Harga Saham INCO Tertekan 6%, Ini 3 Faktor Penyebabnya
Hingga pukul 10.20 WIB, saham INCO diperdagangkan di level Rp2.430 atau turun 6,17% dari penutupan kemarin
Hingga pukul 10.20 WIB, saham INCO diperdagangkan di level Rp2.430 atau turun 6,17% dari penutupan kemarin
Bareksa.com - Harga saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) merosot pada perdagangan hari ini 24 Februari 2017, seiring dengan publikasi perseroan tentang kinerja keuangan yang kurang memuaskan. Sejumlah faktor menjadi penyebab utama penurunan kinerja produsen nikel tersebut.
Hingga pagi ini pukul 10.20 WIB, harga saham INCO diperdagangkan di level Rp2.430 per lembar saham atau turun 6,17 persen dari harga penutupan kemarin.
Pada 23 Februari 2017, Vale Indonesia telah mempublikasikan press release tentang hasil kinerja keuangan dan operasional sepanjang 2016. Dalam laporannya itu, laba perseroan tercatat hanya US$1,9 juta sepanjang tahun lalu atau menyusut 96 persen US$50,5 juta pada 2015. Laba per saham pun anjlok 98 persen menjadi US$0,0001. Hal ini seiring dengan pendapatan perseroan yang juga terpantau menurun 26 persen US$584 juta.
Promo Terbaru di Bareksa
Bareksa menganalisis, setidaknya ada 3 penyebab utama yang membuat kinerja perusahaan menurun drastis secara tahunan, antara lain :
1. Penurunan jumlah produksi nikel
Dalam laporan tersebut, secara kuartal jumlah produksi menurun 9,95 persen menjadi 19.581 metrik ton di kuartal IV, setelah sebelumnya di kuartal III perseroan mampu memproduksi sebanyak 21.744 metrik ton. Hal tersebut berdampak pada jumlah produksi perseroan yang mengalami penurunan 4,43 persen secara tahunan dari 81.177 metrik ton di tahun 2015 menjadi 77.581 metrik ton di tahun 2016.
2. Harga jual rata-rata (average selling price) turun
Di tengah keadaan perseroan yang mengalami penurunan produksi, harga jual rata-rata nikel perseroan juga mengalami penurunan di tahun 2016. Pada tahun 2015, INCO mencatatkan ASP sebesar $9.526 per ton atau menurun 28,8 persen menjadi $7.396 per ton. Padahal, ASP secara kuartalan meningkat dari $7.694 per ton di kuartal III menjadi $8.238 per ton di kuartal IV.
3. Penurunan penjualan nikel secara kuantitas
Menurunnya ASP diikuti menurunnya jumlah produksi tentu akan mengganggu pendapatan perseroan. Dalam rilisnya, penjualan nikel matte menurun menjadi 78.976 metrik ton di tahun 2016 dari sebelumnya perseroan mampu mencatatkan penjualan nikel 82.907 metrik ton. Sama seperti kondisi ASP sebelumnya, dimana jika dilihat secara kuartalan ada peningkatan penjualan dari 20.615 metrik ton di kuartal III menjadi 21.689 metrik ton di kuartal IV 2016.
Grafik: Pergerakan Saham INCO Periode 03 Oktober 2016 - 23 Februari 2017
Sumber: Bareksa.com
Ketiga aspek tersebut mungkin menjadi pertimbangan para pelaku pasar dan menyebabkan harga INCO terus tertekan di pekan ini. Padahal, apabila kita menengok harga nikel dunia saat ini cenderung stabil di level $10.635 per ton. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.