3 Hari Masuk Jajaran Top Volume, Penjualan PPRO Masih Jauh Dari Target
Target marketing sales Rp2 triliun terlalu ambisius?
Target marketing sales Rp2 triliun terlalu ambisius?
Bareksa.com - PT Properti PP Tbk (PPRO), perusahaan properti milik PT PP Tbk (PTPP) dalam tiga hari perdagangan terakhir masuk dalam jajaran saham dengan volume transaksi terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Transaksi PPRO mendadak melonjak menyusul peningkatan harga saham nyaris 30 persen pada 10 November 2015.
Perseroan berhasil meraih peningkatan pra penjualan (marketing sales) yang cukup drastis pada periode Januari - September 2015. Namun dibandingkan dengan proyeksi perseroan 2015, raihan marketing sales Januari-September masih terpaut jarak cukup jauh.
Berdasarkan keterangan Direktur Utama PPRO Taufik Hidayat saat public expose Selasa 10 November 2015, PPRO berhasil meraih marketing sales Rp1,2 triliun atau naik 45 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Tapi, berdasarkan materi presentasi yang terbit pada 5 November, perseroan memproyeksi marketing sales sebesar Rp2 triliun sampai dengan akhir 2015.
Promo Terbaru di Bareksa
Artinya, raihan marketing sales Januari-September masih terpaut jarak Rp700 miliar dari proyeksi. Mampukan PPRO mengejar target tersebut?
Grafik: Marketing Sales PPRO
sumber: Presentasi PPRO
Sebagai gambaran, Januari - September 2014, PPRO mendapatkan marketing sales sebesar Rp828 miliar. Kemudian pada tiga bulan terakhir 2014 perseroan berhasil menambah marketing sales Rp462 miliar sehingga total yang didapat tahun lalu sebesar Rp1,3 triliun. Data tersebut menegaskan bahwa PPRO pada tiga bulan terakhir tahun ini perlu meningkatkan marketing sales 50 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya agar mencapai target Rp2 triliun pada akhir tahun ini.
Target itu terbilang cukup ambisius di tengah penurunan daya beli masyarakat dan meningkatnya jumlah pengangguran. Terlebih sejumlah perusahaan properti menurunkan target marketing sales tahun ini. Berdasarkan catatan Bareksa, setidaknya ada empat perusahaan yang telah merevisi target marketing sales 2015. (Baca juga: Banyak Emiten Properti Gagal Capai Target Penjualan 2015)
PT Alam Sutera Tbk (ASRI) memangkas target marketing sales 22,4% menjadi Rp 4,5 triliun. Lalu, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menurunkan target dari Rp 10,9 triliun menjadi Rp 9,48 triliun terutama karena penjualan kantor lesu. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) memangkas target dari semula Rp 5,5 triliun menjadi Rp 4,5 triliun. PT Greenwood Sejahtera Tbk (GWSA) tak tanggung-tanggung merevisi turun target dari Rp 2 triliun menjadi Rp 200 miliar.
Tapi untuk mengejar target PPRO masih didukung dana kas cukup besar yang diraih dari penawaran umum perdana pada Mei 2015 lalu. Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan, sampai dengan September dana hasil IPO yang sudah dipakai baru sebesar Rp475 miliar atau 53 persen dari total dana yang diperoleh Rp883 miliar.
Selain itu, PPRO masih memiliki beberapa proyek yang bisa diandalkan. Di antaranya Tower Barclay Grand Kamala Lagoon yang baru terjual 45 persen, dan Tower The Caspian Grand Sungkono Lagoon yang memiliki 560 unit apartemen.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.