Fitch : Waspadai Efek Riak Skenario Guncangan Pertumbuhan China
Kondisi itu bisa berakibat signifikan terhadap Negara berkembang (emerging market) dan korporasi global
Kondisi itu bisa berakibat signifikan terhadap Negara berkembang (emerging market) dan korporasi global
Bareksa.com - Penurunan tajam pertumbuhan China, negara perekonomian terbesar kedua di dunia, akan memukul pertumbuhan ekonomi global secara signifikan. Peringatan ini disampaikan lembaga rating Fitch dalam laporannya yang dipublikasikan pada Selasa, 15 Desember 2015.
Fitch seperti dilansir CNBC memperingatkan penurunan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) China sebesar 2,3 persen selama 2016-2018 akan mengganggu perdagangan dunia dan menghambat pertumbuhan. Kondisi itu bisa berakibat signifikan terhadap negara berkembang (emerging market) dan korporasi global. Konsekwensinya tingkat suku bunga jangka pendek akan bertahan dan menurunkan harga komoditas dalam jangka waktu yang lama.
Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan hanya akan mencapai 3,1 persen pada 2017 berdasarkan model ekonomi Oxford Economics' yang digunakan Fitch untuk memetakan skenario ‘guncangan’ di China. Bahkan Fitch khawatir jika perlambatan ekonomi di China begitu tajam, PDB global bakal melambat menjadi 1,8 persen pada 2017. Akibatnya penaikan bunga acuan di AS dan zona Eropa akan tertunda dan harga minyak tetap akan dalam tekanan.
Promo Terbaru di Bareksa
Dalam konteks koneksi kredit, perlambatan perekonomian China bisa mengacaukan profil kredit banyak perusahaan di dunia. Khususnya, perusahaan yang bergantung pada komoditas seperti minyak dan gas, baja dan pertambangan. “Perusahaan pelayaran juga menderita (akibat berkurangnya volume pengiriman barang secara signifikan). Perusahaan teknologi, manufaktur dan sektor otomotif akan mengalami peningkatan tekanan kredit akibat melambatnya perekonomian China,” Fitch mengingatkan.
Andrew Steel, Direktur Pelaksana Pemeringkat Korporat Asia-Pacific Fitch menyatakan produsen komoditas sudah mengalami tekanan akibat melemahnya permintaan dari China dan kejatuhan harga akan menjadi tekanan baru di masa depan.
Untuk saat ini, tingkat pertumbuhan China diperkirakan akan mencapai 6,8 persen pada 2015, menurut laporan Dana Moneter Internasional terbaru yang bertajuk "World Economic Outlook" yang diterbitkan pada Oktober lalu.
Grafik : Pertumbuhan PDB China
sumber : www.tradingeconomic.com
Meskipun kuat, bahwa laju pertumbuhan telah melambat dari tahun ke tahun, mencerminkan kondisi ekonomi yang lebih lambat. Pada 2013, perekonomian China tumbuh 7,7 persen, tapi pada 2014 pertumbuhan PDB China menurun menjadi 7,3 persen. IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi China pada 2016 akan mencapai 6,3 persen.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.