Semen Indonesia Teruskan Ekspansi di Tengah Oversupply, Mengapa?
Januari-Agustus 2016, hanya Semen Indonesia yang masih membukukan pertumbuhan penjualan
Januari-Agustus 2016, hanya Semen Indonesia yang masih membukukan pertumbuhan penjualan
Bareksa.com – Industri semen domestik kini sedang mengalami oversupply. Kondisi penawaran yang lebih besar dibandingkan permintaan ini disebabkan oleh banyaknya pemain baru dan ekspansi pemain lama.
Menilik data Asosiasi Semen Indonesia, kapasitas produksi industri semen telah mencapai 89,7 juta ton per 2016, jauh melebihi konsumsi domestik yang hanya berkisar 65 juta ton.
Langkah ekspansi menjadi upaya yang terus dilakukan untuk mempertahankan daya kompetisi Semen Indonesia di tengah gempuran pemain-pemain baru. Terbukti, dengan keberadaan pabrik yang sudah beroperasi di empat lokasi domestik, saat ini Semen Indonesia mampu mempertahankan volume penjualan di tengah kondisi oversupply sedang menindih industri semen.
Promo Terbaru di Bareksa
Tabel: Kinerja Penjualan Produsen Semen
Sumber: Laporan Penjualan Semen Indonesia, Indocement dan Holcim, diolah Bareksa
Data penjualan tiga produsen semen terbesar di Indonesia--yaitu Semen Indonesia, Indocement dan Holcim—memang menunjukkan: pada periode Januari-Agustus 2016, hanya Semen Indonesia yang masih membukukan pertumbuhan penjualan yang positif.
Dalam perkembangannya, saat ini Semen Indonesia sedang menyelesaikan dua pabrik baru di Padang dan Rembang. Corporate Secretary Semen Indonesia, Agung Wiharto, menyatakan pabrik dengan kapasitas tiga juta ton di Rembang tetap akan beroperasi sesuai target, yaitu pada bulan Januari 2017 mendatang. (Baca juga: Pabrik Rembang Tidak Akan Berhenti Beroperasi)
Video: Progres Pembangunan Pabrik Semen Indonesia di Rembang
Sumber: Bareksa
Terapkan Prinsip 3P dalam Ekspansi
Harmonisasi antara lingkungan, operasional, dan sosial masyarakat menjadi acuan pelaksanaan seluruh aktivitas Semen Indonesia. Pabrik Tuban dioperasikan Semen Indonesia sejak tahun 1994. Lokasi pabrik semen di Rembang sama dengan Tuban, yaitu di Pegunungan Kendeng.
Fisiografi Pulau Jawa Bagian Timur
Sumber: Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia
Direktur Utama SMGR, Rizkan Chandra, kepada Bareksa memaparkan, fakta menunjukkan eksplorasi tambang di Tuban selama ini berlangsung sesuai dengan ketentuan tentang lingkungan dan juga peraturan internal Semen Indonesia. Kondisi lingkungan selama ini terbukti terjaga. Debit air setelah penambangan justru meningkat. Akivitas pertanian pun terus meningkat.
Video: Penjelasan Semen Indonesia Terkait Pabrik Rembang
Sumber: Bareksa (interview)
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Kecamatan Kerek di Kabupaten Tuban—yang merupakan lokasi pabrik semen—secara geografis memiliki jenis tanah mediteran merah kuning yang berasal dari endapan batu kapur, sehingga cocok untuk keberadaan pabrik semen. Akan tetapi, aktivitas pabrik semen di sini terbukti tidak mengganggu aktivitas pertanian masyarakat. Laporan resmi BPS menunjukkan sekarang pun pertanian tetap menjadi sektor unggulan di Kecamatan Kerek. Hampir di setiap desa, mayoritas penduduk masih bermata pencaharian sebagai petani. (Laporan BPS dapat diunduh di tautan ini).
Grafik: Tingkat Kemiskinan Tuban 2009-13 (%)
Sumber: BPS, diolah Bareksa
Lebih penting lagi, tingkat kemiskinan di Tuban menyusut menjadi 17,2 persen di tahun 2013, dari level 23 persen di tahun 2009. Salah satu faktor penurunan kemiskinan yaitu adanya pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di kabupaten Tuban.
Semen Indonesia pun turut berkomitmen dalam program itu. Di Tuban, Semen Indonesia telah memberdayakan 17.368 mitra binaan hingga akhir tahun 2016. (Baca juga: Mitra Binaan Semen Indonesia Ini Beromzet Ratusan Juta Rupiah)
(AD | np)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.