Bareksa.com – Inflasi Desember 2015 tercatat 3,35 persen atau di batas bawah target Bank Indonesia sebesar 4 ± 1 persen dan di bawah target APBN-P sebesar 5 persen. Angka inflasi tahunan ini terendah dalam lima tahun terakhir.

Namun demikian, inflasi Desember 2015 sebesar 0,96 persen month-on-month lebih tinggi dari ekspektasi pasar 0,48 persen. Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengutarakan bahan makanan memiliki andil besar dalam inflasi Desember.

"Berdasarkan kelompok pengeluaran bahan makanan menyumbang 3,2 persen, makanan jadi sampai rokok 0,5 persen, kemudian perumahan air hingga bahan bakar 0,4 persen, dan sandang 0,09 persen," ujar Suryamin.

Sementara untuk 2016, pemerintah menargetkan angka inflasi yang lebih rendah dibanding 2015 sebesar 4,7 persen. Usaha pemerintah untuk menekan inflasi sudah terlihat pada awal tahun. Salah satu upayanya adalah pemerintah berencana mengimpor lima jenis bahan, yaitu beras, jagung, daging sapi, gula dan kedelai dan akan ditinjau tiap tiga bulan.

Selain itu per 5 Januari 2015, seiring dengan turunnya harga minyak mentah dunia, beberapa harga energi mulai turun seperti BBM, listrik serta gas. Harga BBM ditetapkan turun pada 5 Januari 2016 ,di mana harga solar turun menjadi Rp5.950, sedangkan BBM jenis premium (RON88) menjadi Rp7.150. Harga BBM non subsidi jenis Pertamax dan Pertalite juga ikut turun masing-masing menjadi Rp8.450 dan Rp7.930

Grafik: Inflasi Tahunan Periode 2003 - 2015

Sumber : Bareksa.com\

Dengan terkendalinya inflasi, ruang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) menjadi lebih terbuka. Beberapa analis mengekspektasikan BI rate akan turun pada awal 2016.