IHSG Bergejolak, Aset Dapen Terbesar di Indonesia Anjlok 5%
Aset Dapen Telkom pada akhir 2014 mencapai Rp17,4 triliun.
Aset Dapen Telkom pada akhir 2014 mencapai Rp17,4 triliun.
Bareksa.com - Presiden Direktur Dana Pensiun (Dapen) PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Djaka Sundan mengungkapkan aset Dapen Telkom turun hampir mencapai 5 persen per Agustus 2015. Penyebabnya banyak portofolio investasi Dapen Telkom berhubungan dengan pasar modal. "Portofolio kami di pasar modal kebetulan hampir 98 persen," katanya kepada Bareksa, Jumat, 2 Oktober 2015.
Ia menjelaskan portofolio investasinya mayoritas pada saham, reksa dana pendapatan tetap, obligasi dan sukuk. Aset Dapen Telkom pada akhir 2014 mencapai Rp17,4 triliun.
Namun, per Agustus 2015 total asetnya hanya mencapai Rp16,6 triliun. Walaupun menurun, Dapen Telkom tidak akan mengurangi portofolio di pasar saham.
Promo Terbaru di Bareksa
"Saat ini portofolio kami sekitar 30 persen berada di pasar saham. Paling besar ada di obligasi dan surat utang negara sebesar 51 - 52 persen," katanya.
Investasi lainnya, menurut Djaka, masih di bawah satu persen seperti properti dan juga anak usaha. Dapen Telkom akan mengalihkan dana dari saham-saham yang dimiliki saat ini ke saham yang berpotensi rebound.
Dengan cara itu kenaikan investasi dana pensiun akan cepat dan bisa mengembalikan aset seperti semula. Dapen Telkom sendiri merupakan Dapen terbaik pada 2014.
Dapen dengan aset terbesar di Indonesia ini memberi return paling besar pada 2014 sebesar 18,5 persen. Selain itu pertumbuhan aset Dapen mencapai 13 persen.
Return investasi sebesar minus 5 persen, menurut Djaka tidak terlalu besar. Alasannya, masih banyak dana pensiun lain lebih terpuruk dibanding Dapen Telkom. Namun, ia juga mengatakan ada dapen yang mencetak return positif.
"Kalau dibandingkan dengan dapen lain, kami ada di tengah-tengah. Ada yang lebih turun, ada juga yang positif. Kalau positif kemungkinan banyak berinvestasi di properti, dan kalau negatif pasti banyak di pasar modal," katanya.
IHSG Hingga Agustus 2015
Hingga 31 Agustus 2015, Indeks Harga Saham Gabungan masih memberi return negatif 13,72 persen. Adapun hingga kemarin (Kamis, 1 Oktober 2015) IHSG jatuh lebih dalam sekitar 18,60 persen jika dibandingkan dengan awal 2015.
Djaka mengatakan kondisi IHSG akan menjadi tantangan untuk para dana pensiun agar asetnya tidak berkurang tajam. Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Mujiharno M. Sudjono mengungkapkan asosiasi sudah meminta seluruh anggotanya untuk mulai melakukan rebalancing terhadap portofolionya. Tujuannya agar aset dana pensiun tidak menurun drastis.
"Kami sudah tidak boleh lagi terlalu banyak terkait dengan pasar modal. Oleh karena itu kami sudah meminta anggota untuk rebalancing portofolio," katanya.
Mujiharno mengatakan, dapen diharapkan bisa melebarkan sayapnya ke investasi di sektor properti, riil atau pun bentuk lainnya. Sebab bila pasar modal bergejolak seperti saat ini, aset dapen akan sangat terpengaruh dan memperbesar selisih penilaian investasi. (Selengkapnya baca: Ketua Umum ADPI : Dapen Mulai Alihkan Dana Dari Pasar Modal)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.