MARKET FLASH: ISAT & ERAA Patungan Ritel; BHIT Siapkan Akuisisi Rp1 T
BTEL terbitkan obligasi konversi; harga nikel rebound
BTEL terbitkan obligasi konversi; harga nikel rebound
Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:
PT Indosat Tbk (ISAT) & PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)
Indosat Ooredoo dan Erajaya Group mencapai kesepakatan membentuk perusahaan patungan (JV) dengan nama Satera Management Indonesia seiring dengan transformasi Indosat menjadi digital company. Kepemilikan saham di perusahaan patungan antara kedua perusahaan itu masing-masing 50 persen. Perusahaan baru itu menargetkan membuka toko baru sebanyak 40-60 toko pada 2016 dengan estimasi investasi per toko lebih dari Rp1 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Berkaitan dengan pembukaan gerai, kedua entitas itu akan menerapkan beberapa skema. Pertama, dari Erajaya jika dilihat ada gerai lama yang cocok untuk dikonversi menjadi model baru maka akan diubah. Kedua, begitu juga dengan retail milik Indosat yang juga akan diubah menjadi konsep baru. Ketiga, pembukaan gerai baru.
PT MNC Investama Tbk (BHIT)
Induk investasi Grup MNC, BHIT, bakal mengalokasikan dana sekitar Rp1 triliun untuk ekspansi anorganik pada 2016, termasuk akuisisi satu perbankan. Kebutuhan dana tersebut berasal dari kas internal, investor di belakang Grup MNC, penerbitan surat utang, dan lewat aksi korporasi seperti private placement. Perusahaan investasi itu akan mengalokasikan dana ekpansi sekitar Rp1 triliun untuk sektor media, properti, dan jasa keuangan.
Di sektor jasa keuangan, perseroan berencana mengakuisisi satu bank pada 2016 untuk digabungkan dengan yang sudah dimiliki grup yaitu PT MNC Bank Tbk (BABP). Saat ini, perseroan tengah mengkaji lebih dari lima bank dalam negeri untuk diakuisisi salah satunya. Perseroan nampaknya tidak lagi mengkaji PT Bank Pundi Indonesia Tbk (BEKS) sebagai sasaran akuisisi.
PT United Tractors Tbk (UNTR)
UNTR menganggarkan belanja modal maksimal US$250 juta pada 2016, sekitar separuh dari alokasi tahun ini sekitar US$400 juta, mengingat prospek harga komoditas yang belum menunjukkan kebangkitan. Rencana itu menyesuaikan realisasi capital expenditure tahun ini yang diperkirakan hanya US$250 juta atau Rp2,8 triliun akibat kelesuan bisnis kontrak penambangan batu bara (mining contracting).
Seluruh kebutuhan belanja modal akan ditutup dengan kas internal. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, sebagian besar belanja modal tahun depan akan digunakan untuk membeli alat-alat berat di segmen kontrak penambangan dan konstruksi.
PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)
BTEL akan menerbitkan Obligasi Wajib Konversi (OWK) untuk memenuhi kewajiban utang kepada para kreditor. OWK ini dapat ditukarkan dengan saham baru BTEL yang akan diterbitkan tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (non-HMETD) sebanyak-banyaknya 56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dalam prospektus yang diterbitkan BTEL, Selasa (24/11), perseroan ini akan menerbitkan OWK dalam dua bentuk denominasi. OWK berdenominasi rupiah dengan jumlah pokok sebanyakbanyaknya Rp 4,3 triliun. OWK ini diterbitkan tanpa bunga. OWK denominasi dollar Amerika Serikat (AS) dengan pokok sebanyak-banyaknya US$ 266 juta. BTEL menerbitkan OWK dollar AS untuk menggantikan wesel senior US$ 380 juta yang diterbitkan oleh Bakrie Telecom Pte Ltd.
Aturan Penerbitan Sukuk
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyederhanakan beleid penerbitan sukuk. Selain mempermudah emiten, aturan ini bertujuan meningkatkan kepercayaan investor. Pokok penyempurnaan beleid No. 18/POJK.4/2015 ini memuat tiga poin. Pertama, penyederhanaan dokumen pendaftaran bagi emiten yang akan menerbitkan sukuk. Yaitu, hanya perlu melampirkan laporan keuangan yang telah diaudit selama dua tahun terakhir dalam prospektus. Kebijakan ini lebih ringan dibandingkan sebelumnya yang mewajibkan melampirkan laporan keuangan tiga tahun terakhir.
Kedua, aturan ini juga mewajibkan adanya ahli syariah pasar modal sebagai tim ahli syariah dalam penerbitan sukuk. Ketentuan ini diyakini dapat meningkatkan kepercayaan investor. Ketiga, aturan ini memuat hak dan kewajiban investor dalam perjanjian perwaliamanatan sukuk.
PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN)
KREN berencana menggenjot investasi teknologi informasi. Untuk modal akuisisi tahun depan, KREN menyiapkan dana antara Rp 500 miliar sampai Rp 1 triliun. KREN akan mencari pendanaan eksternal karena kas per akhir kuartal III lalu hanya Rp 64,32 miliar. Sumber dana bermacam-macam. Mencampur utang dan ekuitas. Misalnya penerbitan convertible bonds.
KREN mengincar akuisisi 5-25 persen saham lewat PT Kresna Usaha Kreatif. KREN menjajaki pengambilan 5 persen saham perusahaan asal Singapura, Vickers Capital Group. Perusahaan ini memiliki penyertaan ke Baidu, Samumed, Asian Food Channel, dan TWG Tea. KREN pun dalam proses akusisi DominoPos dan M-DAQ. Michael mengatakan, pengambilan keduanya masih dalam tahap finalisasi administrasi.
PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT)
JSPT menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1,6 triliun tahun depan, lebih tinggi 33,3 persen dari alokasi capex tahun ini Rp1,2 triliun. Terkait rencana tahun depan, sekitar 50 persen atau Rp800 miliar akan dimanfaatkan untuk pembangunan hotel Andaz, di Sanur, Bali. Hotel berkonsep boutique berbintang lima itu akan memiliki 145 kamar dan vila, dibangun di atas lahan seluas 6,2 hektare.
Selanjutnya, sebesar Rp200 miliar akan dimanfaatkan untuk konstruksi pembangunan proyek Mega Kuningan, Jakarta. Pengembangan mixed-use project itu dilakukan di atas lahan seluas 3,8 hektare. Sejumlah Rp300 miliar akan digunakan untuk penambahan cadangan lahan.
PT Modern Internasional Tbk (MDRN)
MDRN mengincar penjualan sekitar Rp1,2 triliun pada 2016 atau relatif tidak jauh berbeda dibandingkan dengan perkiraan Rp1,2 triliun pada akhir 2015. Perusahaan pengelola gerai makanan dan minuman 7-Eleven itu berencana tetap fokus pada pengembangan usaha bisnis yang dimiliki pada saat ini serta alat untuk keperluan kesehatan dengan merek Shimadzu dan Shirona.
Pada saat ini, penjualan emiten itu paling banyak berasal dari 7-Eleven yang dikelola oleh entitas anak yaitu PT Modern Sevel Indonesia. Tahun 2016, MDRN menargetkan punya 200 gerai. Jumlah tersebut akan diperoleh dari hasil pembukaan gerai baru dan penutupan gerai lama. Pada saat ini, perseroan memiliki 189 gerai yang tersebar di berbagai daerah di Jakarta.
Harga Nikel
Harga nikel mengalami rebound dari level terendah dalam lebih dari satu dekade di tengah pemulihan harga logam yang sudah menyentuh titik terendah beberapa tahun. Pemulihan itu disinyalir terjadi karena pasar sudah mengalami jenuh jual (oversold) selama penurunan terbesar sejak krisis finansial. Logam yang biasa digunakan untuk stainless steel itu naik 1,9 persen, menghapus pelemahan 1,9 persen sebelumnya.
Pada pukul 16.00 waktu Shanghai kemarin, harga nikel naik 1,8 persen menjadi US$8.445 per metrik ton. Alumunium naik 1,2 persen dan tembaga menguat 0,5 persen. Harga nikel sudah menyusut hampir setengahnya dibandingkan level pada 2003. Komoditas ini menjadi yang terburuk di Bursa London Metal Exchange. Tembaga, alumunium dan seng menyentuh level terendah sejak 2009, sementara indeks saham tembaga Bloomberg menunjukkan level terendah dalam tujuh tahun.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.