Tarif Interkoneksi Turun, Bagaimana Impaknya Terhadap TLKM, ISAT dan EXCL?
Laba bersih EXCL diperkirakan turun 7% akibat penurunan tarif interkoneksi
Laba bersih EXCL diperkirakan turun 7% akibat penurunan tarif interkoneksi
Bareksa.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan penurunan tarif interkoneksi pada operator selular akan berkisar 10 - 25 persen, menepis kabar yang beredar di pasar bahwa penurunan tarif interkoneksi sebesar 70 persen. Menanggapi ini, CEO PT XL Axiata Tbk (EXCL), Dian Siswarini mengatakan kepada media bahwa penurunan tarif sekitar 25 persen dan peraturan diperkirakan akan keluar bulan Juni tahun ini.
Dalam sambungan lintas operator, suatu operator diharuskan membayar jumlah tertentu kepada operator lain yang menjadi tujuan panggilan. Biaya interkoneksi saat ini sebesar Rp250 terhadap tarif ritel lintas operator yang rata-rata Rp1.500. Besaran tarif interkoneksi akan mempengaruhi biaya panggilan lintas operator yang dibebankan ke pelanggan. Kabar turunnya tarif interkoneksi sempat membuat saham operator telekomunikasi minggu lalu terkoreksi.
Lalu operator mana saja yang paling merasakan dampak penurunan tarif interkoneksi ini?
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut riset Citi Group, dari ketiga operator telekomunikasi yang terdaftar di bursa, EXCL diperkirakan paling terdampak penurunan tarif interkoneksi ini. Jika tarif interkoneksi dipotong 25 persen seperti yang diungkapkan di atas, EXCL akan mengalami penurunan laba tahun 2017 sekitar 7 persen. Hal ini dikarenakan EXCL memiliki pendapatan dari interkoneksi yang relatif lebih besar dibandingkan kedua operator lain dan posisi EXCL sebagai penerima interkoneksi (net receiver). Sementara itu, impak terhadap PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Indosat Tbk (ISAT) tidak terlalu signifikan dan perubahan pendapatan masing-masing hanya -0,9 persen serta -0,2 persen.
Grafik: Proyeksi Pendapatan Interkoneksi Terhadap Total Pendapatan
Sumber: Citi Research
Citi juga menyebutkan bahwa pembatasan (capping) tarif lintas operator lebih mengkhawatirkan daripada penurunan tarif interkoneksi. Beredar kabar bahwa tarif lintas operator akan dibatasi maksimum 3 kali dari tarif panggilan sesama operator (on-net). Padahal saat ini tarif lintas operator bisa mencapai 6-8 kali tarif sesama operator meskipun volumenya hanya 2-3 persen dari total trafik. Jika hal ini diterapkan, maka terdapat potensi penurunan laba bersih TLKM sebesar 3 persen, ISAT 11 persen dan EXCL 19 persen.
Dengan mempertimbangkan dampak kedua hal tersebut kepada masing-masing operator, Citi merekomendasikan TLKM sebagai top pick, ISAT direkomendasikan 'Buy' karena valuasi relatif murah dan EXCL direkomendasikan 'Netral' karena diperkirakan paling banyak terkena eksposur.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.380,2 | 1,09% | 5,00% | 7,35% | 8,50% | 19,34% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.090,33 | 0,49% | 5,21% | 6,68% | 7,14% | 2,71% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.838,73 | 0,53% | 3,93% | 6,33% | 7,43% | 17,20% | 39,76% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,71 | 0,66% | 3,97% | 6,69% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.259,31 | 0,74% | 3,72% | 6,02% | 7,00% | 19,69% | 35,52% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.