Rasio Kredit Bermasalah BTN Sentuh Level Terendah Dalam 6 Tahun Terakhir
NPL secara gross turun dari 4,7 persen pada akhir Juni 2015 menjadi 3,41 persen per Juni 2016
NPL secara gross turun dari 4,7 persen pada akhir Juni 2015 menjadi 3,41 persen per Juni 2016
Bareksa.com - Rasio kredit bermasalah (NPL) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyentuh level terendah dalam 6 tahun terakhir didorong oleh perubahan sistem yang dilakukan manajemen dalam 3 tahun terakhir.
NPL gross per Juni 2016 turun ke level 3,41 persen dari periode sama tahun lalu di level 4,7 persen. Meskipun masih di atas level industri tetapi dilihat dari tren, NPL BTN terus menurun berbanding terbalik dengan industri perbankan yang justru terus mengalami kenaikan. Direktur Utama BTN Maryono bahkan menargetkan hingga akhir tahun ini rasionya akan turun di bawah level 3 persen.
Grafik: Pergerakan NPL BTN dan industri perbankan periode Desember 2014-Juni 2016
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: BTN
Maryono menjelaskan penurunan ini terjadi karena perubahan sistem yang dilakukan oleh BTN dalam tiga tahun terakhir. Perubahan itu diantaranya memaksimalkan proses restrukturisasi dan penjualan aset bermasalah serta memperbaiki sistem penagihan menjadi lebih ketat.
Khusus dalam hal penjualan aset bermasalah, Maryono bersama dengan timnya memiliki cara jitu yang ampuh menekan NPL BTN. Penjualan aset bermasalah dilakukan dengan dua model yakni model eceran dan gelondongan. Untuk model gelondongan ini biasanya BTN bekerjasama dengan pengembang properti sehingga aset bermasalah dapat cepat terjual dengan harga yang masih bagus.
Maryono menambahkan bahwa selama ini kredit segmen komersial yang tidak terkait perumahan yang mendongkrak rasio kredit bermasalah BTN. Inilah yang menjadi perhatian BTN dan berusaha untuk terus ditambahkan.
Terlihat dalam laporan keuangan memang porsi kredit non perumahan terus menurun menjadi hanya 9,09 persen per akhir Juni 2016. Porsi kredit perumahan justru terus meningkat ditopang kenaikan penyaluran kredit perumahan bersubsidi yang melesat 31 persen per Juni 2016 dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Grafik: Komposisi kredit BTN periode 2011-Juni 2016
Sumber: BTN
Selain itu, Direktur BTN Sulis Usdoko menambahkan, BTN juga lebih selektif dalam memberikan kreditnya. Artinya, penanganan NPL tak cuma setelah kredit mengalir ke debitur, melainkan sebelum menerima permohonan kredit.
"Sedini mungkin, kualitas kredit kami harus dijaga. Dan ini kami lakukan secara intensif," imbuh Sulis.
Meskipun begitu per akhir Juni 2016 ini kredit BTN masih bisa tumbuh 18,39 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya menjadi Rp149,316 triliun. Maryono menargetkan hingga akhir tahun 2016, kredit BTN dapat tumbuh 19-20 persen.
Baiknya BTN menjaga kualitas kredit menjadi penopang naiknya laba bersih BTN 25,4 persen sepanjang semester I-2016 dibanding periode sama tahun sebelumnya. Inilah yang menjadi pendorong naiknya harga saham BTN.
Hingga pukul 15.00 WIB, saham BTN melesat 3,18 persen menjadi Rp1.945 per saham. (Detail saham dapat dilihat dalam tautan link berikut: BBTN)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.