Harga BBM Turun, BI Rate Bisa Turun Hingga 50 Poin pada Awal 2016
Angka inflasi 2016 diperkirakan akan berkurang 0,1 - 0,2 persen.
Angka inflasi 2016 diperkirakan akan berkurang 0,1 - 0,2 persen.
Bareksa.com - Kebijakan pemerintah menurunkan harga bensin bersubsidi akan berdampak positif pada beberapa sektor perekonomian nasional pada 2016. (baca juga: Harga Bensin Premium & Solar Turun Imbas Ambrolnya Harga Minyak Dunia)
Riset Mandiri Sekuritas yang telah dibagikan kepada nasabahnya, Senin 28 Desember 2015 menyebutkan kebijakan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak terhadap penurunan inflasi pada 2016. Angka inflasi bisa lebih rendah 0,1 - 0,2 basis poin pada awal tahun depan. Penurunan harga BBM ini juga berdampak positif untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (baca: Pemerintah Akan Turunkan Harga BBM, Pertanda Baik Buat IHSG?)
Inflasi dari tahun ke tahun (year on year) diperkirakan bisa mencapai empat persen pada Januari 2016. Selain itu, penurunan harga BBM diperkirakan juga bisa membuat ruang gerak Bank Indonesia (BI) untuk mengendorkan suku bunga semakin lebar.
Promo Terbaru di Bareksa
Mandiri Sekuritas menyatakan BI masih bisa menurunkan BI Rate sepanjang kuartal pertama 2016 sebesar 50 basis poin menjadi 7 persen dari saat ini 7,5 persen. Namun dengan syarat nilai tukar rupiah masih terus stabil.
Walaupun demikian, Mandiri Sekuritas menilai penurunan harga BBM masih di bawah ekspektasi. Berdasarkan kalkulasi, harga keekonomian bahan bakar sekitar Rp6.300 - 6.400 per liter. Angka ini diambil dengan asumsi harga minyak mentah dunia US$40 barel dan nilai tukar rupiah Rp14.000 per dolar Amerika Serikat.
Pemerintah telah menurunkan harga bensin Premium sebesar 2,1 persen menjadi Rp7.150 per liter dan solar sebesar 11,2 persen menjadi Rp5.950 per liter. Sebelumnya harga premium Rp7.300 per liter dan solar Rp6.700 per liter.
Harga baru premium dan solar ini sudah termasuk dana ketahanan energi yang diambil pemerintah sebesar Rp200 untuk premium dan Rp300 untuk solar. Dana ini akan digunakan pemerintah untuk menstabilkan harga energi ke depan.
Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 79/2014, dana ini akan digunakan untuk membantu aktivitas eksplorasi, energi terbarukan dan juga riset dan pembangunan sektor energi ke depan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.