BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Benarkah Level Risiko Pasar Obligasi Mulai Mengkhawatirkan?

29 Agustus 2015
Tags:
Benarkah Level Risiko Pasar Obligasi Mulai Mengkhawatirkan?
Ilustrasi Surat Utang Negara (SUN) - (AntaraFoto)

Berdasarkan data Bareksa, risiko investasi di pasar obligasi sebenarnya meningkat, tapi belum mengkhawatirkan

Bareksa.com – Perdagangan obligasi pemerintah pada hari ini (Jumat, 28 Agustus 2015) kembali meningkat didorong kenaikan harga obligasi jangka panjang. “Iya, obligasi pemerintah 20 tahun naik 1 persen,” ungkap Mira, salah satu trader obligasi yang dihubungi Bareksa.

Tampaknya, keyakinan pelaku pasar obligasi untuk menaruh investasinya di pasar obligasi masih besar. Padahal, pasar obligasi sebelumnya dikejutkan dengan ditegurnya JP Morgan lantaran memberi rekomendasi underweight terhadap obligasi pemerintah Indonesia. (Baca juga: Dijatuhi Sanksi Menkeu, Benarkah JP Morgan Rekomendasikan Jual Obligasi RI?)

Sebenarnya, seberapa amankah investasi di pasar obligasi Indonesia saat ini?

Promo Terbaru di Bareksa

Berdasarkan data yang diolah Bareksa, risiko investasi di pasar obligasi Indonesia sebenarnya mulai mengalami peningkatan. Hal ini tecermin pada kenaikan Credit Default Swap (CDS) Indonesia. Nilai CDS Indonesia, baik 5 dan 10 tahun, terus mengalami kenaikan sejak akhir Maret lalu.

Berdasarkan kajian Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, CDS merupakan kontrak antara penjual dan pembeli CDS dengan membayar biaya (fixed premium) pada periode tertentu (maturity) dan kompensasi tertentu apabila terjadi credit event. Dengan kata lain, CDS adalah sejenis perlindungan/proteksi atas risiko kredit (credit event). CDS juga menjadi instrumen derivatif kredit yang dapat berfungsi sebagai instrumen hedging maupun spekulasi untuk mendapatkan keuntungan.

Naiknya nilai CDS merupakan indikasi yang menunjukkan peningkatan risiko kredit di suatu negara. Kenaikan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor kondisi fundamental ekonomi seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan juga kondisi pasar obligasi yang kemudian mendorong biaya pinjaman dalam negeri.

Meski demikian, kenaikan CDS ini nilainya belum mencapai level yang mengkhawatirkan seperti pernah terjadi pada 2008 dan 2011. Sebagai informasi, nilai CDS Indonesia pernah menembus level 400 poin saat terjadinya krisis Eropa pada 2011.

Nilai CDS Indonesia masih lebih kecil dibandingkan 4 negara Fragile Five Lainnya

Illustration

Sumber: Bloomberg, diolah Bareksa.com

Kejadian serupa juga pernah terjadi pada 2008, ketika krisis subprime mortage mengguncang pasar Amerika. Bahkan, nilai CDS Indonesia saat itu melonjak hingga ke level 800, level tertinggi selama ini.

Selain itu, nilai CDS juga sempat menyentuh level 300 pada periode September 2012 - Mei 2013 akibat kenaikan harga BBM dan faktor eksternal yang masih belum pulih dari krisis pada 2011. Saat itu, nilai CDS 5 tahun bahkan lebih tinggi dibanding CDS 10 tahun karena dampak kenaikan harga BBM ternyata ikut berimbas kepada melonjaknya nilai inflasi pada bulan itu.

Ketika nilai inflasi mulai terkontrol, nilai CDS pun kembali melandai.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua