MARKET FLASH: Laba PTPP Naik 38%; LPKR Jual 2 Aset Lagi kepada DIRE
MPPA siapkan capex Rp800 miliar; WSKT bangun dua pabrik beton pracetak
MPPA siapkan capex Rp800 miliar; WSKT bangun dua pabrik beton pracetak
Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:
PT PP Tbk (PTPP)
PTPP membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp732 miliar pada 2015, atau meningkat 38 persen dibandingkan dengan realisasi pada 2014. Pertumbuhan tersebut tercatat paling tinggi dibandingkan dengan pencapaian emiten berkode saham PTPP dalam lima tahun terakhir.
Promo Terbaru di Bareksa
Sekretaris Perusahaan PTPP Agus Samuel Kana mengatakan perseroan membukukan laba bersih komprehensif sebesar Rp838 miliar. Manajemen perusahaan sebelumnya sempat menyatakan target laba perusahaan mencapai sekitar Rp1 triliun dan pendapatan sebesar Rp20 triliun pada 2016. Selain itu, perusahaan juga menargetkan dapat menggapai kontrak baru sekitar Rp31 triliun pada 2016 .
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
UNVR tak merogoh kantong belanja modal yang lebih dalam pada tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu, walaupun mulai melihat adanya pergerakan positif dari kondisi perekonomian. Presiden Direktur UNVR Hemant Bakshi mengatakan pada tahun lalu perseroan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1,2 triliun.
Anggaran tersebut, termasuk alokasi untuk menambah produk dan meningkatkan kapasitas produksi melalui pembangunan pabrik oleochemical di Sei Mangkei, Sumatera Utara. Melihat kondisi ekonomi usai bulan pertama tahun ini, Bakshi menilai mulai ada perubahan positif. Namun, perseroan masih akan menunggu arah pergerakan perekonomian hingga kuartal pertama tahun ini untuk menentukan langkah bisnis selanjutnya.
Insentif Anggota Bursa
Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah menggenjot penguatan broker dengan cara memberi insentif bagi lima anggota bursa yang menggabungkan usahanya untuk melantai di bursa. Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini mengatakan bursa tengah fokus memperkuat anggota bursa. Dua cara ditempuh, yakni mendorong penyatuan usaha (merger) di antara anggota bursa (AB) dan menetapkan besaran modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) bagi anggota bursa yang ingin melakukan transaksi margin.
BEI berharap pada semester II tahun ini ada anggota bursa yang merger setelah pada semester I BEI merampungkan besaran MKBD untuk transaksi margin. Dari sekitar 113 anggota bursa, sebagian besar memiliki MKBD di bawah Rp100 miliar. Berdasarkan ketentuan, MKBD perusahaan efek minimal Rp25 miliar.
PT Kimia Farma Tbk (KAEF)
KAEF menargetkan pendapatan ekspor pada tahun ini mencapai Rp207 miliar. Jumlah tersebut meningkat sekitar 15 persem dari raihan pada tahun lalu sebesar Rp180 miliar. Corporate Secretary KAEF Eddy Murianto mengatakan setiap tahun perseroan memang menargetkan pertumbuhan ekspor double digit. Pada tahun lalu emiten farmasi itu menargetkan pertumbuhan ekspor sebesar 65 persen.
Adapun raihan ekspor KAEF pada 2014 mencapai sekitar Rp47 miliar. Menurut dia, pertumbuhan itu ingin dicapai perseroan karena mendapatkan negara potensial baru. Tahun ini pengembangan ekspor dilakukan ke Arab Saudi, Yaman, Nigeria, Bangladesh, Brunei Darussalam, dan Kamboja. Sebelumnya, KAEF mengekspor produknya ke China, India, Malaysia, Hong Kong, Myanmar, Timor Leste, Vietnam, dan Afganistan. KAEF juga mengekspor produk khusus yakni garam kina ke negara-negara di kawasan Asia, Eropa, Oceania, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan kawasan Afrika.
PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA)
MPPA operator gerai Hypermart menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 700 - 800 miliar tahun ini. Perusahaan ritel tersebut akan menggunakan belanja modal untuk melanjutkan ekspansi gerai baru. Direktur dan Sekretaris Perusahaan MPPA Danny Kojongian mengatakan, sebagian pendanaan capex menggunakan kas internal, sisanya pinjaman perbankan.
Tahun ini, MPPA berencana menambah 10 gerai Hypermart. Menurut Danny, sebagian besar gerai Hypermart akan dibangun di luar Jawa. Rinciannya, tiga di pulau Jawa dan tujuh di luar Pulau Jawa, seperti Sumatera dan Indonesia bagian timur. Nilai investasi setiap gerai Hypermart bergantung luas dan lokasi. Setiap meter persegi diperkirakan menelan dana sekitar US$ 400.
PT Waskita Karya Tbk (WSKT)
WSKT akan membangun dua pabrik beton pracetak berkapasitas 350.000 ton pada tahun ini. Pembangunan pabrik anyar tersebut akan dilakukan melalui anak usahanya, PT Waskita Beton Precast. Direktur Waskita Beton Precast Jarot Subana mengatakan, pembangunan pabrik tersebut untuk mengejar target kapasitas produksi beton precast tahun ini sebesar 2,65 juta ton per tahun.
Akhir tahun lalu, kapasitas produksi WSKT masih 1,8 juta ton. Menurut Jarot, Waskita Beton Precast akan membangun satu pabrik beton pracetak di Palembang berkapasitas 250.000 ton. Pabrik tersebut untuk melayani proyek-proyek yang ada di daerah Sumatera bagian selatan, terutama kebutuhan proyek light rail transit (LRT) di Palembang, yang akan digarap WSKT.
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
LPKR akan kembali mengalihkan aset recurring income yang dimiliki ke real estate investment fund (REIT) alias dana investasi real estate (DIRE). LPKR berencana menjual pusat perbelanjaan Lippo Plaza Jogja dan rumah sakit Siloam Yogyakarta ke REIT yang berbasis di Singapura sebesar Rp 900 miliar. Nilai transaksi ini masih di bawah 20 persen dari total ekuitas LPKR.
Penandatangan perjanjian pada 3 Februari dilakukan oleh PT Mulia Citra Abadi sebagai pengelola kedua aset dengan perusahan berbasis hukum Singapura Icon1 Holding Pte Ltd (Icon1) dan Icon2 Investments Pte Ltd (Icon2). Mulia Citra merupakan anak usaha yang seluruh sahamnya milik LPKR secara tidak langsung. Adapun Icon1 merupakan anak usaha Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT) dan Icon2 adalah anak usaha First Real Estate Investrment Trust (FREIT). LPKR bertindak sebagai sponsor First REIT dan LMIRT dalam transaksi tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.