BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Menteri Jonan Minta Uber Dilarang, Saham Blue Bird & Express Bakal Melonjak?

15 Maret 2016
Tags:
Menteri Jonan Minta Uber Dilarang, Saham Blue Bird & Express Bakal Melonjak?
Spanduk menolak taksi online di kawasan Kuta, Bali, 20 Februari 2016. Sejumlah baliho dan spanduk penolakan sejenis dipasang warga di sejumlah titik kawasan wisata di Bali karena dianggap mematikan sopir lokal yang menggunakan sistem konvensional (Antara Foto/Fikri Yusuf)

Saham taksi Express melesat hingga 29%, tapi Blue Bird masih stagnan.

Bareksa - Harga saham perusahaan taksi PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) melesat hingga 29 persen pada penutupan perdagangan saham hari ini, Senin 14 Februari 2016. Pada hari yang sama, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan melayangkan surat kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara untuk memblokir aplikasi UberTaxi dan GrabCar. Baca: Ini Isi Surat Menhub Jonan Minta UberTaxi dan GrabCar Diblokir.

Apakah larangan aplikasi transportasi online akan mendorong kenaikan harga saham TAXI dan PT Blue Bird Tbk (BIRD)? Analis Bareksa mencoba menyusuri datanya.

Data menunjukkan, berbeda dengan TAXI, harga saham BIRD pada hari ini belum bergerak. Namun, sejak Maret 2015 harga saham kedua perusahaan ini terus tertekan. Hal ini patut diduga berkorelasi dengan maraknya aplikasi transportasi online. UberTaxi sudah mulai beroperasi di Jakarta sejak Agustus 2014, dan mulai gencar berpromosi pada akhir Maret 2015--yang menjadi titik awal dari terus merosotnya harga saham TAXI dan BIRD.

Promo Terbaru di Bareksa

Sejak bulan itu, data saham Bareksa menunjukkan harga BIRD mulai tergelincir, yang lalu diikuti oleh TAXI. Pada periode 14 Maret - 30 April 2015, saham BIRD ambrol 17 persen, sementara TAXI masih mampu naik 40 persen. Akan tetapi, pada akhir Oktober 2015 BIRD semakin menyusut hingga 45,96 persen, sedangkan TAXI terperosok hingga negatif 69,4 persen.

Memang, ada faktor lain yang ikut bermain, yakni pelemahan ekonomi. Namun, perlu dicatat bahwa pada periode 14 Maret hingga akhir Oktober 2015, IHSG hanya merosot 17,7 persen. Sementara itu, dua saham perusahaan taksi tersebut anjlok lebih dalam--menunjukkan ada faktor lain yang mendorong amblasnya harga.

Grafik: Pergerakan Harga Saham TAXI & BIRD

Illustration
Sumber: Bareksa.com

Direktur TAXI David Santoso dalam wawancara eksklusif dengan Bareksa mengakui aplikasi transportasi online sangat berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaannya. Banyak pengemudi yang beralih profesi menjadi pengemudi kendaraan aplikasi transportasi online. (Baca juga: Direktur TAXI Express Akui Banyak Sopir Alih Profesi Jadi Pengojek Online)

Jika dilihat dari sisi kinerja keuangan, BIRD masih bisa bertahan dibandingkan TAXI. Menurut laporan keuangan kuartal III 2015, pendapatan BIRD sepanjang sembilan bulan pertama 2015 masih bisa tumbuh 17 persen, adapun laba naik 14 persen. Pendapatan TAXI naik 13 persen tetapi laba usaha menyusut 26 persen. Hal ini membuat harga saham TAXI amblas lebih dalam ketimbang BIRD.

Skema bagi hasil dengan pengemudi yang diterapkan TAXI memicu persoalan tambahan. Dengan skema bagi hasil, pengemudi cenderung lebih mudah hengkang begitu melihat ada sumber pendapatan lain yang lebih besar. Dan karena semakin banyak pengemudi beralih jadi pengemudi kendaraan Uber atau Grab, armada TAXI pun semakin banyak yang menganggur. Ini mengakibatkan beban operasional melonjak tak mengimbangi kenaikan pendapatan.

BIRD lebih bisa mengikat pengemudinya karena merupakan karyawan yang mendapatkan gaji pokok.

Tabel: Perbandingan Kinerja Keuangan BIRD & TAXI, Januari-September 2014 & 2015

Illustration
Sumber: Laporan Keuangan BIRD & TAXI

Permohonan untuk memblokir aplikasi transportasi online--apalagi jika dikabulkan Menkominfo--tentu menjadi angin segar bagi perusahaan taksi. Apalagi, setelah melihat respons positif masyarakat terhadap UberTaxi dan GrabCar, mereka juga mulai masuk ke wilayah ini dengan mempersiapkan aplikasi sejenis. TAXI, misalnya, telah meluncurkan aplikasi myTrip pada akhir Februari 2016 lalu. (Baca juga: Murahnya Saham TAXI Topang Kenaikan Harga Hampir 2 Kali Lipat dalam Sebulan). (kd)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.385,6

Up0,21%
Up4,12%
Up7,77%
Up8,02%
Up19,27%
Up38,33%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,56

Up0,20%
Up4,14%
Up7,20%
Up7,44%
Up2,99%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.085,51

Up0,57%
Up4,03%
Up7,67%
Up7,80%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.854,58

Up0,55%
Up3,90%
Up7,24%
Up7,38%
Up17,49%
Up40,84%

Insight Renewable Energy Fund

2.288,82

Up0,81%
Up4,14%
Up7,41%
Up7,53%
Up19,89%
Up35,81%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua