XL dan Indosat Tetap Lanjutkan Kerja Sama, Meski Diduga Kartel Oleh KPPU
Perusahaan patungan bernama PT One Indonesia Synergy ditargetkan beroperasi kuartal ketiga 2017
Perusahaan patungan bernama PT One Indonesia Synergy ditargetkan beroperasi kuartal ketiga 2017
Bareksa.com - Dua operator telekomunikasi seluler nasional PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) akan terus melanjutkan rencana untuk membentuk perusahaan patungan, meski sedang diselidiki oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terkait dugaan kartel. Keduanya menargetkan entitas baru yang sahamnya dibagi merata di antara mereka itu akan mulai beroperasi kuartal ketiga tahun depan.
Direktur Utama PT Indosat Ooredoo Tbk, Alexander Rusli, mengatakan perjalanan membentuk perusahaan baru ini menurutnya masih panjang. Mengenai kasus yang diadukan kepada KPPU, menurutnya tidak terlalu menyita perhatian.
"Saya tidak terlalu memikirkan itu. Yang lebih susah itu memikirkan masalah bilateral kita sama XL. Banyak yang harus kita kerjakan," ujarnya di Jakarta, Rabu 19 Oktober 2016.
Promo Terbaru di Bareksa
Perusahaan patungan yang diberi nama PT One Indonesia Synergy tersebut baru akan beroperasi pada kuartal ketiga tahun 2017. Dengan komposisi saham 50:50, masing-masing emiten mengantongi 1.251 lembar saham. Modal dasar perusahaan ini adalah Rp 10 miliar dengan modal ditempatkan Rp 2,5 miliar dan modal disetor Rp 2,5 miliar.
Alex, demikian sapaan akrabnya, mengatakan bahwa saat ini kedua belah pihak sedang merencanakan pembagian jaringan yang dilanjutkan dengan proses tender. Perusahaan patungan tersebut dibuat dengan fokus pada perencanaan kerja sama jaringan yang layak di masa mendatang. Termasuk di dalamnya eksplorasi kerja sama pengembangan 4G.
Pembentukan joint venture ini dinilai sebagai salah satu cara adalah untuk memperkecil belanja operasional (operational expenditure/opex) dan belanja modal (capital expenditure/capex) dua operator ini. Pasalnya, 70 persen komponen dalam opex dan capex adalah untuk jaringan dan liaison-nya seperti menara, base transceiver stations (BTS), radio access network dan sebagainya.
“Kita hanya menggunakan frekuensi radio yang sama, penggunaannya jaringannya pun nanti akan bebeda-beda antara XL dan Indosat,” katanya.
Sebelumnya, dalam keterbukaan bursa, Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini menuliskan bahwa usaha patungan ini bisa memberikan jasa konsultasi untuk kolaborasi jaringan di masa mendatang.
"Pihak-pihak yang bertransaksi masih dalam proses untuk secara bersama mengeksplorasi kemungkinan melakukan kolaborasi tersebut," tulis Dian.
Dian menambahkan, perusahaan patungan tersebut dibuat dengan fokus pada perencanaan kerja sama jaringan yang layak di masa mendatang. Termasuk di dalamnya eksplorasi kerja sama pengembangan 4G.
Meskipun dari sisi bisnis kedua emiten kerja sama ini akan membawa dampak positif, KPPU menilai bahwa XL dan Indosat dicurigai melakukan praktik kartel.
"Kami masih mengumpulkan informasi terkait hal itu. Fokus kami adalah menanyakan motif mereka untuk membentuk perusahaan patungan bernama One Indonesia Synergy," ujar Kepala KPPU Syarkawi Rauf, seperti dikutip oleh The Jakarta Post.
Menurut KPPU, perusahaan patungan yang didirikan untuk mengembangkan infrastruktur itu dapat digunakan untuk praktik kartel. Kedua perusahaan bisa bekerja sama dalam menentukan tarif, membagi wilayah untuk produk mereka dan berkoordinasi untuk membatasi hasil produk mereka.
Pada Selasa 18 Oktober 2016, KPPU baru saja memanggil perwakilan XL untuk menjawab pertanyaan terkait kasus tersebut. Indosat juga telah memenuhi panggilan tersebut sehari sebelumnya. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.