Diguncang Kasus Pajak Mobile 8, Saham Induk MNC Milik Hary Tanoe Ambrol 43%
Sejak kasus dugaan korupsi mobile 8 mencuat di publik, MNC Investama paling tertekan
Sejak kasus dugaan korupsi mobile 8 mencuat di publik, MNC Investama paling tertekan
Bareksa.com - Dugaan korupsi pajak PT Mobile 8 (sekarang bernama PT Smartfren Telecom Tbk) menyeret turun harga saham Grup MNC milik taipan Hary Tanoesoedibjo. Manajemen Mobile 8 dituduh menggelapkan pajak pada periode 2007-2009, di mana Grup MNC saat itu masih menguasai perusahaan telekomunikasi tersebut.
Sejak pemberitan mengenai kasus ini muncul sampai dengan penutupan perdagangan kemarin, Kamis, 28 Januari 2016, harga saham PT MNC Investama Tbk (BHIT) terpukul paling parah. Perusahaan holding MNC Grup yang secara langsung dipimpin oleh Hary Tanoesoedibjo itu anjlok tak kepalang tanggung, 43 persen.
Kasus pajak ini mencuat sejak akhir 2015 lalu. Mulanya, pada 21 Oktober 2015 Kejaksaan mencium ada masalah pada restitusi pajak Mobile 8, yang diduga bisa merugikan negara sekitar Rp10 miliar. Kejaksaan menuding Mobile 8 melakukan transaksi jual-beli fiktif dengan PT Djaya Nusantara Komunikasi (PT DNK) dengan tujuan untuk mendapat restitusi (penggantian kelebihan bayar) pajak.
Promo Terbaru di Bareksa
Dan cilaka dampaknya buat saham-saham MNC.
Setelah pemberitaan soal ini mencuat, saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)--yang paling aktif diperdagangkan--masih mampu bertahan di kisaran harga Rp1.600-1.700 per saham. Namun, saham induk usahanya, yakni MNC Investama, langsung ambrol. Sepekan setelah ramai diberitakan, pada 2 November harga BHIT ambruk 12 persen menjadi Rp200.
Grafik: Harga Saham BHIT Ambrol Sejak Muncul Kasus Mobile 8
Sumber: Bareksa.com
Setelah itu kasus ini bahkan semakin membesar.
Pada 30 Desember 2015, kasus ini semakin membesar. Penyidik Kejaksaan Agung menyatakan akan segera menetapkan tersangka. Namun, belum dipastikan apakah akan memeriksa Hary Tanoe atau tidak. Di titik inilah, saham-saham di grup MNC mulai melucur turun secara serentak.
Grafik: Return Saham Grup MNC Anjlok
Sumber: Bareksa.com
Pada 8 Januari 2016, kasus ini semakin memanas. Kali ini, Kejaksaan Agung mengumumkan akan memeriksa Hary Tanoe sebagai saksi dalam kasus ini. Bahkan, di tengah rapat bersama Komisi III DPR RI pada 21 Januari, Jaksa Agung M. Prasetyo tiba-tiba membeberkan menerima SMS ancaman dari orang yang mengaku bernama Hary Tanoesoedibjo.
Kabar ini tak pelak membuat harga saham Grup MNC semakin terpuruk. Sejak 8 Januari sampai penutupan kemarin, MNCN sudah amblas 27 persen, PT Global Mediacomm Tbk (BMTR) anjlok 17 persen dan BHIT ambrol 15 persen. (Baca juga: Kejaksaan Agung Segera Periksa Hary Tanoe, Apa Dampaknya Bagi Saham MNC Grup?)
Dan situasi makin tak terkendali setelah pada 28 Januari 2016 sebanyak 20 jaksa melaporkan ancaman dari yang mereka sebut sebagai "seorang konglomerat yang juga sekaligus pimpinan partai politik" kepada Bareskrim Mabes Polri. Para jaksa ini tengah menyidik kasus dugaan korupsi restitusi pajak Mobile 8.
Pada perdagangan hari ini, Jumat 29 Januari 2016, hingga penutupan perdagangan, harga saham MNCN melorot 4,03 persen menjadi Rp1.190 per saham dari sebelumnya Rp1.240. Saham BMTR juga ambrol 1,23 persen menjadi Rp800 per saham dari sebelumnya Rp810. Sementara BHIT ditutup tidak bergerak di level Rp130 per saham. (Baca juga: Buntut Hary Tanoe Dilaporkan Ke Bareskrim, Saham Grup MNC Berguguran)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.