BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Tutup Perdagangan Bursa, JK Ingatkan 1 Januari 2016 Indonesia Masuki MEA

31 Desember 2015
Tags:
Tutup Perdagangan Bursa, JK Ingatkan 1 Januari 2016 Indonesia Masuki MEA
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan pidato saat menghadiri peringatan Hari Konstitusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/8). Sejumlah kegiatan diselenggarakan MPR dalam rangka peringatan Hari Konstitusi. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

"Kita semua tahu jika pasar akan lebih luas, persaingan lebih luas. Namun bisa saja pasar kita menjadi lebih sempit,"

Bareksa.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan tahun depan Indonesia dan juga negara-negara di Asia Tenggara akan memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). JK--sapaan akrab Jusuf Kalla-- mengingatkan memasuki MEA ini mempunyai beberapa implikasi bagi Indonesia.

"Kita semua tahu pasar akan lebih luas, persaingan lebih luas. Namun bisa saja pasar kita menjadi lebih sempit," katanya saat menutup perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Rabu 30 Desember 2015.

Ia melanjutkan semakin sempitnya pasar ini karena semakin mudahnya peraturan yang ada di pasar. Dengan demikian pemain juga akan semakin banyak.

Promo Terbaru di Bareksa

Walaupun demikian, wakil presiden mengatakan pasar MEA juga bisa menjadi ladang bagi perusahaan Indonesia untuk berekspansi. Pasar ASEAN mencapai 600 juta penduduk masih terbuka untuk berbagai macam bisnis.

"MEA bisa berarti ada kerja sama dalam persaingan atau persaingan dalam kerja sama," ujarnya.

Kalla mengatakan, optimisme dari pemerintah selalu ada. Misalnya pencairan anggaran tahun depan tidak akan terhambat seperti tahun-tahun sebelumnya.

Tahun sebelumnya, pemerintah terkendala oleh APBN-P dan pencairan anggaran yang terlambat. Oleh karena itu dana dari APBN tidak bisa merangsang perekonomian.

Pada tahun ini pemerintah juga masih menyelesaikan reformasi dari departemen-departemen. Namun saat ini semua sudah selesai dan realisasi anggaran bisa lebih cepat.

Kalla mengutarakan, pada 2016 ekonomi akan bertumbuh lebih cepat karena dirangsang oleh realiasi anggaran. Industri semen, keramik, konstruksi akan bisa bekerja lebih cepat.

"Perusahaan semen dan keramik akan tumbuh lebih awal dibandingkan 2015. Perusahaan konstruksi juga bisa bekerja lebih cepat daripada tahun sebelumnya," ujarnya.

Turunnya harga minyak, menurut Kalla, juga akan membuat perekonomian semakin membaik. Pasalnya akan ada penurunan ongkos-ongkos produksi dan produksi menjadi lebih efisien.

"Walaupun penerimaan negara dari sektor minyak akan berkurang," katanya.

"Jadi sudah banyak hal-hal positif yang akan kita hadapi ke depannya. Tetapi yang menjadi masalahnya bagaimana kita bekerja lebih baik dan efisien melihat Asia ini sebagai pasar yang menguntungkan," katanya melanjutkan.

Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OKJ) Muliaman D. Hadad, mengungkapkan, sepanjang 2015 sektor pasar modal cukup terpengaruh kondisi ekonomi global dan domestik. IHSG menurun hingga ditutup pada level 4.590,48.

"Meski demikian, perkembangan Reksa Dana masih positif dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) meningkat sebesar 12,17% menjadi Rp.270,84 triliun," katanya.

Muliaman mengatakan sampai dengan tahun ini pasar modal telah berhasil memobilisasi dana melalui IPO Saham sebesar Rp11,3 triliun, right issue saham sebesar Rp42,3 triliun, obligasi pemerintah sebesar Rp345,6 triliun dan USD500 juta, dan obligasi korporasi sebesar Rp62,4 triliun.

"Pada 2015 ada penambahan 15 emiten saham baru dan 3 emiten obligasi baru. Selain itu, jumlah investor meningkat cukup tinggi sebanyak 69.359 investor atau meningkat sebesar 19 persen," katanya.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua