BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Bank Bukopin Biayai Sektor Maritim Rp1,8 Triliun

31 Maret 2017
Tags:
Bank Bukopin Biayai Sektor Maritim Rp1,8 Triliun
Direktur Pengembangan Bisnis & Teknologi Informasi Bank Bukopin Adhi Brahmantya (tengah), merapikan tanda pengenal Dirut Glen Glenardi, disaksikan Direktur Keuangan dan Perencanaan Eko Rachmansyah Gindo (kedua kiri), Direktur Retail Heri Purwanto (kedua kanan) dan Direktur Pelayanan dan Operasi Setiawan Sudarmaji. ANTARA FOTO/Audy Alwi

Tahun ini, kredit maritim ditarget tumbuh 12 persen, lebih tinggi dari target total kredit 10-11 persen.

Bareksa.com - PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) mengklaim telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp1,8 triliun ke sektor maritim. Meski porsi kredit ke sektor maritim memang masih kecil bila dibandingkan dengan total kredit secara keseluruhan, pertumbuhannya ditargetkan dapat lebih tinggi.

Direktur Utama Bukopin, Glen Glenardi mengatakan, penyaluran kredit di sektor maritim sendiri dilakukan dengan menyasar semua segmen usaha, mulai dari mikro hingga korporasi. "Cuma pemerintah kan concern-nya lebih ke yang kecil," tuturnya di Gedung Bukopin, Jakarta, Rabu (29 Maret 2017).

Direktur Retail Bukopin, Heri Purwanto menambahkan, kredit maritim perseroan sebesar Rp1,5 triliun untuk segmen korporasi kredit. Sementara untuk segmen usaha mikro, kecil dan menengah di sektor maritim, lanjutnya, Bukopin turut serta dalam Program Jangkau, Sinergi, dan Guideline (Jaring) yang diinisiasi Otoritas Jasa Keuangan. "Jaring sudah di atas target kita kan Rp200 miliar. Kita sudah Rp300 miliar," ungkapnya.

Promo Terbaru di Bareksa

Dia menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit maritim tahun lalu sebesar 15 persen, termasuk di dalamnya untuk tol laut. Tahun ini, kredit maritim ditarget tumbuh 12 persen, lebih tinggi dari target total kredit 10-11 persen.

Secara keseluruhan, total kredit perseroan sebesar Rp72,5 triliun per akhir tahun 2016. Kucuran kredit meningkat 9,74 persen dibanding Rp66 triliun pada 2015. Kinerja perkreditan Bukopin tercatat lebih tinggi dibanding rata-rata industri yang cuma 7,85 persen pada tahun lalu.

Secara segmentasi, penyaluran kredit lebih banyak diterima oleh segmen UKM dengan porsi 41,25 persen. Kemudian disusul segmen komersial yang secara plafon kredit memang besar, dengan porsi 34,65 persen. Sedangkan kredit mikro dan konsumer masing-masing mengambil porsi 13,78 persen dan 10,31 persen.

Menurut Glen, untuk sektor usaha, kredit Bukopin paling banyak dikucurkan ke sektor konstruksi, kemudian perdagangan dan jasa. "Strategi kredit akan mempertajam segmennya dulu. Kemudian, akan banyak bermain di kredit yang capital charge-nya (Aset Tertimbang Menurut Risiko/ATMR) rendah yakni ritel, UKM, mikro. Main di pinjaman Rp10 miliar-Rp20 miliar. Base diperlebar," terangnya.

Secara kualitas, kredit perseroan mengalami penurunan. Rasio kredit bermasalah atau NPL secara gross naik dari 2,83 persen di akhir 2015, menjadi 3,77 persen pada Desember 2016. Glen menjelaskan, kenaikan NPL disebabkan oleh beberapa debitur di segmen komersial. "Ini memang ada nasabah besar membuat NPL kita naik. Target Mei-Juni selesai. Sehingga di semester satu NPL kita berharap maksimal 3 persen," tukasnya.

Kendati terjadi kenaikan NPL, secara keseluruhan kinerja bisnis Bukopin sangat positif dengan perolehan laba bersih Rp1,09 triliun sepanjang tahun lalu. Pertumbuhan laba bersih sebesar 13,10 persen pada tahun lalu, lebih tinggi dari industri perbankan yang hanya 1,83 persen. "Tahun ini kredit kita targetkan tumbuh 10-11 persen, laba akan kita push tumbuh 15 persen," sambung Glen.

Ia yakin target bisa dicapai dengan menerapkan strategi penyaluran kredit kepada sektor yang memiliki ATMR rendah. Juga dengan masuk mendukung bisnis start up, dalam kaitannya untuk melayani nasabah generasi milenial yang semakin besar. "Start up kita masuk dari awal kerja sama dengan Kibar dan Kominfo, 11 kota sudah jalan. Jadi kita cari start up, lalu lakukan workshop. Kita siapkan ekosistemnya," pungkas Glen. (K15)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua