UNSP & ENRG Akan Reverse Stock, Harga Saham Kembali Ke Level Rp50
Harga saham UNSP telah amblas 37%, sedangkan saham ENRG anjlok 39% sejak Februari
Harga saham UNSP telah amblas 37%, sedangkan saham ENRG anjlok 39% sejak Februari
Bareksa.com – Dua saham emiten yang terafiliasi dengan Grup Bakrie merencanakan aksi korporasi yang berkaitan dengan penataan ulang pembayaran utang. Saham PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang sama-sama akan melakukan penggabungan saham terpantau telah kembali ke level terendah Rp50.
Pada hari ini, Senin 20 Februari 2017, para pemegang saham UNSP telah menyetujui rencana perseroan melakukan penggabungan nominal saham atau yang disebut dengan reverse stock split. Persetujuan ini didapat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang ke-3, setelah rapat sebelumnya tidak mencapai batas minimum jumlah pemegang saham (kuorum).
Nantinya, UNSP akan menggabungkan nominal sahamnya dengan rasio 10:1.
Selain UNSP, ENRG juga berencana untuk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk meminta izin mengenai rencana perseroan melakukan penggabungan nominal saham atau yang disebut dengan reverse stock. ENRG berencana melakukan RUPSLB pada 23 Maret 2017.
Perseroan ingin melakukan reverse stock sebagai syarat untuk restrukturisasi kepada kreditur perseroan. Berdasarkan prospektus, perusahaan minyak dan gas ini berencana untuk melakukan reverse stock terhadap seluruh saham yang telah dikeluarkan dengan skala 8:1. Artinya delapan saham dengan nilai nominal Rp100 akan menjadi satu saham dengan nilai Rp800.
Adanya reverse stock ini tidak akan menyebabkan terjadi perubahan jumlah modal. Namun, struktur kepemilikan bisa saja berubah jika ada saham-saham odd lot yang dibeli oleh pembeli siaga. Selain itu, jumlah saham beredar (outstanding share) perseroan akan berkurang seiring dengan aksi korporasi ini.
Rencana kedua emiten tersebut ternyata direspon negatif oleh investor. Bahkan sebelum reverse stock terjadi, harga saham keduanya telah kembali ke level terendah Rp50.
Menurut pantauan Bareksa hingga penutupan perdagangan sesi I, harga saham UNSP telah amblas ke level Rp50 atau turun 37,4 persen jika dibandingkan harga saham tertinggi pada awal Februari di level Rp80.
Grafik: Harga Saham UNSP Selama 1 Tahun
Sumber: Bareksa.com
Pada penutupan perdagangan Jumat, 17 Februari 217, harga saham ENRG telah lebih dulu berada di level Rp50, atau telah anjlok 39 persen jika dibandingkan level tertingginya pada awal Februari 2017.
Grafik: Pergerakan Harga Saham ENRG 1 Tahun
Sumber: Bareksa.com
Meskipun demikian, kinerja fundamental perusahaan melalui laporan keuangan tetap menjadi salah satu yang harus dianalisa selain harga saham per lembarnya. Bila memang kinerja keuangan sebuah emiten buruk, tentunya pergerakan harga sahamnya juga akan cenderung turun. Pasalnya, murah atau mahalnya suatu saham dapat dinilai dari performa emiten tersebut dari tahun ke tahun.
Bila dilihat dari sisi keuangan, Energi Mega memiliki fundamental yang masih buruk. Perusahaan migas ini hingga kuartal III-2016 masih membukukan kerugian Rp609 miliar. Salah satu pendorongnya adalah turunnya penjualan sebesar 18 persen menjadi Rp5 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp6,8 triliun.
Tidak jauh berbeda dengan ENRG, kinerja UNSP terbilang buruk. Emiten perkebunan ini mencatat penurunan penjualan sebesar 26,9 persen menjadi Rp1,16 triliun pada sembilan bulan pertama 2016 dibandingkan dengan periode sama tahun 2015. Perseroan pun masih mencatatkan rugi bersih Rp328 miliar sepanjang periode tersebut. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.