BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Jabat Menteri Keuangan Lagi, Begini Prestasi Sri Mulyani 2005-2009

28 Juli 2016
Tags:
Jabat Menteri Keuangan Lagi, Begini Prestasi Sri Mulyani 2005-2009
Sri Mulyani saat masih menjabat sebagai Managing Director World Bank.

Sri Mulyani pernah dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006

Bareksa.com - Presiden Joko Widodo telah mengumumkan jajaran kabinet terbarunya hari ini, Rabu 27 Juli 2016. Salah satu perubahan menarik adalah masuknya wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008, yakni Sri Mulyani Indrawati menjadi Menteri Keuangan menggantikan Bambang Brodjonegoro.

Wanita kelahiran Bandar Lampung, 26 Agustus 1962 itu, pernah menjabat Menteri Keuangan pada tahun 2005-2009, atau pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bahkan ia pernah merangkap jabatan sebagai Menteri Koordinator Perekonomian pada tahun 2008-2009 menggantikan Boediono yang kala itu maju sebagai Wakil Presiden mendampingi SBY.

Sri Mulyani, yang baru saja meninggalkan jabatan sebagai Managing Director dan Chief Operating Officer World Bank, terbilang sukses melakukan reformasi sehingga banyak terjadi perubahan fundamental di Kementerian Keuangan mulai dari organisasi, SOP, SDM dan lain-lainnya. Atas kinerjanya, ia bahkan dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura.

Promo Terbaru di Bareksa

Tak hanya itu, Sri Mulyani selama menjabat sebagai menteri di tim ekonomi pemerintahan SBY, sudah berpengalaman menghadapi goncangan kondisi ekonomi global. Perlu diingat bahwa pada tahun 2008 - 2009 perekonomian dunia ambrol hingga minus 1,7 persen didorong krisis utang yang dialami Amerika Serikat.

Saat itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu dipertahankan di atas 4 persen, bahkan sudah kembali normal di tahun berikutnya.

Grafik: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia & Dunia

Illustration
Sumber: World Bank

Bertahannya ekonomi Indonesia saat itu tidak terlepas dari tercapainya stabilitas ekonomi makro, dan dukungan kebijakan fiskal yang prudent di bawah kendali Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.

Pada krisis 2008, defisit anggaran berhasil dipertahankan di level -0,08 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai tersebut bahkan jauh lebih baik dibanding tahun 2015 dimana defisit anggaran mencapai angka -2,53 persen. Defisit terjaga dengan dukungan dari penerimaan pajak yang naik signifikan.

Pada tahun 2008, di tengah bergejolaknya ekonomi global, realisasi penerimaan pajak pemerintah tercatat sebesar Rp658 triliun, melebihi target yang dicanangkan dalam APBN yakni sebesar Rp609 triliun. Realisasi yang melampaui target bahkan belum pernah terjadi lagi hingga saat ini.

Grafik: Penerimaan Perpajakan Indonesia 2001-2010

Illustration
Sumber: Bank Indonesia

Didukung kebijakan fiskal yang prudent, otoritas perbankan lebih percaya diri untuk menurunkan suku bunga acuan, sehingga bunga kredit berangsur turun. Hal ini secara efektif mendorong perekonomian Indonesia yang saat itu terkena imbas melambatnya ekonomi Global.

Grafik: Transaksi Berjalan, Ekspor & Impor Indonesia (2004-2014)

Illustration
Sumber: Bank Indonesia

Hasilnya, neraca transaksi berjalan Indonesia dalam periode kepemimpinan Sri Mulyani sebagai menteri keuangan bertahan positif didorong pertumbuhan ekspor yang stabil. Hal ini meningkatkan kepercayaan investor sehingga pasca krisis, nilai investasi asing yang masuk ke dalam negeri meningkat signifikan. (Baca juga: Pasar Sambut Positif Sri Mulyani Masuk Kabinet, IHSG Lompat Hingga 1,3%)

Grafik: Arus Investasi Asing Secara Langsung

Illustration
Sumber: Bank Indonesia

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.385,6

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,56

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua