BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Indonesia Kembali Jadi Anggota OPEC, Buat Apa?

Bareksa09 September 2015
Tags:
Indonesia Kembali Jadi Anggota OPEC, Buat Apa?
Pekerja melakukan proses produksi di Kilang Pengolahan Pertamina Unit VII Kasim, Sorong, Papua Barat, Rabu (3/6). Kilang tersebut dapat memproduksi 10.000 barrel per hari guna memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) Papua dan Maluku. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Indonesia sudah menjadi net importer sejak 2009

Bareksa.com - Indonesia akan mengaktifkan kembali keanggotaan di Organisasi Negara-Negara Eksportir Minyak (OPEC) pada Desember. Padahal, Indonesia sempat keluar selama 7 tahun karena sudah menjadi importir bersih minyak.

Masuknya Indonesia kembali ke dalam kelompok eksklusif tersebut dipercaya dapat meningkatkan produksi OPEC sekitar 3 persen, yang saat ini sebenarnya sudah mencapai rekor tertinggi dalam sejarah. Di dalam organisasi yang saat ini terdiri atas 12 anggota, Indonesia akan menjadi produsen terkecil keempat setelah Libya, Ekuador dan Qatar.

Status Indonesia sebagai net importer menimbulkan pertanyaan terkait keinginan kembali menjadi anggota penuh OPEC, yang mensyaratkan sebuah negara memiliki ekspor bersih minyak substansial.

Promo Terbaru di Bareksa

Direktur Eksekutif Reforminer Institute Pri Agung mengatakan masalah keanggotaan Indonesia di OPEC tidak banyak pengaruhnya. Pasalnya, kepentingan Indonesia sebagai importir dan mayoritas anggota OPEC akan berbeda ke depannya.

"Importir ingin harga rendah, sedangkan eksportir ingin harga tinggi. Sudahlah, itu hanya masa lalu. Menjadi anggota OPEC bukan perkara penting lagi bagi Indonesia," ujarnya ketika dihubungi Bareksa.com

Menurut dia, bila Indonesia ingin kepastian pasokan minyak, tidak harus dari anggota OPEC saja karena itu hanyalah masalah diplomasi. Bila kedekatan hanya karena mayoritas anggota OPEC adalah negara Islam, Indonesia juga bisa mendekati melalui organisasi lain seperti Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). "Masalah diplomasi tidak harus melalui OPEC. Ada forum lain."

Selain itu, ada iuran yang harus dibayar oleh anggota OPEC sebesar US$2 juta per tahun. Iuran ini diterapkan sama rata dan tidak terbatas pada jumlah kontribusi produksi dari masing-masing anggota. (Baca juga: Bergabung Lagi dengan OPEC, Apa Keuntungannya Bagi Indonesia?)

Grafik Produksi dan Konsumsi Indonesia 2002-2013

Illustration

Sumber: US Energy Information Administration, International Energy Statistics

Berdasarkan statuta OPEC, organisasi tersebut mengenal 3 jenis keanggotaan, yaitu anggota pendiri (founder member), anggota penuh (full member) dan anggota asosiasi (associate member). Anggota penuh OPEC terdiri atas anggota pendiri dan anggota penuh lainnya yang sudah disetujui. Syarat bergabung menjadi anggota penuh OPEC adalah negara net exporter minyak dengan jumlah substansial dan memiliki kesamaan kepentingan dengan anggota OPEC lainnya dan disetujui oleh mayoritas (tiga per empat) anggota penuh OPEC.

Sementara syarat menjadi associate member adalah negara net exporter minyak yang tidak dapat memenuhi syarat menjadi anggota penuh, tapi mendapat persetujuan mayoritas (tiga per empat) anggota penuh OPEC. Disebutkan juga bahwa negara yang tidak memiliki kesamaan kepentingan dengan anggota penuh tidak akan diterima menjadi associate member.

Sejak 2009, Indonesia meninggalkan kelompok ini saat harga minyak mencapai rekor tertinggi, dan peningkatan permintaan domestik serta penurunan produksi menjadikan Indonesia importir minyak bersih.

Pri menambahkan perlu pekerjaan banyak untuk mengembalikan Indonesia menjadi net exporter, termasuk peningkatan dari sisi hulu dan hilir. Dari sisi hulu, produksi migas atau lifting harus dua kali lipat dari saat ini yang hanya 840.000 barel per hari (bpd). Hal itu tidak mungkin terjadi dalam waktu singkat. Sementara dari sisi hilir, kilang harus ditambah untuk mengolah dan menyimpan minyak. "Dengan begitu, volume impor dapat berkurang," ujarnya.

Kontribusi Pendiri

Dalam pernyataan resminya OPEC mengatakan permintaan Indonesia untuk mengaktifkan kembali keanggotaan penuh sudah disebarkan pada para anggotanya. Sesuai dengan saran dari para anggotanya, OPEC akan memasukkan agenda reaktivasi keanggotaan Indonesia dalam pertemuan pada 4 Desember nanti.

"Indonesia telah berkontribusi banyak terhadap sejarah OPEC. Kami menyambut kedatangan kembali Indonesia ke organisasi ini," tulis pernyataan dari OPEC yang bermarkas di Vienna tersebut seperti dikutip Reuters.

Indonesia merupakan salah satu penggagas OPEC sejak 1962. Namun, lantaran mengalami penurunan produksi disertai dengan ketimpangan pola konsumsi minyak domestik yang menyebabkan defisit, Indonesia memutuskan keluar dari OPEC dengan status "suspended" sejak 2009 lalu (Baca juga: Layakkah Indonesia Bergabung Lagi Dengan OPEC?)

Sementara itu, Menteri ESDM Sudirman Said akan diundang pada pertemuan Desember nanti. Sudirman mengatakan keinginan kembali menjadi anggota akan memberi keuntungan bagi Indonesia dalam penyediaan pasokan minyak langsung dari negara-negara anggota OPEC. Hal ini untuk menyiasati semakin tingginya angka konsumsi minyak yang tak sebanding dengan kemampuan produksi dalam negeri.

"Mereka mendukung Indonesia menjadi anggota penuh karena kita salah satu negara pendiri yang memiliki peran dalam pembentukan dan pengembangan," ujar Sudirman dalam rilisnya.

OPEC memproduksi lebih dari sepertiga produksi minyak dunia. Untuk menjaga pangsa pasarnya yang sebesar 33,3 persen pasokan dunia, OPEC sejak November 2014 mencabut kebijakan kuota yang menjaga harga tetap tinggi.

Grafik Pertumbuhan Produksi Minyak OPEC dan Pasokan Dunia

Illustration

Sumber: OPEC Monthly Oil Market Report Agustus 2015

Pada saat yang sama, produksi Indonesia akan mendorong kenaikan produksi OPEC sekitar 2,6 persen menjadi 33 juta barel per day (bpd), berdasarkan angka pada Juli. Kenaikan produksi itu sudah di atas target resmi OPEC yang hanya 30 juta bpd.

Produksi OPEC tidak pernah melebihi 32 juta bpd sejak 2008, sebelum keluarnya Indonesia dari keanggotaan. Per Juli, volume produksi Indonesia mencapai 840.000 bpd, berdasarkan data International Energy Agency.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua