersih Danamon dan NISP Tumbuh Double Digit
Sepanjang kuartal I-2017, Danamon mencatat laba bersih sebesar Rp1,05 triliun
Sepanjang kuartal I-2017, Danamon mencatat laba bersih sebesar Rp1,05 triliun
Bareksa.com - PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) mencatat pertumbuhan laba bersih dua digit hingga kuartal I-2017. Perbaikan kualitas aset menjadi faktor utama penyebab peningkatan laba bersih tersebut.
Direktur Utama Danamon Sng Seo Wah mengungkapkan, sepanjang kuartal I-2017, Danamon mencatat laba bersih sebesar Rp1,05 triliun. Nilai tersebut meningkat 29 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Seo Wah menjelaskan, pendapatan operasional menjadi kontributor utama dari perolehan laba bersih, yakni mencapai Rp4,4 triliun. Selain itu, ditopang pula oleh pendapatan bunga bersih yang meningkat 5 persen ke angka Rp3,55 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
Di sisi lain, biaya kredit tercatat menurun 26 persen ke angka Rp831 miliar. Direktur Keuangan Danamon Vera Eve Lim melanjutkan, penurunan biaya kredit atau biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) ini karena kualitas aset yang membaik.
"Nilai absolut rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) kami turun 6 persen menjadi Rp3,8 triliun, sementara di sisi lain nilai NPL industri meningkat 20 persen," jelasnya.
Di tengah kontributor pembentuk laba bertumbuh positif, pendapatan non bunga justru menurun 8 persen ke angka Rp851 miliar. Vera mengungkapkan, penurunan pendapatan non bunga terjadi karena sekitar 75 persen kontributor pendapatan non bunga berasal dari komponen yang berhubungan dengan kredit. Sedangkan pertumbuhan kredit yang disalurkan melalui otomotif sedang menurun sekitar 7 persen.
"Pendapatan non bunga pada kuartal I-2017 memang menurun, namun kami harapkan bisa meningkat di kuartal II, kuartal III dan seterusnya seiring dengan pertumbuhan kredit dan kontribusi dari layanan lain seperti bancassurance," ujarnya.
Lebih lanjut, dilihat dari penyaluran kredit, secara total pada kuartal I-2017 mencapai Rp126,38 triliun. Nilai tersebut relatif stagnan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Vera menjelaskan, pertumbuhan kredit yang stagnan disebabkan oleh penyaluran kredit kepada segmen mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) menurun 29 persen ke angka Rp9,4 triliun. "Penurunan kredit mikro tersebut karena kami hanya memfokuskan pada penagihan saja untuk meningkatkan kualitas aktiva," katanya.
Apabila penurunan kredit mikro tidak dihitung terhadap total penyaluran kredit, Vera menilai, penyaluran kredit dan trade finance pada kuartal I-2017 relatif baik atau bertumbuh 4 persen. "Dilihat dalam 18 bulan terakhir, pertumbuhan 4 persen merupakan pertumbuhan tertinggi di Bank Danamon dibanding periode-periode sebelumnya yang relatif tidak bertumbuh," jelasnya.
Dilihat dari jenis kredit, kredit pemilikan rumah (KPR) bertumbuh paling tinggi sebesar 25 persen ke angka Rp4,7 triliun. Selain itu, kredit usaha kecil dan menengah (UKM) juga bertumbuh di angka 13 persen, dan kredit entreprise (korporasi, komersial dan institusi keuangan) bertumbuh 9 persen.
Sementara itu, penyaluran kredit melalui anak usaha, PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (ADMF) tercatat menurun 3 persen menjadi Rp43,8 triliun. Namun, khusus untuk pembiayaan mobil baru tercatat positif atau tumbuh 5 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Vera melanjutkan, untuk penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat menurun 9,3 persen ke angka Rp100,7 triliun. Penurunan ini terjadi karena adanya pelepasan dana mahal deposito. Sementara untuk rasio giro dan tabungan (CASA) tercatat bertumbuh menjadi 45 persen.
Dengan memperhitungkan pertumbuhan kredir dan DPK, rasio kredit terhadap simpanan (loan to funding ratio/LFR) tercatat sebesar 92,8 persen, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 90,2 persen. Kendati meningkat, rasio tersebut masih berada di bawah ambang batas yang ditetapkan regulator.
Bank OCBC NISP
Sementara itu, NISP juga mencatat pertumbuhan laba bersih dua digit pada kuartal I-2017. Tercatat, perolehan laba bersih bank asal Singapura ini mencapai Rp563 miliar atau tumbuh 23 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, hingga kuartal I-2017, penyaluran kredit bertumbuh 11 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp94,5 triliun. Sedangkan pertumbuhan aset tercatat 21 persen menjadi Rp143,9 triliun. Di samping itu dana pihak ketiga (DPK) juga bertumbuh sebesar 22 persen menjadi Rp109,7 triliun pada akhir Maret 2017.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengungkapkan, pencapaian kinerja kuartal I-2017 didorong oleh kualitas aset yang tetap terjaga sehat dengan NPL nett sebesar 0,8 persen. "Dengan pencapaian pada kuartal ini, kami optimis untuk ke depannya dapat menjalankan perencanaan bisnis sesuai yang telah dicanangkan pada awal tahun," terangnya.
Bank OCBC NISP juga berhasil menjaga rasio-rasio keuangan utamanya pada level yang cukup baik. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat 18,2 persen, return on equity (ROE) 11,5 persen dan return on asset (ROA) 2,1 persen. (K09)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.