Rasio Kredit Bermasalah Naik, Astra Minta Bank Permata Kurangi Kredit Korporasi
Astra berharap Bank Permata mengurangi eksposur kredit korporasi dan fokus ke konsumer dan komersial
Astra berharap Bank Permata mengurangi eksposur kredit korporasi dan fokus ke konsumer dan komersial
Bareksa.com - PT Bank Permata Tbk (BNLI) menjadi salah satu bank beraset besar yang bermasalah dengan kredit bermasalah (non performing loan/NPL). Hingga Juni 2016, NPL bank milik Standard Chartered dan PT Astra International Tbk (ASII) ini mencapai 4,59 persen secara bruto dan 2,67 persen neto.
Kinerja buruk Bank Permata tak cuma dari sisi NPL. Sejak kuartal I tahun ini, Bank Permata sudah merugi. Bahkan kerugiannya hingga Juni telah mencapai Rp835,67 miliar dari periode sama tahun lalu laba Rp837,1 miliar.
Bagi Astra, kontribusi negatif Bank Permata membuat laba dari grup jasa keuangan merosot 40 persen dari Rp2,08 triilun menjadi Rp1,25 triliun. "Sebenarnya, secara umum jasa keuangan kami baik. Tapi karena ekonomi melambat dan NPL industri naik, maka tak terhindarkan bagi Bank Permata," tutur Direktur Independen Astra sekaligus Wakil Komisaris Utama Bank Permata Gunawan Geniusahardja, Selasa, 2 Agustus 2016.
Promo Terbaru di Bareksa
Namun Gunawan masih yakin, kondisi Bank Permata akan lebih baik lagi. Menurut Gunawan, sebenarnya laba bank permata masih baik tanpa melihat provisi.
Selain itu, lanjut dia, yang menjadi masalah bagi NPL Bank Permata berasal dari kredit segmen korporasi. "Jadi, NPL konsumer dan komersial masih bagus. Hanya kredit korporasi saja. Maka, kami harapkan Bank Permata mengurangi eksposur kredit korporasi dan fokus ke konsumer dan komersial," imbuh dia.
Direktur Keuangan Bank Permata Sandeep Jain mengatakan, catatan rugi Bank Permata merupakan dampak dari peningkatan beban pencadangan hingga 248 persen.
"Hal ini telah diantisipasi sebelumnya dan merupakan bagian dari langkah Bank Permata untuk meningkatkan kualiatas aset. Bank Permata saat ini dalam posisi yang relatif lebih kuat untuk mengelola risiko yang ada maupun yang mungkin terjadi," katanya.
Direktur Utama Bank Permata Roy A. Arfandy meyakini, Bank Permata akan terus beradaptasi dengan perubahan dan memperkuat posisinya untuk menangkap peluang di masa depan. Apalagi, katanya, Bank Permata memiliki jaringan kantor cabang yang luas, kekuatan finansial inti, serta basis nasabah yang besar dan kuat.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.