BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi China Q3 Diperkirakan Turun Terendah Sejak 1992

Bareksa15 Oktober 2015
Tags:
Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi China Q3 Diperkirakan Turun Terendah Sejak 1992
Construction sites are seen in Wuhan, Hubei province, July 12, 2014. China's central bank pays more attention to inflation and economic growth outlooks than developments in the property market - (REUTERS/Stringer)

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan juga akan ikut menurun.

Bareksa.com - Ekonomi China diperkirakan akan jatuh di bawah tujuh persen pada kuartal ketiga ini. Pemerintah China juga sudah menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian negerinya lebih lambat setelah melaju kencang lebih dari 10 tahun.

Dari 50 ekonom yang disurvei oleh Reuters mayoritas memperkirakan Gross Domestic Product (GDP) China akan bertumbuh 6,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Angka ini menurun dari 7 persen pada kuartal II-2015.

Ekonomi China di bawah tujuh persen terakhir terjadi pada kuartal I- 2009 dengan pertumbuhan 6,2 persen. Perkiraan tertinggi dalam survei pada pertumbuhan 7,2 persen dan terendahnya berada pada level 6,4 persen.

"Kami berharap pemerintah tetap menjaga kebijakan moneter longgar dan meningkatkan konsumsi fiskal untuk merespon ekonomi yang melemah," kata ekonomi China International Capital Corp (CICC).

Pelonggaran ini dipercaya bisa membantu China meredam perlambatan ekonomi walaupun masih sulit untuk membalikkan penurunan dalam jangka panjang.

Juru bicara Badan Statistik Nasional China Sheng Laiyun sebelumnya mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga di China akan lebih stabil akibat dari merosotnya bursa saham secara global mulai terbatas.

Kemerosotan ini sepertinya akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan data Bloomberg, neraca ekspor-impor Indonesia mengalami surplus.

Walaupun surplus, tapi secara kuantitas ekspor dan impor Indonesia tetap menurun. Ekspor Indonesia per September 2015 turun 17,98 persen year on year lebih lemah dari prediksi sebesar 20 persen. Namun, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai $1,02 miliar atau lebih tinggi dari perkiraan sebesar $400 juta. (baca juga: Surplus Neraca Perdagangan Melebar, Rupiah Perkasa Lagi)

Korelasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan China

Pertumbuhan ekonomi China selama 10 tahun terakhir selalu bergerak linier dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasalnya, negeri Tirai Bambu ini merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia selain Amerika Serikat dan Jepang.

Illustration

Sumber: World Bank diolah Bareksa

Berdasarkan data BPS, ekspor non-migas ke Amerika Serikat pada September 2015 mencapai US$1,3 miliar, disusul Jepang US$1,1 miliar dan China US$1,1 miliar. Untuk urusan impor China merupakan pengimpor terbesar ke Indonesia.

Nilai impor non-migas China ke Indonesia periode Januari - September 2015 sebesar US$ 21,49 miliar atau mencapai 24,28 persen. Di bawah China ada Jepang dengan nilai impor sebesar $ 10,20 miliar atau 11,51 persen. Di posisi ketiga ada Singapura sebesar $6,64 miliar atau 7,5 persen.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua